Deretan Emiten Ini Bakal Buyback, Siapkan Dana Ratusan Miliar

Beberapa emiten akan menggelar pembelian kembali atau buyback saham. Terbaru PT Trimegah Bangun Persada Tbk yang mau buyback saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2024, 12:00 WIB
Sejumlah emiten mengumumkan rencana pembelian kembali saham atau buyback. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten mengumumkan rencana pembelian kembali saham atau buyback. Teranyar, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau harita Nickel yang berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham perseroan yang beredar, sebanyak-banyaknya senilai Rp 400 miliar.

Adapun sumber dana yang digunakan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan, sepenuhnya menggunakan dana internal. Sehubungan dengan aksi tersebut, perseroan akan meminta restu pemegang saham melalui rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan diselenggarakan pada 27 Juni 2024.

Perseroan melakukan pembelian kembali saham dengan pertimbangan harga pasar saham perseroan saat ini belum mencerminkan nilai perseroan yang sesungguhnya, walaupun perseroan telah menunjukkan kinerja yang cukup baik.

Selain NCKL, emiten lain yang mengumumkan aksi serupa yakni PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT). Perseroan melakukan buyback dalam rangka Program Kepemilikan Saham Karyawan dan Manajemen Perseroan dalam bentuk Pembagian Saham Penghargaan (Employee Stock Ownership Plan/ESOP) dan Pemberian Hak Opsi untuk Membeli Saham untuk Manajemen dan Karyawan, dengan alokasi dana sebanyak-banyaknya Rp 2 miliar.

Jumlah saham yang akan dibeli kembali atau buyback oleh perseroan setara 3,93 persen dari seluruh saham yang disetor penuh dalam perseroan. Perseroan akan menyelenggarakan RUPSLB pada tanggal 26 Juni 2024, untuk menyetujui pembelian kembali saham.

Sebagai sebuah Perseroan yang bergerak di bidang penyedia layanan (managed service) di bidang Teknologi Informasi, khususnya teknologi data center virtual (cloud) yang sedang berkembang pesat, Perseroan memandang perlu untuk melakukan pembelian kembali saham untuk menjaga stabilitas harga saham di masa yang akan datang.

Alokasi program kepemilikan saham Pekerja yang akan diberikan didasarkan pada pencapaian kinerja individu dan Perseroan.

Adapun program kepemilikan saham bagi Direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan antara lain sebagai insentif tahunan, insentif jangka panjang dan/atau insentif lainnya yang dibayarkan dalam bentuk saham sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 


PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM)

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa.

Perseroan akan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya Rp 80,61 miliar untuk membeli sebanyak-banyaknya 162 juta saham Perseroan. Jumlah saham yang akan dibeli kembali itu sebanyak-banyaknya setara 1,03% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh pada Perseroan.

Pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujuinya rencana tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB perseroan untuk memperoleh persetujuan atas rencana pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan akan diselenggarakan pada 26 Juni 2024.

Harga penawaran pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya. Perseroan akan menggunakan kas internal sebagai sumber dana untuk melaksanakan pembelian kembali saham perseroan. Sehingga, aset dan ekuitas perseroan akan menurun.

Meski begitu, perseroan berkeyakinan bahwa pembelian kembali saham perseroan tidak akan mengakibatkan menurunnya pendapatan dan tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha perseroan mengingat perseroan memiliki modal kerja dan arus kas (cash flow) yang memadai untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan.

Perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri. Perseroan akan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai anggota BEI untuk melakukan pembelian kembali saham.

 


Emiten Lainnya

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Quantum Clovera Investama Tbk (KREN)

Perseroan berencana melakukan buyback sebanyak-banyaknya 10 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor dalam perseroan. Perseroan mengalokasikan sebanyak-banyaknya Rp 50 miliar untuk buyback. Biaya untuk melaksanakan pembelian kembali saham Perseroan berasal dari saldo kas internal perseroan.

Selanjutnya, perseroan akan menyelenggarakan RUPSLB pada 25 Juni 2024 untuk meminta restu pemegang saham terkait buyback ini. Pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan dilatarbelakangi upaya manajemen KREN untuk mengembalikan harga saham perseroan pada harga awal IPO.

Aksi ini diharapkan bisa memberi gambaran kepada investor mengenai keyakinan manajemen terhadap nilai saham KREN. Pembelian kembali saham perseroan juga diharapkan memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, dan dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai optimal jika diperlukan.

 


38 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Punya Aset Menengah

Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 38 perusahaan dalam antrean untuk menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) hingga kini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 17 Mei 2024 telah tercatat 24 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun Rp 3,88 triliun.

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada di pipeline IPO merujuk pada POJK/Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan aset skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar mendominasi dengan jumlah 24 perusahaan. Selanjutnya, delapan perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar dan enam perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.

Terkait kabar IPO PT Summarecon Investment Property (SIP), Nyoman menuturkan, BEI belum pernah diskusi terkait IPO.

"Berdasarkan hasil pengecekan ke database internal, Summarecon Invesment Property belum pernah melakukan pertemuan dengan tim bursa untuk berdiskusi terkait rencana IPO perusahaan,” ujar dia ditulis Selasa (21/5/2024).

Ia menuturkan, pihaknya siap diskusi dengan manajemen dan pemegang saham terkait SIP membutuhkan informasi lebih lanjut dan pendampingan IPO.

Berikut rincian sektor saham yang antre IPO:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
  • 8 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
  • 2 perusahaan dari sektor energi0 perusahaan dari sektor keuangan
  • 3 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 7 perusahaan dari sektor industri1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 4 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 4 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik 
  •  
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya