Liputan6.com, Teheran - Pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan resmi menyusul tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dan rombongannya dalam kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin (20/5), pemerintah Iran menyebutkan bahwa presiden populer Iran, Ayatullah Raisi, syahid pada hari ulang tahun Imam Reza, yakni imam syiah kedelapan. Raisi sendiri adalah presiden Iran kedelapan.
Advertisement
"Presiden yang tak kenal lelah dan pekerja keras ini melakukan pengorbanan terbesar dalam upayanya mengabdi pada negaranya," sebut pernyataan yang sama, seperti dilansir kantor berita Iran, IRNA.
Raisi dikenang pula selalu mengambil langkah-langkah untuk membantu kemajuan negara.
Para menteri kabinet menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati, ketua tim pengawal Raisi, Mehdi Mousavi, serta pejabat lain yang mendampingi mereka.
"Kami menjamin ... jalan pengabdian akan terus berlanjut dengan semangat Ayatullah Raisi tak kenal lelah, pahlawan dan abdi bangsa serta sahabat setia para pemimpin, dan dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa serta kerja sama dari orang-orang terhormat, tidak akan ada kekurangan dalam pengelolaan negara ini," ungkap pernyataan itu.
Mohammad Mokhber Jadi Presiden Sementara?
Melansir Al Jazeera, Wakil Presiden Mohammad Mokhber akan mengambil alih kekuasaan setelah kematian Raisi.
Menurut Konstitusi Iran, jika presiden meninggal atau tidak mampu, wakil presiden pertama akan mengambil alih jabatan tersebut hingga pemilu diadakan dalam jangka waktu maksimal 50 hari.
Ucapan belasungkawa pun mengalir atas musibah yang dialami Iran.
Kelompok Hamas mengatakan mereka merasakan "kepedihan dan kesedihan" yang sama dengan rakyat Iran pasca kematian Raisi dan pejabat lainnya. Selain itu, Hamas menyatakan "solidaritas penuh" terhadap Iran.
Hamas menambahkan bahwa mendiang pejabat Iran memiliki sejarah "sikap terhormat" dalam mendukung rakyat Palestina dan perlawanan terhadap Israel, termasuk upaya untuk menghentikan perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
"Kami yakin Republik Islam Iran akan mengatasi dampak kehilangan besar ini; saudara-saudara di Iran memiliki institusi yang dapat menangani krisis parah ini," kata Hamas, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro turut menyampaikan belasungkawa kepada Iran dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, dengan mengatakan bahwa Raisi adalah "teman tanpa syarat" bagi Venezuela.
"Pelukan sepenuh hati dari Republik Bolivarian Venezuela. Anda, Iran, adalah contoh martabat, moralitas, dan perlawanan," tulis Maduro dalam unggahan media sosialnya.
Perdana Menteri India Narendra Modi melalui platform X alias Twitter menuliskan, "Sangat sedih dan terkejut atas meninggalnya Dr. Seyed Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran secara tragis. Kontribusinya dalam memperkuat hubungan bilateral India-Iran akan selalu dikenang. Saya turut berbelasungkawa yang tulus kepada keluarganya dan rakyat Iran. India mendukung Iran di masa duka ini."
Advertisement
Calon Kuat Penerus Khamenei
Raisi yang tewas pada usia 63 tahun dikenal sebagai tokoh yang mewakili faksi konservatif dan garis keras dalam politik Iran. Dia menjabat sebagai presiden selama hampir tiga tahun dan diyakini akan mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun depan.
Sosoknya, yang merupakan mantan ketua mahkamah agung, disebut-sebut sebagai calon kuat penerus Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun.