Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink, ke Indonesia membuat penasaran warganet dan pembaca kanal Tekno Liputan6.com.
Hal ini terbukti dengan minat pembaca akan layanan Starlink di Indonesia. Kebanyakan orang penasaran dengan harga yang ditawarkan jika ingin berlangganan layanan internet Starlink.
Advertisement
Starlink yang dirilis Elon Musk di Bali hadir untuk mengkover kebutuhan akses internet di wilayah 3T, terutama di sarana kesehatan (puskesmas) dan pendidikan.
Meski begitu, sejumlah orang mengaku sudah membeli perangkat pemancar internet satelit tersebut agar bisa terhubung dengan internet Starlink.
Selain informasi tentang biaya langganan Starlink, pembaca kanal Tekno Liputan6.com juga penasaran dengan informasi seputar meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi akibat kecelakaan helikopter yang ditumpanginya bersama seorang menteri dan petinggi sebuah provinsi.
Gara-gara perselisihan antara Iran dengan Israel, tak sedikit warganet bahkan menyebut kalau kecelakaan helikopter yang menimpa presiden ke-8 Iran itu erat kaitannya dengan Israel serta teori konspirasi di baliknya.
Selanjutnya, masih tentang Starlink, pembaca juga ingin tahu apakah kehadiran internet satelit Starlink dapat mengancam operator seluler hingga layanan satelit lokal.
Yuk simak informasi selengkapnya di sini:
1. Harga Langganan Starlink yang Ditawarkan Elon Musk
Starlink telah resmi hadir di Indonesia! Yup, layanan internet satelit besutan Elon Musk ini telah resmi meluncur di Tanah Air.
Lewat kehadiran layanan Starlink ini, perusahaan menjanjikan akses internet berkecepatan dan bisa dinikmati pengguna di seluruh penjuru negeri.
Salah satu daerah yang dapat mengoptimalkan jaringan internet milik Elon Musk ini, yaitu daerah terpencil (3T) yang memang sulit terjangkau oleh infrastruktur internet tradisional.
Meski begitu, bukan berarti Anda atau pengguna umum lainnya tidak dapat menikmati jaringan internet Starlink di tempat tinggal.
Bagi Anda yang tertarik untuk menggunakan internet satelit ini di rumah, berikut ini adalah opsi, cara berlangganan dan harga Starlink di Indonesia.
Simak informasi selengkapnya di sini.
Advertisement
2. Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter, Warganet Bahas Teori Konspirasi
Presiden Iran Ebrahim Raisi dikonfirmasi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter yang terjadi pada Minggu 19 Mei 2024.
Menurut kantor berita Iran, IRNA, helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya disebutkan telah jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur, kemarin.
Selain Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Provinsi Azarbaijan Timur Malek Rahmati, Kepala Tim Pengawal Raisi Mehdi Mousavi, dan perwakilan pemimpin tertinggi Provinsi Azarbaijan Timur Mohammad Ali Al-e-Hashem dilaporkan berada dalam helikopter yang sama.
Konfirmasi tewasnya presiden ke-8 Iran ini pun diberitakan oleh berbagai media hingga menjadi ramai di media sosial, termasuk X alias Twitter.
Respon warganet atas Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia karena kecelakaan helikopter pun beragam.
Namun kebanyakan dari warganet justru membahas teori konspirasi yang menyebut kalau kecelakaan helikopter tersebut karena sabotase dari Israel.
Baca informasi selengkapnya di sini.
3. Starlink Masuk Indonesia, Operator Seluler dan Layanan Internet Satelit Lokal Terancam?
Hadirnya layanan internet baru ini memberikan sejumlah pertanyaan, apakah Starlink berpotensi mengusik layanan operator seluler, fiber optic, dan internet satelit yang lebih dulu melenggang di Indonesia?
Kehadiran Starlink mendapatkan perhatian khusus dari Doni Ismanto Darwin, Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum. Ia berpendapat bahwa layanan internet milik Elon Musk ini bisa menjadi pilihan bagi masyarakat.
"Hadirnya Starlink bisa menjadi pilihan baru bagi pengguna yang ingin memiliki layanan internet sesuai kebutuhan mereka, karena internet Starlink menggunakan satelit LEO (Low Earth Orbit) yang memiliki keunggulan dari layanan lain yang menggunakan satelit GEO (Geostasioner Earth Orbit), " ujar Doni.
Menurut Doni, layanan Starlink akan cocok untuk daerah dengan jangkauan internet yang terbatas, serta daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
"Penggunaan Starlink akan cocok jika alat ini digunakan di daerah yang masih belum tersentuh layanan internet seluler dan fiber optic", katanya.
Pun demikian, ia tak menampik bahwa munculnya Starlink akan memberikan dampak bagi pemain lama layanan internet satelit yang lebih dulu hadir di Indonesia.
"Tentu dampak munculnya Starlink akan dirasakan bagi operator satelit Pasifik Satelit Nusantara (PSN), karena keduanya memiliki pangsa pasar yang kurang lebih sama," imbuhnya.
Ia juga menyoroti peluncuran Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali. Menurutnya, Starlink tidak akan mengambil pangsa pasar dari layanan internet satelit Satria-1, yang telah memberikan layanan bagi perangkat pemerintah yang berada di daerah 3T.
Simak informasi selengkapnya di sini.
Advertisement