Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk prediksi sebanyak 780.679 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek selama periode libur panjang Hari Raya Waisak 2024. Itu terjadi selama 5 hari, yakni pada periode Rabu, 22 Mei-Minggu, 26 Mei 2024.
Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yakni GT Cikupa (ke arah Merak), GT Ciawi (ke arah Puncak), dan GT Cikampek Utama (ke arah Trans Jawa) dan GT Kalihurip Utama (ke arah Bandung).
Advertisement
Marketing & Communication Department Head Jasa Marga Faiza Riani menuturkan, proyeksi puncak lalu lintas tertinggi meninggalkan Jabotabek akan terjadi pada Rabu, 22 Mei 2024 sebesar 169.321 kendaraan atau naik 21,9 persen terhadap lalin normal.
Dengan melihat peningkatan volume kendaraan yang akan meninggalkan wilayah Jabotabek tersebut, Jasa Marga memastikan kesiapan layanan operasi jalan tol Jasa Marga Group berjalan dengan optimal.
"Terutama di ruas jalan tol yang berpotensi menjadi destinasi wisata favorit pengguna jalan saat libur panjang di antaranya Jalan Tol Jagorawi untuk kearah Puncak dan sekitarnya, serta Jakarta-Cikampek dan Cipularang untuk yang menuju arah Trans Jawa dan Bandung," ujar Faiza, Rabu (22/5/2024).
Total volume lalu lintas yang meninggalkan wilayah Jabotabek sebesar 780.679 kendaraan ini diprediksi naik 6 persen jika dibandingkan lalin normal sebanyak 736.459 kendaraan.
Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah, mayoritas sebanyak 345.834 kendaraan (44,3 persen) menuju arah timur (Trans Jawa dan Bandung), 237.373 kendaraan (30,4 persen) menuju arah barat (Merak), dan 197.472 kendaraan (25,3 persen) menuju arah selatan (Puncak).
Faiza juga akan memastikan keberfungsian peralatan tol di gardu serta menambah jumlah petugas dan mobile reader untuk menambah kapasitas transaksi di gerbang tol utama.
Tidak hanya di gerbang tol, potensi terjadinya kepadatan di lajur pun diantisipasi dengan penempatan petugas di titik-titik rawan kepadatan untuk mempercepat penanganan gangguan kendaraan di lajur serta mengatur lalu lintas.
"Jasa Marga juga siap mendukung rekayasa lalu lintas atas diskresi Kepolisian, seperti Contra flow, dengan menempatkan petugas dan rambu-rambu pendukung," pungkas Faiza.
Jasa Marga Cadangkan Rp 6,5 Triliun dari Laba Bersih 2023, Kenapa?
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengantongi laba bersih Rp 6,8 triliun pada 2023, dengan core profit sebesar Rp 2,7 triliun. Sebanyak Rp 274,8 miliar dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, yakni pemerintah dan pemegang saham publik.
Sisanya, perseroan akan memanfaatkan laba bersih tertahan senilai Rp 6,5 triliun untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga Pramitha Wulanjani mengatakan, putusan itu dibuat dengan mempertimbangkan adanya ketidakpastian atas aspek makro ekonomi dan geopolitik pada awal 2024.
"Kemudian juga akan kita gunakan untuk memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga. Sehingga exposure atas kenaikan suku bunga acuan menjadi lebih rendah. Dan juga untuk menjaga atau memastikan kelancaran operasional, dan juga memastikan penyelesaian pembangunan jalan tol baru secara bertahap," ujar dia dalam sesi konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Jasa Marga 2023, Rabu (8/5/2024).
Kendati begitu, Jasa Marga tetap membagikan dividen senilai Rp 274,8 miliar kepada para pemegang sahamnya.
"Pembagian dividen pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar atau sebesar 10 persen dari core profit tahun buku 2023, atau setara dengan 4 persen dari laba bersih diatribusikan ke induk," terang Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus pada kesempatan yang sama.
Terkait rincian pembagian dividen, pemerintah sebagai pemegang 70 persen saham JSMR mendapatkan Rp 192,4 miliar. Sementara pemegang saham publik dengan porsi 30 persen saham Jasa Marga mendapatkan total dividen sebesar Rp 82,4 miliar.
"Sisa laba bersih tahun 2023 akan digunakan sebagai cadangan lain," ujar Nixon seraya menegaskan.
Nixon menuturkan, pemberian dividen ini dilakukan perseroan sebagai komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan.
Advertisement
Ketidakpastian Ekonomi
Namun, ia menambahkan, mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi dan situasi global serta potensi kenaikan suku bunga acuan sepanjang 2024 ini, maka pemberian dividen dilakukan dengan skenario moderat.
"Ke depannya, manajemen akan mengupayakan kesinambungan pembayaran dividen melalui kebijakan yang terukur dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan dan ekonomi ke depan," pungkas Nixon.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 8 Mei 2024, harga saham JSMR naik 0,48 persen ke posisi Rp 5.200 per saham. Harga saham JSMR dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.200 per saham. Saham JSMR berada di level tertinggi Rp 5.225 dan terendah Rp 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.987 kali dengan volume perdagangan 78.926 saham. Nilai transaksi Rp 40,8 miliar.
Tebar Dividen 2023
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar. Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 yang digelar pada Rabu, 8 Mei 2024.
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus mengatakan, pembagian dividen dilakukan pasca perseroan mengantongi laba bersih Rp 6,8 triliun di 2023, dengan core profit sebesar Rp 2,7 triliun.
"Pembagian dividen pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar atau sebesar 10 persen dari core profit tahun buku 2023, atau setara dengan 4 persen dari laba bersih diatribusikan ke induk," terang Nixon dalam konferensi pers RUPST Jasa Marga 2023, Rabu (8/5/2024).
Terkait rincian pembagian dividen, pemerintah sebagai pemegang 70 persen saham JSMR mendapatkan Rp 192,4 miliar. Sementara pemegang saham publik dengan porsi 30 persen saham Jasa Marga mendapatkan total dividen sebesar Rp 82,4 miliar.
"Sisa laba bersih tahun 2023 akan digunakan sebagai cadangan lain," ujar Nixon.
Nixon menuturkan, pemberian dividen ini dilakukan perseroan sebagai komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan.
Namun, ia menambahkan, mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi dan situasi global serta potensi kenaikan suku bunga acuan sepanjang 2024 ini, maka pemberian dividen dilakukan dengan skenario moderat.
"Ke depannya, manajemen akan mengupayakan kesinambungan pembayaran dividen melalui kebijakan yang terukur dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan dan ekonomi ke depan," pungkas Nixon.
Advertisement