Liputan6.com, Jakarta - Gunung Colo adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terletak di Pulau Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Gunung ini berada di tengah Teluk Tomini, bagian utara Sulawesi.
Gunung dengan ketinggian 486 mdpl ini masuk dalam wilayah Kabupaten Tojo Una-Una. Gunung Colo terakhir meletus dahsyat pada 1983 yang mengancurkan dua per tiga bagian pulau.
Advertisement
Gunung Colo merupakan gunung api yang menyendiri di Teluk Tomini dan berada jauh dari zona subduksi. Gunung api yang berada terdekat adalah gunung-gunung di daratan Sulawesi Utara hasil subduksi proses geologi di kerak bumi.
Gunung Colo bukan termasuk gunung api yang terbentuk akibat proses subduksi lempeng. Dikatakan demikian akibat beberapa hal, salah satunya karena wilayah di Teluk Tomini terdapat cukup banyak episentrum gempa.
Masih banyak hal mengenai Gunung Colo selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Colo yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Senin, 21 Mei 2024.
1. Satu-satunya Gunung Berapi di Sulawesi Tengah
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Gunung Colo di Pulau Una-Una adalah satu-satunya gunung berapi aktif di Sulawesi Tengah. Pulau ini sebenarnya cukup populer di kalangan para penyelam yang kerap menikmati keindahan bawah laut Sulawesi.
Gunung berapi ini hanya meletus tiga kali dalam sejarah, namun letusan terbaru terjadi pada 1983 yang menghancurkan pulau tersebut, mengubah bentuk sungai secara permanen, dan memaksa seluruh penduduk untuk mengungsi.
2. Titik Awal Pendakian
Jika menggunakan sepeda motor, Gunung Colo bisa dilalui dengan perjalanan setengah hari yang mudah dari Nino's Homestay atau Sanctum Resort di pulau yang sama. Una-una sendiri lebarnya sekitar 10 kilometer dan aktivitas gunung berapi utama serta titik tertinggi di pulau ini cukup sentral.
Untuk mencapai pulau ini, sebagian besar wisatawan pertama-tama mencapai Wakai menggunakan kapal feri umum lambat dari Ampana atau Gorontalo atau speedboat dari Ampana. Jarak tempuhnya paling cepat sekitar 90 menit.
Jika menginap di resor penyelam Sanctum maka biasanya Anda akan diantar langsung ke Una-Una dari Wakai sekitar Rp1 juta. Namun alternatifnya, Anda bisa menyewa kapal yang lebih lambat di Wakai dengan harga lebih murah yakni sekitar Rp700 ribu (harga pada tahun 2022).
3. Bagian Pulau yang Terisolasi
Pulau ini merupakan kelompok Kepulauan Togean yang paling terisolasi di Teluk Tomini. Namun aksesnya cukup mudah mengingat betapa populernya pulau-pulau tersebut di kalangan penyelam.
Advertisement
4. Rute Pendakian Melewati Hutan Lebat dan Sungai
Homestay dan desa di Una-una berada di sebelah timur pulau. Gunung berapi dapat dicapai dari sisi ini melalui hutan lebat, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam sekali jalan.
Dalam perjalanan Anda akan menyusuri sungai yang lebar, kering, dan berpasir. Pemandangannya memesona sudah dapat terlihat saat melewati sungai. Sungai di sini tampak melebar akibat aliran piroklastik pada 1983 ketika gunung berapi tersebut terakhir kali meletus.
Dari sini hanya diperlukan waktu sekitar 90 menit untuk mencapai kawah gunungnya. Disarankan untuk memulai pendakian pada jam 7 pagi, agar bisa kembali ke penginapan untuk makan siang.
5. Danau dan Habitat Burung Bangau
Anda mungkin bisa mencium bau belerang. Jalan setapak mengarah ke bawah di ketinggian 234 mdpl akan menuju sebuah danau besar yang tak terduga.
Nantikan bangau dan burung pekakak di sini menunggu untuk menangkap banyak ikan yang menghuni danau ini. Dari tepi danau Anda akan melihat ke kiri, puncak tertinggi pulau yang berhutan lebat, yang sepertinya tidak ada yang mengunjungi dan tidak ada jalan setapak menuju ke sana.
Di sebelah kanan, di seberang danau, Anda mungkin akan melihat sejumlah emisi vulkanik membubung di atas pepohonan. Hanya dibutuhkan 5 atau 10 menit berjalan kaki menuju kawah pertama dari dua kawah berpasir yang terpisah.
6. Proses Unik Terbentuknya Gunung Colo
Gunung Colo diperkirakan terbentuk akibat rifting by subduction rollback. Rifting ini terjadi pada daerah Teluk Tomini yang merupakan implikasi dari subduction rollback.
Subduction rollback adalah peregangan kerak akibat perubahan sudut dari lempeng yang menunjam (subducting slab). Subduksi ini terjadi di Laut Sulawesi, strike subduksi tersebut sejajar dengan garis pantai Lengan Utara Sulawesi.
Daerah ini adalah Palung Sulawesi Utara. Dengan adanya peregangan kerak di Teluk Tomini tersebut, artinya kerak di bawah Teluk Tomini semakin menipis.
Peregangan ini sendiri terjadi pada Pliosen hingga Pleistosen. Dalunya, cekungan Gorontalo di Teluk Tomini tidak sedalam sekarang. Cekungan ini mulai mendalam pada Miosen hingga Pliosen (7-5 juta tahun yang lalu) seiring tekukan lempeng yang menunjam ke arah selatan di Laut Sulawesi.
Karena penipisan kerak tersebut, terjadi pemekaran di wilayah Teluk Tomini. Pemekaran ini terbentuk akibat kerak bumi yang memiliki elastisitas rendah, sehingga bila ditarik maka akan meregang dan sedikit mekar, tapi tidak seperti karet.
Advertisement