Cuaca Besok Rabu 22 Mei 2024: Jabodetabek Pagi Cerah Berawan, Siang Mayoritas Diguyur Hujan

Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Rabu 22 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali Kota Tangerang, Banten berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Mei 2024, 08:15 WIB
Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Rabu 22 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali Kota Tangerang, Banten berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Rabu 22 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya diprakirakan cerah berawan, kecuali Kota Tangerang, Banten berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

Dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca hujan ringan pada siang hari diprakirakan guyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, sisanya berawan.

Di malam hari, cuaca Jakarta diprediksi keseluruhannya berawan, tanpa ada hujan sama sekali.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim pada sore hari," kata BMKG.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat waspada siang hari diprakirakan bakal hujan petir dan malamnya berawan.

Untuk wilayah Kota Tangerang, Banten diprediksi sepanjang harinya diprediksi berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan

Jangan Konsumsi Minuman Ini Saat Cuaca Panas, Simak Alasannya

Deputi BMKG Guswanto mengatakan peningkatan suhu yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya karena kondisi dinamika atmosfer. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Cuaca panas memang sedang melanda wilayah di Tanah Air. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu sebanyak 63,66 persen zona musim akan memasuki periode kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.

"Memasuki periode Mei, sebagian wilayah Indonesia mulai mengalami awal kemarau dan sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba, sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024," tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya, Sabtu 4 Mei 2024.

Guswanto menyebut, pihaknya mencermati kejadian fenomena gelombang panas yang terjadi di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir, bahwa hal itu tidak terkait dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia.

Sebab, udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena siklus tahunan, sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan selama cuaca panas, tidak hanya penting untuk memperhatikan apa yang Anda makan, tetapi juga minuman yang Anda konsumsi.

Para ahli mengatakan ada minuman tertentu yang harus Anda hindari sama sekali selama cuaca panas untuk membantu menurunkan risiko mengalami efek samping yang membahayakan kesehatan Anda.

Namun, ada beberapa jenis minuman yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas. Penasaran apa saja? Ini dia, seperti melansir dari Bestlife, Sabtu 18 Mei 2024:


Minuman Berenergi dan Soda

Minuman berenergi (Foto: uhhospitals.org)

Minuman berenergi seringkali menjadi pilihan bagi banyak orang yang membutuhkan dorongan energi tambahan. Padahal minuman berenergi mengandung kafein dalam jumlah yang cukup tinggi.

Organisasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengingatkan bahwa beberapa minuman berenergi dapat mengandung lebih banyak kafein dibandingkan dengan kopi, teh, atau minuman ringan dalam porsi yang standar.

Selain itu, minuman berenergi juga mungkin memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibandingkan dengan minuman ringan.

Namun, penting untuk membedakan antara minuman berenergi dan minuman olahraga.

Meskipun keduanya seringkali dikonsumsi untuk meningkatkan energi, minuman olahraga seperti Gatorade tidak mengandung kafein dalam jumlah yang signifikan.

Sebaliknya, minuman olahraga mengandung elektrolit yang dapat membantu menggantikan garam dan mineral yang hilang dari tubuh akibat keringat.

Kemudian, minuman soda, selain mengandung kafein yang perlu dihindari, juga biasanya mengandung kadar gula yang sangat tinggi. Menurut penelitian, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi yang lebih parah.

Penjelasan dari Medical News Today menyebutkan bahwa hal ini mungkin terjadi karena interaksi antara gula dan air di dalam sel.

Ketika tubuh mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi, sel-sel dalam tubuh akan mentransfer lebih banyak air dan menyebabkan frekuensi buang air kecil yang meningkat.

Bahkan, sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Physiology pada Juli 2016 menemukan bahwa minuman bersoda tidak hanya memperburuk dehidrasi, tetapi juga meningkatkan risiko cedera ginjal.

Dalam penelitian tersebut, efek buruk minuman soda terhadap kesehatan ginjal menjadi lebih jelas. Kandungan gula yang tinggi dalam soda dapat memengaruhi fungsi ginjal dan menyebabkan peningkatan risiko kerusakan ginjal.


Alkohol

Ketidakhadiran sosok ayah dapat menyebabkan penyalahgunaan alkohol oleh anak. (Foto: Pexels/Craig Adderley)

Margarita atau bir dingin mungkin terdengar seperti cara yang sempurna untuk mendinginkan diri di tengah cuaca panas yang terik. Namun, para ahli sepakat bahwa meminum alkohol selama gelombang panas adalah pilihan terburuk yang dapat dilakukan.

Alkohol sebagai diuretik yang terbukti, meningkatkan produksi urin dalam tubuh dan dengan demikian menguras air yang seharusnya digunakan untuk menjaga hidrasi tubuh.

Palang Merah Amerika mengungkapkan bahwa hal ini terutama berlaku untuk bir yang dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuh.

Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan agar tidak minum alkohol dalam waktu 24 jam setelah bekerja di luar dalam cuaca panas, karena dapat meningkatkan risiko penyakit akibat panas.

Selain itu, alkohol juga memiliki efek negatif pada pengaturan suhu tubuh. Flushing Hospital menjelaskan bahwa suhu tubuh diatur oleh kelenjar hipotalamus.

Ketika tubuh mengalami kepanasan, kelenjar hipotalamus akan bekerja untuk mendinginkannya. Namun, konsumsi alkohol akan memperlambat fungsi kelenjar hipotalamus tersebut.

Akibatnya, jika tubuh sudah panas karena cuaca yang terik, efek alkohol akan membuat tubuh berpikir bahwa suhu tubuhnya bahkan lebih tinggi, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.tik


Kopi dan Teh

Menu di Kopi Kangen (Dari sebelah kiri; Kangen Bebeb (kopi, susu, gula aren), Kangen Dimanjah (kopi, susu, dan tolak angin), dan Kangen Mantan (teh lavender, lemon, dan air kelapa). (dok. Liputan6.com/Adhita Diansyavira)

Menurut Mayo Clinic, kafein memiliki sifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urin. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa efek diuretik dari kafein dalam minuman berkafein dapat seimbang dengan cairan yang dikonsumsi.

Dengan kata lain, minuman berkafein seperti kopi dan teh tidak secara signifikan menyebabkan dehidrasi pada tubuh.

Tetapi, dampak kafein pada tubuh seseorang dapat bervariasi tergantung pada seberapa terbiasa tubuh tersebut dengan kafein.

Jika Anda mengonsumsi kopi atau teh setiap hari dan memastikan untuk tetap terhidrasi dengan minum banyak air, kemungkinan Anda aman untuk mengonsumsi minuman berkafein ini dalam jumlah yang wajar, bahkan saat cuaca panas.

Namun, bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, konsumsi minuman berkafein dapat menyebabkan efek dehidrasi yang signifikan.

Jika tubuh Anda tidak terbiasa dengan kafein atau memiliki reaksi negatif terhadapnya, penting untuk membatasi konsumsi minuman berkafein, terutama saat suhu udara meningkat.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya