Jangan Khawatir, Anak Demam Setelah Imunisasi adalah Hal yang Wajar

Anak yang mengalami demam setelah imunisasi merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 23 Mei 2024, 06:00 WIB
Anak demam (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan anak, imunisasi merupakan langkah penting untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit serius. Namun, seringkali para orang tua merasa cemas ketika anak mereka mengalami demam setelah menjalani prosedur imunisasi.

Meskipun terkadang menimbulkan kekhawatiran, penting untuk dipahami bahwa demam setelah imunisasi adalah hal yang wajar dan bahkan bisa dianggap sebagai respons alami tubuh terhadap vaksin yang diberikan. 

Soedjatmiko, Sp.A (K), seorang Dokter Spesialis Anak Konsultan mengatakah bahwa hal tersebut adalah wajar, "Itu wajar, seperti kita makan cabai kepedesan, makan es giginya ngilu. Itu biasa, engga bahaya," ucapnya dalam acar Seminar Media bersama IDAI pada Selasa 21 Mei 2024.

Hartono Gunardi, Sp.A (K), seorang Dokter Spesialis Anak dan Ketua Satgas Imunisasi IDAI juga menyebutkan bahwa demam merupakan efek samping dari imunisasi. Selain demam, anak juga kerap kali mengalami rewel. Namun, efek samping tersebut merupakan hal yang sementara dan tidak perlu dikhawatirkan.

"Kalau timbul seperti demam, kita berikan obat penurun demam," tutur Hartono dalam acara yang berbeda pada 15 Mei 2024.

Perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua anak akan mengalami efek samping berupa demam tersebut. Tapi tidak akan ada perbedaan pada efektivitas vaksin pada anak yang demam serta yang tidak. 

Efek samping imunisasi tersebut kerap disebut sebagai KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.


Risiko Penyakit dari Tidak Imunisasi Lebih Berbahaya

Efek samping imunisasi berupa demam sering kali membuat para orangtua menjadi segan untuk membawa anak mereka imunisasi. Tidak jarang pula orangtua yang bahkan menghindari imunisasi agar anaknya tidak sakit.

Padahal, risiko penyakit dari tidak mendapatkan imunisasi lebih jauh berbahaya dari hanya sekedar demam. 

"Penyakitnya lebih berbahaya. Penyakit campak lebih berbahaya dari pada KIPI dari vaksin, difteri bisa bikin meninggal, dan lain sebagainya," tutur Soedjatmiko. 

Sehingga, jangan sampai hanya karena takut akan efek samping imunisasi berupa demam ataupun rewel, orangtua tega untuk tidak membawa anaknya untuk imunisasi dan membuat mereka berisiko pada penyakit yang lebih parah.


Imunisasi Anak dalam Keadaan Sehat

Petugas Puskesmas memberikan imunisasi campak kepada siswa kelas I saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Serua 3, Ciputat, Tangsel, Selasa (1/9/2020). Kegiatan itu untuk memberikan kekebalan terhadap siswa dari penyakit campak, difteri dan tetanus. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Salah satu cara untuk menghindari efek samping anak yang sakit ataupun rewel setelah imunisasi adalah dengan membawa mereka untuk imunisasi dalam keadaan sehat. 

"Seringkali juga ada kebetulan di mana anak memang sudah mau sakit tapi belum timbul gejala. Pas di imunisasi, gejalanya timbul. Jadi yang disalahkan adalah imunisasinya," jelas Hartono.

Kejadian tersebut dapat membuat orangtua menjadi enggan membawa anak mereka kembali untuk melakukan imunisasi selanjutnya. Oleh karen itu, penting untuk memastikan bahwa anak memang sedang dalam keadaan yang prima sebelum melakukan imunisasi. 

Sehingga dapat meminimalisir kemungkinan adanya sakit yang muncul setelah imunisasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya