Sangat Menyentuh, Ini yang Diucapkan Muadz bin Jabal saat Sakaratul Maut

Tatkala kematian menghampirinya, ini kata-kata Muadz bin Jabal yang membuat hati kita sangat tersentuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2024, 14:30 WIB
Pengunjung menangis melihat serban Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). Sebanyak 20 benda peninggalan Nabi Muhammad dan sahabatnya dipamerkan dalam acara ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Cilacap - Muadz bin Jabal RA merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang tersohor kecerdasannya. Berdasarkan riwayat, keberanian mengemukakan pendapat Muadz bin Jabal sama dengan sahabat Umar bin Khattab.

Terdapat riwayat yang masyhur tatkala beliau diutus Rasulullah ke Yaman. Sebelum berangkat kesana, Rasulullah menanyakan perihal pedoman untuk mengadili suatu perkara. Dengan tegas Muadz menjawab bahwa dirinya akan mengadili dengan Al-Qur’an dan hadis Nabi.

Tak berhenti sampai di situ pertanyaan Rasulullah SAW. Beliau kembali menanyakan jika hal tersebut tidak terdapat dalam Al-Qur’an hadis. Muadz menjawab bahwa beiau akan menggunakan akal pikirannya untuk ijtihad. Mendengar jawaban Muadz ini, Rasulullah SAW pun sangat gembira.

Namun ada kisah yang jarang kita dengar tentang Muadz bin Jabal, yakni perihal kata-kata yang diucapkannya saat sakaratul maut.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Kata-kata Terakhirnya

Ilustrasi Masjid Credit: pexels.com/pixabay

Menukil Republika, menjelang wafat, Muadz bin Jabal RA berdoa, "Ya Allah, aku dulu cemas terhadap (siksa)-Mu, sekarang aku mengharapkan-Mu.

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidak pernah menyukai dunia dan umur panjang di dalamnya karena mengalirnya air sungai-sungai ataupun suburnya pepohonan, melainkan rasa haus di siang terik (dalam puasa) dan giat berlama-lama (dalam ibadah) serta berkumpul bersama para ulama dalam majelis dzikir,"

Ketika sekaratnya menghebat, jauh lebih hebat daripada yang dirasakan orang lain, dia pun jatuh pingsan berkali-kali. Setiap kali siuman, dia membuka matanya lalu berdoa,

"Tuhanku, betapa amuk-Mu hebat menimpaku. Demi kemuliaan-Mu, Engkau mengetahui bahwa hatiku mencintai-Mu."


Pelita Ilmu dan Amal

Waktu yang Utama Makan Sahur ala Rasulullah dan Para Sahabat / sumber: iStockphoto

Muadz bin Jabal merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkemuka. Dia dijuluki sebagai "pelita ilmu dan amal." Sebab, pribadinya yang tidak hanya saleh, melainkan juga sangat berilmu.

Mu'adz bin Jabal diketahui wafat pada tahun ke-18 Hijriah. Sebelum berpulang ke rahmatullah, ia sempat berada di tengah daerah Syam yang dilanda wabah penyakit.

Waktu itu, usianya masih cukup muda, baru 33 tahun. Meninggalnya Mu'adz merupakan kabar duka bagi Muslimin, khususnya Umar yang kala itu menjadi khalifah. Bagaimana tidak? Amirul mukminin merasa, dengan wafatnya maka diangkatlah satu muara ilmu-ilmu agama yang sangat dibutuhkan umat Islam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya