Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memukul sektor pariwisata di Lombok, Provinsi NTB, termasuk kawasan Senggigi. Semangat untuk bangkit terus didorong. Salah satunya melalui penerbitan buku Jalan Baru Pariwisata Lombok Barat (Lobar).
Nurhidayah selaku penulis dari buku Jalan Baru Pariwisata Lombok Barat (Lobar) mengatakan, ide awal diterbitkannya buku setebal 164 halaman itu berawal dari keprihatinannya. Sebab, selama ini pemerintah, baik pusat dan provinsi, kurang memberi perhatian terhadap Lobar dan lebih banyak mempromosikan kawasan Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Advertisement
“Akibatnya, ikon pariwisata Provinsi NTB, yang sedari awal digaungkan yakni, Pantai Senggigi, justru terkesan dilupakan dan sebagian besar warga tahunya adalah Pantai Mandalika, padahal Mandalika itu baru dikenalkan karena ada balap MotoGP. Inilah akibat dari promosi besar-besaran yang dilakukan,” kata Nurhidayah di acara peluncuran buku "Jalan Baru Pariwisata Lombok Barat" di Cafe Bawah Langit, Senin (20/5/2024) sore.
Sebagai Ketua DPRD NTB Lobar, Nurhidayah melakukan penelusuran, mengapa kawasan Pantai Senggigi banyak dilupakan oleh banyak wisatawan. Jawabannya, lantaran Pantai Senggigi dirasa kurang terang alias gelap di malam hari dan kotor.
“Jadi, sisi gelap ini yang membuat saya tergugah karena potensi pariwisata Lobar ini sangat tinggi dengan memiliki paket pariwisata yang lengkap," tutur Nurhidayah.
Ia mengatakan, Lobar memiliki 119 desa yang pada umumnya memiliki potensinya masing-masing. Potensi itu tersebar dari mulai kawasan Pantai Mangsit di Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar hingga Pantai Nambung di Sekotong.
“Sebanyak ratusan desa di Lobar memiliki keunikan distinasi wisata yang menarik. Yakni, agrowisata di Sesaot di Lingsar hingga Kebon Melon di Kebon Ayu, Kecamatan Gerung. Jadi perhatian distinasi wisata oleh Pemda di Lobar, tidak maksimal dan kurang perhatian,” sebut dia.
Maka dari itu, Politisi Gerindra ini mencoba menggagas dan mengenalkan wisata Lobar untuk mengulangi kebangkitan pariwisata Lobar melalui buku yag ditulisnya.
“Pariwisata Lobar, justru masih banyak yang belum dieksplorasi. Di mana, dalam buku ini dikenalkancsebanyak 64 distinasi wisata unggulan yaitu tujuh Gili yang lebih indah seperti Gili Nanggu di Sekotong yang memiliki keunikan menyelam dibawah laut dengan memberikan makan ikan,” papar dia.
Selanjutnya di kawasan Bangko-bangko Kecamatan Sekotong juga dikenal sebagai kawasan terbaik untuk berselancar di dunia.
"Banyak distinasi indah di Lobar yang belum dikenal dan ingin lebih lagi kita kenalkan ke wisatawan. Ini adalah upaya kita untuk membangkitkan kejayaan pariwisata Lobar, utamanya kawasan Senggigi," yakin dia.
Dukungan
Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Sekda Lobar Fauzan Husnadi mengaku dirinya kaget bahwa Ketua DPRD Lobar yang dikenalnya piawai memimpin rapat di gedung DPRD setempat, justru bisa menyempatkan waktu untuk menulis sebuah buku di tengah kesibukannya.
Karena itu, pihaknya mendukung pelaksanaan launching buku tersebut. Terlebih, Pemkab setempat kini memiliki program Reborn Senggigi. Serta berkeliling ke wilayah lainnya di Kabupaten Lobar.
"Jadi, Senggigi reborn, untuk mengembalikan kejayaan Senggigi. Dan itu, kita mulai karena potensi kita luar biasa, karena ada komitmen besar untuk kita lakukan perbaikan pariwisata. Yakni, dengan menggandeng semua stakeholder holder pariwisata," jelas Fauzan.
Sebagai informasi, acara peluncuran buku turut dihadiri pelaku pariwisata, pegiat literasi, kepala desa, dan kalangan muda yang diharapkan terus dilanjutkan dan berkomitmen terhadap pariwisata setempat.
Advertisement