Liputan6.com, Jakarta - Sebuah insiden pesawat jatuh menghebohkan warga di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten pada Minggu 19 Mei 2024 kemarin. Insiden terjadi tepatnya di samping lapangan Sunburst dan puing-puingnya menyebar di sekitaran lokasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary mengatakan, insiden tersebut telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Advertisement
"Benar, korban tiga orang meninggal. Dua masih di dalam pesawat, satu tergeletak di luar," tutur Ade saat dikonfirmasi, Minggu 19 Mei 2024.
Ketiga korban tersebut merupakan Pilot, Co-Pilot dan mekanik pesawat. Para korban sudah dibawa ke kamar jenazah RS Kramat Jati Polri, untuk diidentifikasi sejak minggu lalu.
Adapun, hasil identifikasi menyebutkan korban merupakan awak pesawat, tidak ada warga sipil yang menumpang dalam pesawat tersebut. Mereka adalah Pulung Darmawan (39), Mayor (Putn) Suwanda, dan Farid seorang teknisi pesawat.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto mengungkapkan, tidak ditemukan adanya luka bakar pada tubuh korban.
"Luka bakar enggak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu malam.
Walaupun tidak ada luka bakar, luka benturan yang dialami oleh para korban merupakan luka yang cukup serius.
"(Kondisi) tidak utuh, tapi tidak terbakar," kata Jenderal Bintang Satu Polri ini.
Berikut adalah beberapa fakta terkait kecelakaan pesawat di kawasan BSD yang telah dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. 3 Orang Meninggal Dunia
Pesawat jatuh di kawasan BSD, Tangerang Selatan (Tangsel). Akibat insiden tersebut, tiga korban dilaporkan meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary membenarkan peristiwa tersebut. Videonya sendiri sempat viral di sosial media.
"Benar, korban tiga orang meninggal. Dua masih di dalam pesawat, satu tergeletak di luar," tutur Ade saat dikonfirmasi, Minggu 19 Mei 2024.
Menurut Ade, pesawat tersebut berjenis Indonesia Flying Club Pondok Cabe PK-IFP. Pihak kepolisian masih menangani kasus tersebut.
"TKP pesawat jatuh di Jalan Lap Sunbres," jelas dia.
Advertisement
2. Pesawat Milik Indonesia Flying Club
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, pesawat yang jatuh di BSD, Tangerang Selatan (Tangsel) milik Indonesia Flying Club atau Perkumpulan Penerbang Indonesia.
Juru Bicara (Jubir) Kemenhub Adita Irawati menyampaikan, pesawat milik Indonesia Flying Club tersebut berjenis Tecnam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP.
"Pesawat PK-IFP dengan tiga orang on board, satu penerbang, satu engineer, dan satu penumpang, dan saat ini masih dalam proses evakuasi di lokasi,” tutur Adita kepada wartawan, Minggu 19 Mei 2024.
Mengenai detail peristiwa, lanjutnya, hal itu akan disampaikan bersama Tim KNKT dan Inspektor Penerbangan dari Ditjen Perhubungan Udara.
“Serta kepolisian setempat,” kata Adita.
3. Rute Terbang Pesawat: Pondok Cabe-Tanjung Lesung
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary menyampaikan, pesawat jatuh di BSD Tangsel memiliki rute penerbangan Pondok Cabe-Tanjung Lesung.
Ade Ary menyampaikan, pesawat tersebut lepas landas atau take off dari Bandara Pondok Cabe sekitar pukul 11.36 WIB.
"Landing Tanjung Lesung Bandara Salakan Negara, ground time pemberitahuan sebelum take off dari Tanjung Lesung sekitar pukul 13.10 WIB,” tutur Ade saat dikonfirmasi, Minggu 19 Mei 2024.
"Lanjut take off kembali dari Tanjung Lesung ke Pondok Cabe,” sambungnya.
Advertisement
4. Korban Dibawa ke RS Polri
Ketiga korban meninggal yang diketahui merupakan Pilot, Co-Pilot dan mekanik pesawat, sudah dibawa ke kamar jenazah RS Kramat Jati Polri pada minggu siang, untuk idetifikasi lebih lanjut.
Dari data yang dihimpun, ketiga korban semuanya adalah awak pesawat atau tidak ada warga sipil yang menumpang pesawat tersebut.
Mereka adalah Pulung Darmawan (39), Mayor (Putn) Suwanda, dan Farid seorang teknisi pesawat.
Sementara bangkai pesawat hingga saat ini masih berada di lokasi kejadian. Anggota Basarnas, Kepolisian dan KNKT pun masih berada di lokasi kejadian, untuk identifikasi penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
5. Tidak Ditemukan Luka Bakar
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto mengungkapkan, kondisi ketiga jenazah korban pesawat jatuh tidak ditemukan adanya luka bakar.
"Luka bakar enggak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu malam.
"Luka bakar enggak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu malam.
Meski tidak ada luka bakar, Hariyanto mengungkapkan bahwa luka benturan yang dialami para korban cukup serius.
"(Kondisi) tidak utuh, tapi tidak terbakar," kata Jenderal Bintang Satu Polri ini.
Advertisement
6. Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangsel Dipulangkan ke Keluarga
Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati Jakarta Timur menangani ketiga jenazah korban meninggal dunia dalam insiden pesawat jatuh di wilayah BSD Tangerang Selatan (Tangsel). Seluruhnya kini telah dipulangkan ke keluarga masing-masing.
"Tadi malam bisa kita selesaikan dan pagi hari ini mulai pukul 04.25 WIB korban atas nama S kita serahkan kepada keluarga dan dikirim ke Cirebon, kemudipesawat jatuhan pada pukul 09.17 WIB atas nama P kita kirim ke Semarang. Kemudian, atas nama Farid Ahmad pukul 09.35 WIB sudah kita serah terimakan kepada keluarga dan dibawa ke Bandung,” tutur Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Brigjen Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (20/5/2024).
Menurut Hariyanto, pengurusan jenazah korban meninggal dunia dalam peristiwa pesawat jatuh itu sudah tuntas. Sejauh ini, proses identifikasi almarhum tidak sulit lantaran profil para korban tercatat sebelum peristiwa.
"Jadi kita hanya memastikan. Dan kondisi jenazah tidak seperti biasanya, misalnya ada kebakaran dan sebagainya, itu memang agak sulit tapi ini masih bisa diidentifikasi dengan premier secara finger print atau sidik jari,” jelas dia.
7. Saksi Sempat Dengar Suara Minta Tolong
Seorang warga sekitar, bernama Ali yang melihat pertama kali detik-detik jatuhnya pesawat tersebut, mengaku sempat mendengar salah seorang korban yang meminta tolong dengan lirih.
Ali menjelaskan, saat kejadian tersebut dirinya sedang duduk di warung sekitar lokasi. Kemudian, terdengar suara benturan keras yang awalnya dia pikir adalah tabrakan mobil. Sebab tak jauh dari lokasi adalah lampu merah akses menuju Lapangan Cilenggang atau mau menuju kawasan BSD.
Ali menjelaskan, saat kejadian tersebut dirinya sedang duduk di warung sekitar lokasi. Kemudian, terdengar suara benturan keras yang awalnya dia pikir adalah tabrakan mobil. Sebab tak jauh dari lokasi adalah lampu merah akses menuju Lapangan Cilenggang atau mau menuju kawasan BSD.
"Saya datangin suara itu, ternyata ada kapal jatuh. Ada korban juga satu yang terpental keluar," ungkapnya.
Kemudian, dirinya mendekati pesawat jatuh tersebut dan melihat dua korban terjepit di dalam pesawat.
"Dua korban di dalam, yang satunya di luar. Yang di dalam posisi kakinya terjepit. Sempat bilang tolong satu kali. Kalau yang dua memang sudah meninggal," ujarnya.
Advertisement