Liputan6.com, Cilacap - Ulama ahli Al-Qur’an yang merupakan pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA, Narukan, Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membahas pentingnya menyelamatkan tauhid atau keyakinan umat Islam terhadap keesaan Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pembahasan tauhid kali ini, beliau mengatakan untuk tidak mempercayai guna-guna atau santet. Sebab percaya santet itu sangat membahayakan tauhid kita.
Berdasarkan pengakuannya, beliau telah menyatakan berulang kali perihal ini yang tentu saja mengisyaratkan bahwa pengetahuan akan hal ini sangat penting.
“Saya sudah bolak-balik bilang, untuk menyelamatkan tauhid kita, kita tidak perlu takut santet,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Short @Pati_Unus, Minggu (19/05/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Sikap Gus Baha Terhadap Santet
Gus Baha pun menandaskan, jikalau dirinya diberi tahu kalau disantet, maka dia akan malu kalau baca doa tolak santet.
“Saya berkali-kali dengan segala keangkuhan atau kelebihan, terserah..., umpama saya diberitahu, saya sekarang disantet, saya baca doa tolak santet itu malu,” tandasnya.
“Karena bagi saya tidak ada apa-apa,” sambungnya.
Jikalau terjadi misalnya terkena santet benar, ia berkeyakinan kalau meninggalnya bukan sebab santet, melainkan karena kehendak Allah SWT.
“Lha kalau tembus benar Gus? Seumpama kena betulan, maka keyakinan saya ya saya dimatikan oleh Allah,” paparnya.
Menurutnya beliau tidak bersedia meninggal dalam kondisi syirik karena mempercayai penyebab meninggalnya itu karena santet, bukan atas kehendak Allah.
“Saya tidak mau mati menyedihkan, artinya apa? Tetap mati tapi tetap syirik, karena nyatanya mati keok, tapi meyakini yang membunuh itu sihir/santet,” terangnya.
“Akibatnya mati ditambah matinya campur syirik," imbuhnya.
Advertisement
Doa Tolak Santet
Para ulama mengajarkan amalan untuk menangkal santet atau guna-guna. Menukil NU Online, para ulama menganjurkan memperbanyak membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, Al-Nas setelah shalat wajib dan membaca doa keselamatan yang dikutip dari hadis Nabi agar terhindar marabahaya, termasuk dari sihir:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
rtinya: Dengan lantaran menyebut Nama Allah tidak akan ada sesuatu di bumi dan di langit yang bisa membahayakan. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (HR Abu Dawud dan Al-Tirmidzi).
Dzikir lain yang dibaca setiap selesai shalat wajib berasal dari surat Yunus ayat 81, yakni:
فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ ۖ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ
Artinya: Setelah mereka melemparkan, Musa berkata, “Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan.
Dengan demikian umat Islam secara umum, dan khususnya pesohor maupun tokoh publik yang notabene beragama Islam, sebaiknya membiasakan dzikir, membaca shalawat (juga rajin berdekah) sebagai bentuk mendekatkan diri, meminta pertolongan kepada Allah agar mendapatkan keselamatan, dijauhkan dari marabahaya, serta berkah dalam kehidupannya sehari-hari.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul