Liputan6.com, Sidney - Pemerintah Australia memasang target 82 persen listrik yang dipakai pada 2035 dihasilkan dari energi terbarukan. Terkesan ambisius, namun target ini diyakini dapat tercapai pada waktu yang ditentukan.
“Kami yakin bahwa kami dapat memanfaatkan lebih dari 80% energi terbarukan dalam sistem kelistrikan kami. Dan menurut kami hal ini ambisius, namun dapat dicapai,” kata Jenny McAllister, Australian Assistant Minister for Climate Change and Energy saat ditemui Liputan6.com di Sidney (20/5/2024).
Advertisement
Upaya penggunaan listrik dari energi terbarukan merupakan bagian dari Net Zero Plan (NZP) yang dicanangkan pemerintah Australia. Emisi nol persen itu sendiri diproyeksikan akan tercapai pada 2050.
Energi terbarukan seperti energi sinar matahari dan angin yang sedang digiatkan pemerintah Australia akan mengurangi porsi energi fosil yang saat ini banyak dipakai.
“Hal ini tentu saja berarti bahwa peran bahan bakar fosil dalam sistem ketenagalistrikan kita akan menurun,” jelas Jenny.
Di sisi lain, kesadaran pelaku pasar dan masyarakat Australia akan pemakaian energi terbarukan juga kian meningkat.
“Secara khusus, proyeksi yang diberikan kepada kami oleh operator pasar energi menunjukkan hal yang baik. Kami melihat adanya penurunan yang sangat signifikan dalam kontribusi pembangkit listrik berbahan bakar batubara antara saat ini dan 2035,” ungkapnya.
Investasi
Segala rencana yang dibuat pemerintah Australia diyakini masih on the track, termasuk masalah investasi. Berkembangnya investasi di bidang energi terbarukan disebutkan Jenny dikarenakan inisiatif kebijakan yang dilakukan saat ini.
“Saya rasa, ada dua inisiatif kebijakan yang sangat penting, yang pertama berkaitan dengan transmisi, dan satu lagi yang berkaitan dengan pembangkit listrik. Keduanya dirancang untuk mendorong investasi kerena kami memiliki sistem energi yang aman dan terjangkau.”
Net Zero Plan
Rencana Net Zero Pemerintah Australia merupakan aksi untuk memperlambat perubahan iklim.
Australia terikat dengan Perjanjian Paris, dan berkomitmen terhadap tujuan global untuk menahan kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 °C dan mengupayakan menjaga pemanasan di bawah 1,5 °C.
Net Zero Plan akan memandu transisi mereka dalam menuju target emisi gas rumah kaca nol pada tahun 2050.
Bersamaan dengan NZP, Pemerintah Australia juga akan menetapkan target pengurangan emisi tahun 2035 yang ambisius namun dapat dicapai. NZP akan melanjutkan kebijakan pengurangan emisi pemerintah Australia saat ini. Ada 4 bagian dari rencana tersebut, yakni, mekanisme pengamanan, 82 persen target listrik terbarukan, skema investasi pembangkit listrik, dan standar efisiensi kendaraan baru.
Advertisement
PLN: Mulai Agustus 2024 Listrik di IKN 100 Persen Pakai Energi Bersih
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, mengatakan mulai Agustus 2024 penyaluran listrik di Ibu Kota Nusantara (IKN) dipastikan 100% listrik yang berasal dari energi bersih.
"Pada Agustus (2024) nanti listrik dari IKN sudah 100% berbasis pada listrik hijau," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Kamis (4/4/2024).
Darmawan menyebut, energi bersih tersebut akan dialiri melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt (MW). Adapun untuk groundbreaking PLTS telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (2/11/2023).
Proyek PLTS ditempatkan di lahan seluas 80 hektare (ha). Lahan tersebut, merupakan lahan milik Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). PLTS 50 MW itu apabila telah beroperasi secara penuh, mampu menyalurkan listrik ke gardu induk. Dari PLTS, nantinya listrik akan tersalurkan ke gardu induk GIS IV yang ada di IKN.
"Kami mengusahakan transisi energi berjalan dengan baik," ujar Darmawan.
Hasil Kerja Sama PLN
Sebelumnya, pembangunan PLTS di IKN merupakan hasil kerja sama PLN Nusantara Power (NP) dengan Sembcorp Utilities Pte. Ltd. yang merupakan perusahaan energi asal Singapura.
Proyek senilai USD 64 juta ini merupakan proyek bersama (joint venture) antara PLN Nusantara Renewables dan Sembcorp Utilities PTe. Ltd sebagai perusahaan energi asal Singapura.
Kepemilihan saham dalam proyek PLTS tersebut sebesar 51 persen untuk PLN Nusantara Renewables dan 49 persen untuk Sembcorp.
Advertisement