Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mendorong agar program hilirisasi rumput laut (seaweed) bisa menjadi salah satu program strategis nasional (PSN) di era pemerintahan Prabowo Subianto.
Menurut perhitungan Kemenko Marves, hilirisasi rumput laut sebagai PSN dengan luas area 1,2 juta ha bisa mempekerjakan langsung sekitar hampir 1 juta orang. Rencana ini pun telah diutarakan untuk dilanjutkan oleh Prabowo di kabinet selanjutnya.
Advertisement
"Sekarang Pak Jokowi sudah perintahkan saya waktu itu, tapi sekarang baru kelihatan buahnya setelah berapa lama. Dan, kami laporkan juga kepada presiden terpilih (Prabowo Subianto), dan dia juga merespons dengan cepat karena beliau komitmen untuk meneruskan apa yang dilakukan (Jokowi)," ujar Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (22/5/2024).
Luhut pun mengaku siap membantu Prabowo untuk meneruskan misi Jokowi dalam melanjutkan program hilirisasi rumput laut.
"Gampang itu, nanti (pemerintahan Prabowo) kita dampingi. Ini strategis lah, kan menciptakan lapangan kerja jutaan," kata Luhut.
Menurut dia, program hilirisasi rumput laut sangat fundamental lantaran sekitar 62 persen masyarakat Indonesia tinggal di wilayah pesisir.
Dirinya bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pun melihat adanya dampak positif PSN hilirisasi industri rumput laut terhadap ekonomi. Sehingga ia telah menyarankan Prabowo agar ini bisa tetap dilanjutkan.
"Itu yang pak Trenggono dan saya dan juga tim melihat peluang untuk mengurangi kemiskinan. Presiden Jokowi sudah kita laporin, dan juga presiden terpilih Prabowo kami usulkan ini menjadi quick win dari pemerintahan yang akan datang," tuturnya.
Pilot Project
Adapun melalui World Water Forum ke-10, Kemenko Marves beserta sejumlah stakeholder giat mendorong pengembangan hilirisasi industri rumput laut.
Seperti yang diketahui, beberapa bulan lalu Indonesia meluncurkan pilot project budidaya rumput laut skala besar di Teluk Ekas, Lombok Timur. Berbagai studi menunjukkan potensi besar untuk produk turunan, termasuk biostimulan, pupuk organik, bahan makanan, bioplastik, dan bahkan dalam jangka panjang potensi biofuel.
Kemenko Marves bersama dengan BRIN, KKP dan Bappenas juga melaksanakan lauching International Tropical Seaweed Research Center (ITSRC) pada Rabu (22/5/2024). Berbagai penelitian dan kegiatan telah dilakukan oleh banyak institusi dalam pengembangan rumput laut. Beberapa universitas memiliki pusat kajian rumput laut, dan lembaga penelitian juga melakukan kajian mengenai potensi, permasalahan, dan tantangan terkait rumput laut.
Launching ITSRC ini akan menandai langkah penting dalam kolaborasi global untuk penelitian, pengembangan, dan integrasi hulu dan hilir industri rumput laut. ITSRC ini akan berperan sebagai pusat studi, pusat penelitian ilmiah, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas di industri rumput laut.
Pembentukan ITSRC ini didukung dan melibatkan unsur pemerintah, pakar rumput laut global, praktisi dan asosiasi rumput laut nasional (Arli, Astruli), universitas dalam dan luar negeri (India, China, Jepang, Canada, Korea) maupun mitra pembangunan seperti World Bank, FAO, Unido, UN Global Compact, CI, KI, Sea6 Energy, dll.
Advertisement
Indonesia dan OceanX
Di hari yang sama, Kemenko Marves juga menggelar Seminar on Accelerating the Upstream-Downstream Integration of the Seaweed Industry dan dihadiri oleh unsur pemerintah, pakar rumput laut global, praktisi dan asosiasi rumput laut nasional (Arli, Astruli), universitas dalam dan luar negeri (India, China, Jepang, Canada, Korea) maupun mitra pembangunan seperti World Bank, FAO, Unido, UN Global Compact, CI, KI, Sea6 Energy, dll.
Di samping itu, Kemenko Marves bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta organisasi nirlaba eksplorasi laut global OceanX, mengumumkan dimulainya secara resmi misi Ekspedisi Bersama Misi Indonesia 2024 pada Rabu, 15 Mei 2024.
Indonesia dan OceanX akan memulai serangkaian kegiatan ekspedisi dengan kapal OceanXplorer-kapal eksplorasi canggih untuk melakukan penelitian ilmiah, kegiatan edukasi publik, dan produksi media.
Indonesia dan OceanX akan memulai serangkaian kegiatan ekspedisi dengan kapal OceanXplorer-kapal eksplorasi canggih untuk melakukan penelitian ilmiah, kegiatan edukasi publik dan produksi media. Misi ini dilaksanakan pada 8 Mei-25 Agustus 2024dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga terkait, baik untuk administrasi perizinan maupun substansi.
Misi Mulai dari Batam
Misi dimulai dari Batam, Kepulauan Riau dan berakhir di Bitung, Sulawesi Utara. Sepanjang lima tahap misi, Kemenko Marves, BRIN dan OceanX akan memanfaatkan teknologi generasi terbaru, ilmu pengetahuan, penyampaian cerita yang menarik, dan pengalaman mendalam untuk mendidik, menginspirasi, dan menghubungkan dunia dengan lautan.
"Kemitraan ini telah dimulai sejak akhir tahun 2022. Kemenko Marves serta BRIN telah menandatangani perjanjian dengan OceanX untuk memastikan kemitraan ini dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ekspedisi bersama ini diharapkan dapat mendukung kesejahteraan sosial melalui inovasi dan solusi pada bidang kedokteran atau bio-teknologi, dan yang paling penting adalah kesempatan untuk mempelajari potensi gempa bumi dan tsunami untuk keselamatan umat manusia," jelas Luhut.
Advertisement