Luncurkan Buku Citarum Harum, Menko Luhut Harap Presiden RI Selanjutnya Lanjutkan Pemeliharaan Sungai

Menko Luhut berharap agar pemeliharaan sungai dapat dilanjutkan oleh pemerintahan Indonesia baru.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Mei 2024, 17:25 WIB
Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara peluncuran Buku Citarum Harum di Hotel Laguna, Bali, Senin (20/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap agar presiden Indonesia terpilih selanjutnya dapat terus melanjutkan program pemeliharaan sungai. Hal ini disampaikannya dalam peluncuran buku "Citarum Harum", proyek pemerintah untuk membenahi Sungai Citarum.

Acara tersebut dilakukan di sela-sela rangkaian acara World Water Forum ke-10. 

Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin turut hadir dalam acara tersebut.

"Menurut saya buku ini bagus. Nanti kita serahkan kepada Bapak Presiden, ini juga kita lakukan sesuai perintah Bapak Prsiden," kata Luhut dalam peluncuran buku "Citarum Harum" di Hotel Laguna, Nusa Dua, Senin (20/5/2024).

"Nanti kepada Presiden terpilih juga biar lihat supaya program ini jangan berhenti karena banyak sungai yang menjadi sumber kehidupan itu kotor dan ini sekaligus pembelanjaran dan untuk mendisiplinkan bangsa kita," lanjutnya.

Luhut sendiri sempat mengenang tentang bagaimana proyek pembenahan Sungai Citarum itu bermula.

"Saya ingat balik betul tahun 2018, tadi foto dan video yang disampaikan menunjukkan bagaimana waktu itu Sungai Citarum menjadi The Dirtiest River on Earth itu dulunya, kalau saya tidak keliru di Washington Post atau New York Times," paparnya.

Hal tersebut, kata Luhut, menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mulai membenahi Sungai Citarum. Terlebih, ia menyadari dampak langsung terhadap masyarakat dari kotornya Sungai Citarum.

"Karenda dampaknya itu pada banjir di Bandung dan itu menjadi malapetaka dimana-mana. Dan juga kualitas air yang jorok ini juga masuk ke dalam irigasi dan masuk ke Waduk Jatiluhur dan ikan di sama makan kotoran itu, kita makan ikan itu, yang kemudian berdampak bagi ibu-ibu produktif, anaknya bisa cacat dan kita juga bisa cacat," jelas dia.

"Jadi, banyak sekali implikasi negatif dari ini semua."

 


Sulitnya Beri Hukuman bagi Industri

Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara peluncuran Buku Citarum Harum di Hotel Laguna, Bali, Senin (20/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Dalam proyek pembersihan Sungai Citarum, Luhut turut menyampaikan apresiasinya terhadap sektor atau bidang-bidang yang bekerja secara khusus.

Ia menggarisbawahi bahwa mereka yang turun langsung ke lapangan melakukan pekerjaan yang tidak mudah.

"Tugas dari sektor itu bukan hanya membersihkan, mengatur kebersihan ampah tapi juga bagaimana mendidik masyarakat kita untuk tidak mengbuang sampah ke sungai dan juga bagaimana memberikan pengertian dan menghukum industri-industri yang mengbuang limpahnya ke sungai," tutur dia.

Dalam proyek pelestarian Sungai Citarum, Luhut juga menyebut peran penting Alm. Doni Monardo yang merupakan salah satu inisiator program tersebut.


Sungai Citarum, Sumber Kehidupan bagi Jawa Barat

Pemerintah akan memperkenalkan program perbaikan kualitas air Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam World Water Forum ke-10. (Foto:Kementerian PUPR)

Dilansir Antara, Sungai Citarum sepanjang 297 kilometer yang mengalir dari hulu di Bandung serta bermuara di Laut Jawa, merupakan urat nadi bagi kehidupan dan peradaban masyarakat Jawa Barat.

Oleh karena itu, terjaganya kelestarian Sungai Citarum menjadi sangat penting dalam mengembangkan masyarakat, utamanya yang hidup di sepanjang daerah aliran sungai tersebut.

Sungai Citarum memiliki sumber mata air dari Gunung Wayang yang berada di sebelah selatan Kota Bandung, mengalir hingga utara Pulau Jawa, hampir membelah Tatar Pasundan.

Selain berfungsi sebagai sumber air baku bagi jutaan warga di Jawa Barat, sungai Citarum juga memiliki keanekaragaman hayati serta fungsi-fungsi lainnya

Bahkan, Sungai Citarum diyakini telah menjadi urat nadi peradaban manusia di masa Kerajaan Tarumanagara ketika berkuasa (4-8 M). Citarum menjadi penunjang majunya masyarakat saat itu, termasuk dalam penataan saluran air untuk pertanian.

Infografis Impian Sungai Ciliwung Bersih. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya