Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan tidak selalu mulus seperti jalan tol, kadang-kadang, kita dihadapkan pada momen-momen yang sulit atau menyakitkan. Salah satunya adalah ketika kita berinteraksi dengan orang-orang yang membuat kita sedih, kecewa, atau marah.
Perasaan-perasaan negatif ini adalah hal yang wajar dalam keseharian hidup manusia.
Bagaimana cara memaafkan seseorang dengan tulus?
Menurut Buya Yahya, keputusan untuk memaafkan seseorang harus datang dari diri kita sendiri. Kita diberi pilihan untuk menolak memaafkan atau berniat memaafkan dengan tulus.
Tidak ada orang lain yang bisa membuat keputusan itu untuk kita, semuanya adalah tanggung jawab pribadi.
Dalam sebuah kajian di kanal Youtube @Al Bahjah TV, Buya Yahya menjawab pertanyaan seorang jama'ah tentang bagaimana cara memaafkan seseorang dengan tulus, bahkan ketika hati masih penuh kebencian.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Sulitnya Hilangkan Kebencian
Buya Yahya menjelaskan bahwa menghilangkan kebencian dari hati tidaklah mudah. Namun, kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk melawan kebencian tersebut.
"Hal ini bisa dilakukan dengan berdoa kepada Allah untuk menghilangkan kebencian tersebut dan memastikan bahwa kebencian itu tidak tercermin dalam perilaku kita," ujarnya.
Dengan cara ini, kita mendapatkan pahala jihad dan meningkatkan pangkat di sisi Allah. Kita harus memerangi kebencian yang ada dalam hati kita sehingga kita bisa mencapai kemampuan untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti kita.
Dalam intisari jawaban Buya Yahya, ia menegaskan pentingnya untuk tidak membiarkan kebencian merajalela dalam hati kita.
Advertisement
Lakukan Ini Jika Hati Masih Ada Kebencian
Jika kita berusaha membersihkan hati dari kebencian, maka kita akan mampu untuk ikhlas memaafkan orang lain. Kekuatan untuk melawan hawa nafsu adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia.
Jadi, jika kita mengalami kesulitan dalam memaafkan seseorang, kita harus berjuang melawannya. Dengan cara ini, kita akan mendapat pahala jihad dan bisa mencapai keikhlasan dalam memaafkan.
"Jangan ngaku sudah bersih hatinya namun masih terbayang sakitnya dan langsung kebawa, bahkan kalau benar sudah bersih hatinya, berarti mudah memaafkan," katanya.
"Namun sebaliknya jika masih belum bisa, dan berusaha untuk membersihkan hatinya, maka ia tidak akan menampakkan dzahirnya atau mimik wajah dan sikapnya tidak diperlihatkan, itulah yang paling penting dan utama,"jawab Buya Yahya.
Maka dapat disimpulkan dari jawaban Buya Yahya adalah, jika memang ada perasaan benci dan sulit memaafkan orang lain maka lawanlah!
Allah memberikan kelebihan kepada kita hawa nafsu disertai kekuatan dalam melawan dan memperjuangkannya sehingga kita diberi pahala jihad karena telah memerangi rasa benci tersebut hingga kita dapat memaafkan orang lain.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul