Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Wall Street, Investor Menanti Data Ekonomi Jepang

Investor akan hadapi sejumlah data ekonomi pada awal pekan. Bursa saham Asia Pasifik mampu melejit pada Senin, 20 Mei 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Mei 2024, 09:16 WIB
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (20/5/2024) di tengah awal pekan yang penuh dengan data ekonomi. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin (20/5/2024) di tengah awal pekan yang penuh dengan data ekonomi.

Dikutip dari CNBC, China mempertahankan suku bunga pinjaman bertenor satu dan lima tahun masing-masing 3,45 persen dan39,5 persen. Hal itu setelah China menetapkan langkah-langkah untuk mendorong pasar properti. Adapun suku bunga pinjaman bertenor lima tahun merupakan suku bunga acuan untuk KPR.

Indeks Hang Seng naik 0,51 persen setelah pengumuman data ekonomi. Indeks China CSI 300 menguat 0,42 persen.

Adapun investor menanti data perdagangan, inflasi dan data aktivitas bisnis dari Jepang pada pekan ini. Sedangkan Singapura merilis data inflasi April dan gambaran final produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama.

Indeks Nikkei 225 menguat 1,5 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 1,21 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,09 persen dan indeks Kosdaq tergelincir 1,02 persen. Bank sentral Korea Selatan akan merilis keputusan suku bunga pada Kamis pekan ini.

Di sisi lain, investor juga akan mencermati Taiwan seiring Lai Ching-te secara resmi mengambil alih jabatan presiden. Indeks Taiwan sedikit menguat. Indeks ASX 200 di Australia mendaki 0,59 persen.

Pada Jumat pekan lalu di wall street, indeks Dow Jones ditutup di atas level kunci 40.000 untuk pertama kali. Indeks Dow Jones pertama kali mencapai level 40.000 pada perdagangan Kamis, 16 Mei 2024. Namun, penutupan perdagangan pertamanya melewati ambang batas itu pada Jumat, 17 Mei 2024. Indeks Dow Jones naik 134,21 poin atau 0,3 persen ke posisi 40.003,59.

Indeks S&P 500 menguat terbatas 0,1 persen pada perdagangan Jumat pekan ini. Indeks Nasdaq tergelincir 0,1 persen. Head of Research Fundstrat Global Advisors, Tom Lee menuturkan, reli pasar akan berlanjut dalam jangka pendek. Adapun kinerja keuangan Nvidia akan menjadi katalis.


Indeks Dow Jones Sentuh Posisi di Atas 40.000

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, indeks Dow Jones ditutup di atas angka 40.000 pada perdagangan Jumat, 17 Mei 2024 untuk pertama kalinya dalam 139 tahun.

Mengutip CNN, ditulis Minggu (19/5/2024), indeks Dow Jones awalnya melewati ambang batas utama pada Kamis pagi, 16 Mei 2024, dan berakhir lebih rendah. Sementara itu, wall street telah menguat dalam beberapa hari terakhir seiring harapan baru penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Selain itu, laporan pekan ini dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan inflasi sudah mulai mereda, berpotensimembuka jalan bagi bank sentral untuk mulai menerapkan penurunan suku bunga telah diprediksi investor sejak awal tahun.

"40.000 adalah pencapaian yang luar biasa, tetapi pada akhirnya tidak banyak perbedaan antara 39.999 dan 40 ribu,” ujar Chief Market Strategist Carson Group, Ryan Detrick seperti dikutip dari CNN.

Ia menuturkan, indeks Dow Jones sentuh 40 ribu sebagai pengingat yang baik tentang seberapa jauh kemajuan. "Bayangkan berapa banyak orang yang berbicara tentang resesi dan pasar yang lesu sepanjang tahun lalu. Sekarang kita sekali lagi kembali ke titik tertinggi baru," ujar dia.

Ia menambahkan, investor yang bersabar dan mengabaikan semua berita utama yang menakutkan sekali lagi mendapatkan imbalan, seperti yang telah terjadi sepanjang sejarah.

Pada perdagangan pekan ini, indeks acuan ditutup menguat. Akan tetapi, indeks acuan bervariasi di wall street pada Jumat, 17 Mei 2024. Indeks Dow Jones naik 134 poin atau 0,3 persen ke posisi 40.003,59. Ini adalah pekan kelima berturut-turut indeks Dow Jones mencatat kemenangan. Indeks S&P 500 menguat 0,1 persen dan indeks Nasdaq melemah 0,1 persen.

 


Indeks Dow Jones Sentuh 40.000, Ini Kata Analis

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Indeks Dow Jones melewati level 40.000 tidak memberikan banyak manfaat praktis bagi investor,tetapi hal ini menarik perhatian publik dan sejumlah pihak. Hal ini dapat membantu mendorong sentimen optimistis tersebut.

“Tonggak sejarah Dow Jones 40.000 juga menunjukkan betapa tangguhnya ekonomi Amerika Serikat, pada saat ada banyak seruan untuk resesi,” ujar Chief Market Strategist  B.Riley Financial, Art Hogan.

Ia menambahkan, pentingnya indeks Dow Jones ke posisi 40.000 tersebut menjadi penegasan laba perusahaan meningkat dan kepercayaan investor tetap kuat.

Bagi banyak masyarakat AS, Dow berarti saham. Sejumlah saham dalam indeks tersebut mulai dari Microsoft hingga McDonald’s hingga Chevron, mewakiliki beberapa perusahaan terbesar di AS dan dimiliki secara luas oleh investor ritel dan institusi.


Perjalanan Indeks Dow Jones 40.000

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Berikut perjalanan penting indeks Dow Jones sentuh 40.000:

1.Dow terbentuk: Penutupan harian pertama pada 26 Mei 1896, adalah di posisi 40,94. Dow tidak memulai dengan baik, anjlok 30 persen ke level terendah sepanjang masa di 28,48 pada Agustus tahun itu.

Dow 100: Dow pertama kali ditutup dalam tiga digit pada Januari 1906.Hal ini menandai rata-rata kenaikan yang mengesankan yang mencapai ke titik terendah sepanjang masa saat Teddy Roosevelt menjadi presiden.

Koreksi pada 1929: Indeks Dow turun 38 poin pada 28 Oktober, dan 31 poin pada hari berikutnya. Hal ini mungkin tidak terdengar buruk saat ini, tetapi hal ini mewakili penurunan berturut-turut sebesar 13 persen dan 12 persen dari valuasi Dow. Penurunan tersebut termasuk penurunan satu hari terburuk dalam sejarah indeks.

Dow 1.000: 14 November 1972, Richard Nixon baru saja memenangkan pemilihan kembali dengan kemenangan di 49 negara bagian. Selain itu, komponen Dow juga tidak berubah selama 13 tahun, termasuk Woolworth, Eastman Kodak dan International Nickel.

Indeks Dow jatuh pada 1987: Pada 19 Oktober, indeks Dow anjlok 508 poin,penurunan 23 persen yang masih merupakan persentase penurunan satu hari terbesar dalam sejarah. Sepekan kemudian terjadi penurunan sebesar 8 persen.Namun, dampak buruknya tidak berlangsung lama. Dalam setahun,  Dow kembali ke tingkat sebelum jatuh.

Dow 10.000: 29 Maret 1999. Kegembiraan yang tidak masuk akal dari gelembung teknologi sedang berlangsung saat Dow naik 1.000 poin dalam waktu kurang dari setahun untuk mencapai tolok ukur ini. Kemudian indeks naik 1.000 poin lebih hanya dalam bulan berikutnya. Setahun kemudian, gelembung saham dot-com meledak, menyebabkan Dow Jones anjlok hampir 30 persen pada September 2001.

 


Indeks Dow Jones pada 2008 hingga Sentuh 30.000

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Kehancuran pada 2008-2009: Krisis keuangan menyebabkan Dow kehilangan sekitar setengah nilainya dalam waktu kurang dari satu tahun, mencapai titik terendah hingga ditutup pada 6.547 pada 9 Maret 2009. Hari terburuknya adalah pada 29 September 2008,ketika Dow melemah yang menjadi rekor 778 poin setelah Kongres tolak dana talangan bank USD 700 miliar. Kemudian dana talangan itu disetujui.

Dow 15.000: 7 Mei 2013.Saat ekonomi terus pulih dari resesi hebat, Dow mengalami salah satu periode pasar bullish terkuat saat  ini. Indeks Dow melampaui 15.000 dan menutup tahun ini dengan kenaikan 26,5 persen, menandai kinerja setahun penuh terbaik dari pasar bullish saat ini. Dow hampir menyamai 2017, naik 25 persen.

Dow 20.000: 25 Januari 2017. Pasar saham mencatat pergerakan positif sejak pemilu 2016 dengan Dow menguat hampir 10 persen seiring investor menantikan penurunan pajak dan pengurangan regulasi di bawah pemerintahan Donald Trump.

Dow 25.000: 4 Januari 2018. Pengesahan pemotongan pajak Trump, terutama penurunan tarif pajak perusahaan pada Desember 2017 membantu mendorong indeks antara 20.000-25.000.

Dow 30.000: 24 November 2020.COVID-19 membuat pasar saham anjlok pada musim semi 2020. Namun, harapan baru terhadap vaksin dan hasil pemilihan presiden mengakhiri era ketidakpastian di wall street sehingga membuat pasar saham kembali bergerak.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya