Keunggulan Starlink Elon Musk, Punya 5.000 Satelit Mengorbit di Luar Angkasa

CEO Spacex sekaligus Tesla Inc Elon Musk telah resmi meluncurkan Starlink, layanan internet berbasis satelit

oleh Septian Deny diperbarui 20 Mei 2024, 14:50 WIB
Uji coba pertama dilakukan dengan melakukan hubungan langsung menggunakan layanan koneksi internet Starlink dengan Puskesmas Pembantu Bumbungan, Klungkung, Bali. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta CEO Spacex sekaligus Tesla Inc Elon Musk telah resmi meluncurkan Starlink, layanan internet berbasis satelit di Puskesmas Pembantu, Desa Sumerta Kelod, Kota Denpasar pada Minggu sore (19/5/2024) kemarin.

Peluncuran Starlink tersebut dihadiri Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono dan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.

"Internet bisa menjadi life saver untuk semua bidang, terutama kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ini (Starlink) untuk kesehatan dan saya rasa bisa ditransformasikan untuk pendidikan juga, kalau anda bisa mengakses internet, anda bisa pelajari segalanya secara mudah dan cepat. Kehadiran internet pun dapat membawa dampak yang signifikan pada perekonomian suatu daerah. Masyarakat di pedesaan bisa menjual produk atau jasa secara online kepada konsumen di dunia," tutur Elon Musk dalam peluncuran tersebut dikutip Senin (20/5/2024).

Internet Starlink menggunakan jaringan satelit low earth orbit (LEO) atau satelit orbit rendah bumi. Dengan satelit LEO Starlink mampu menyediakan akses internet ke lokasi terpencil atau area yang memiliki tantangan geografis dan tidak dapat dijangkau oleh infrastruktur komunikasi konvensional.

"Saya mewakili masyarakat Denpasar bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas dipilihnya Kota Denpasar, khususnya Puskesmas Pembantu Desa Sumerta Kelod sebagai lokasi awal peluncuran Program Starlink. Hal ini merupakan wujud nyata dalam mendukung percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan," papar Walikota Denpasar I Gusti Ngurah (IGN) Jaya Negara.

"Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan akes, kecepatan dan kualitas pelayanan dengan digitalisasi, sehingga pelayanan bisa dilaksanakan lintas provinsi, kabupaten, hingga lintas pulau. Jadi harapan kami dengan adanya starlink pelayanan di puskesmas-puskesmas semakin cepat dan berkualitas," lanjut dia.

 


Akses Internet

Kedatangan Elon Musk di Puskesmas Sumerta Kelod, Bali untuk meresmikan peluncuran layanan internet satelit Starlink. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Akses internet sangatlah penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini utamanya bagi daerah terpencil yang saat ini akses internetnya sangat minim. Ada sekitar 10 ribu puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebanyak 2.700 puskesmas memiliki koneksinya buruk dan 700 puskesmas tidak memiliki koneksi internet, Nantinya layanan internet Starlink bisa diakses oleh 3.400 puskesmas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang tersebar di 7.000 pulau di Indonesia.

"Melalui akses internet yang merata di seluruh provinsi, maka digitalisasi dalam layanan kesehatan dan pendidikan di Indonesia bisa terus meningkat. Jadi inilah yang kita kejar untuk mendukung optimalisasi pelayanan kesehatan berbasis digital dengan adanya akses internet Starlink ini, jadi semua terhubung, dan memungkinkan kita melaksanakan telemedicine, dimana pasien dan dokter spesialis dapat berkonsultasi secara daring. Sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bisa menikmati akses informasi dan jaringan internet cepat sama seperti halnya mereka yang tinggal di wilayah perkotaan," ujar IGN Jaya Negara.

 


Kecepatan Internet Fiber Optik vs Berbasis Satelit

Elon Musk dalam Opening Ceremony World Water Forum ke-10 yang digelar di Mangapura Hall, Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Senin (20/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Kecepatan internet fiber optik tetap lebih unggul daripada layanan internet berbasis satelit, namun layanan internet via fiber optik tetap memiliki kelemahan yaitu jangkauan yang terbatas dan sulit menjangkau daerah-daerah pelosok.

Sementara jaringan internet yang mengandalkan satelit rentan mengalami gangguan jika terjadi perubahan cuaca. Oleh karena itu kedua layanan internet tersebut saling melengkapi, layanan internet berbasis satelit tetap dibutuhkan untuk wilayah pedalaman, tertinggal, dan terpencil, sedangkan internet berbasis kabel fiber optik hanya menjadi solusi untuk wilayah perkotaan.

"Saat ini Starlink memiliki sekitar 5.000 satelit mengorbit di luar angkasa. Saya berharap, jika langkah awal penerapan ini berhasil, program starlink ini dapat dikembangkan ke masyarakat. Hal ini utamanya dalam mendukung pemenuhan pelayanan akses internet di masyarakat. Jadi kedepan jika berhasil, harapan kita bisa merambah ke masyarakat, dengan konsep meminimalisir dan mengurangi adanya kabel, ini starlink kan operasionalnya berbasis satelit tanpa kabel melintang, jadi bertahap kita jajaki, termasuk regulasinya," ungkap Jaya Negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya