Kasus COVID Singapura Naik, Alat Tes Mandiri COVID-19 Diburu

Penjualan alat tes mandiri atau rapid test COVID-19 tengah mengalami peningkatan imbas naiknya kasus infeksi SARS-CoV-2 Singapura.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Mei 2024, 18:00 WIB
Alat tes mandiri COVID-19 diburu masyarakat Singapura.(Damien MEYER/AFP)

Liputan6.com, Singapura Penjualan alat tes mandiri atau rapid test COVID-19 tengah mengalami peningkatan imbas naiknya kasus infeksi SARS-CoV-2 Singapura. Toko retail Watsons di Singapura mengungkapkan bahwa sepekan terakhir terjadi peningkatan penjualan alat tes mandiri COVID-19 hingga 150 persen.

"Stok di toko kami aman dan kami sudah menjadwalkan untuk menambah stok lagi," kata pihak Watson pada Channel News Asia pada 20 Mei 2024.

Selain di Watsons, jaringan supermarket Singapura, FairPrice, juga mengalami peningkatan permintaan alat tes mandiri COVID-19. Peningkatan penjualan alat tes mandiri COVID-19 nyaris dua kali lipat. Hal ini juga berlaku pada penjualan masker.

Melihat animo yang besar, Watsons dan FairPrice, sama-sama mengatakan mengupayakan agar stok alat tes mandiri COVID-19 terus tersedia.

"Para mitra untuk segera mengatasi peningkatan permintaan lebih lanjut. Fokus kami tetap pada penyediaan dukungan penting bagi komunitas kami,” kata Juru Bicara Watsons Singapura.

Juru bicara FairPrice Group mengatakan perusahaannya berkolaborasi dengan pemasoknya untuk memastikan pasokan yang cukup dan berkelanjutan untuk barang-barang penting di seluruh tokonya.

“Kami memprioritaskan kesejahteraan pelanggan kami dan berdedikasi untuk memastikan mereka memiliki akses terhadap produk yang mereka butuhkan,” kata pihak FairPrice.

 


Kasus COVID-19 Singapura Naik, Puncak Pertengahan Juni

Singapura mencatat 25.900 kasus infeksi virus SARS-CoV-2 dari 5 hingga 11 Mei 2024 seperti disampaikan Kementerian Kesehatan Singapura. Padahal pekan sebelumnya di angka 13.700 kasus COVID-19.

"Saat ini kita ada di awal gelombang COVID-19," kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung.

Melihat tren kasus yang saat ini ada, ia memprediksi puncak kasus bakal terjadi pada pertengahan hingga akhir Juni 2024.

"Puncak kasus gelombang ini terjadi dalam dua hingga empat pekan mendatang yang artinya antara pertengahanan hingga akhir Juni," kata Ong Ye Kung mengutip The Straits Time, Minggu 19 Mei 2024.

Di tengah kenaikan kasus terlihat juga peningkatan orang yang masuk rumah sakit karena COVID-19. Sebelumnya 181 orang dirawat di RS karena COVID-19 per minggu tapi menjadi 250 orang per minggu.

Untungnya, orang yang masuk ICU masih rendah. Hanya disebut 'meningkat sedikit dari dua ke tiga".


Kelompok Rentan Segera Vaksinasi Tambahan

Ong Ye Kung juga mengingatkan kepada kelompok rentan untuk menerima dosis tambahan vaksinasi COVID-19. Kelompok rentan yang dimaksud adalah masyarakat lanjut usia di atas 60 tahun, individu dengan daya tahan tubuh lemah, serta penghuni panti jompo.

Vaksinasi tambahan penting dilakukan bagi yang 12 bulan terakhir belum menerima suntikan vaksin COVID.

 


RS Singapura Diminta Bersiap

Ong khawatir bila kasus terus naik. Memang bila naik hingga dua kali lipat dari angka saat ini artinya bakal ada 500 pasien yang dirawat di rumah sakit. Ong mengaku jumlah tersebut masih bisa ditangani.

Namun, jika kasus kembali meningkat lagi seperti menjadi seribu pasien yang butuh dirawat di rumah sakit hal itu bakal membuat beban besar bagi rumah sakit.

“Itu akan menjadi beban besar bagi sistem rumah sakit,” katanya.

“Jadi menurut saya sistem layanan kesehatan harus mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya