Alasan Kambing Lebih Utama Dibanding Hewan Kurban Lain Menurut Gus Baha

Lebih utama mana kambing atau hewan lain untuk kurban? Simak penjelasan Gus Baha

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi hewan kurban, Idul Adha. (Image by Harryarts on Freepik)

Liputan6.com, Cilacap - Ada beberapa pertanyaan menarik seputar ibadah kurban di Hari Raya Idul Adha, salah satunya ialah hewan ternak apa yang lebih utama dijadikan qurban?

Lebih spesifik lagi pertanyaan lebih baik mana kurban sapi patungan dengan kambing sendirian?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, ulama kharismatik asal Rembang yang merupakan Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan jawaban yang sangat jelas.

Dalam hal ini, murid kinasih Mbah Moen menjawab bahwa dirinya lebih condong kepada pendapat yang mengatakan bahwa lebih baik kambing untuk satu orang dibandingkan sapi untuk 7 orang.

"Menurut pendapat saya kayaknya memang kalau sama-sama, tujuh orang dengan satu sapi dibandingkan satu orang satu kambing, saya lebih ikut pendapat yang mengatakan lebih baik milih kambing," jelas Gus Baha dikutip dari tayangan Youtube Najwa Shihab dikutip, Selasa (22/05/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kambing Lebih Utama Ini Pendapat Mayoritas Ulama

ilustrasi hewan kurban | pexels.com/@shubhamthakur

Mengutip NU Online, menurut Gus Baha, pendapat yang disampaikannya itu merupakan pendapat mayoritas ulama. Hal tersebut termaktub di kitab-kitab klasik yang membahas tentang fiqih.

Selain itu, dalam sejarah kurban yang menceritakan tentang peristiwa kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Allah mengganti Nabi Ismail dengan kambing, bukan hewan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kambing lebih dipilih Allah.

"Dalam kitab-kitab fiqih, memang kambing lebih utama dibandingkan sapi. Dalam banyak pendapat ulama. Alasannya lebih privat," terang Gus Baha.

Logika sederhana Gus Baha, jika kambing tidak lebih baik dari hewan lain, maka tentu Allah tidak mengganti Nabi Ismail dengan kambing ketika peristiwa kurban tersebut. Kurban seekor kambing untuk satu orang juga menandakan sikap ksatria. Tidak bergantung kepada yang lainnya.

"Andaikan di sana ada hewan yang lebih baik, tentunya Allah milih selain kambing. Ini alasannya ulama kalau di kitab-kitab fiqih memang kambing lebih utama ketimbang sapi, alasan lainnya lebih privat," tegas Gus Baha.


Rasulullah Berkurban dengan Kambing

Dua ekor domba diantar oleh pawangnya menuju pemberkatan hewan dari adegan 'Living Nativity' untuk Radio City Christmas Spectacular di New York, Amerika Serikat, Kamis (2/11/2023). (AP Photo/Peter K. Afriyie)

Tidak hanya itu, kata Gus Baha, Rasulullah juga berkurban kambing sehingga dari kisah tersebut banyak ulama yang berpendapat lebih memilih kambing untuk kurban dibandingkan hewan lainnya.

Namun, sikap Nabi dan pendapat para ulama tentang keutamaan kurban kambing tersingkir oleh sikap gaya-gayaan kehidupan masyarakat. Ada juga yang beralasan karena daging kambing membuat darah tinggi naik dan efek samping lainnya.

Padahal menurutnya, jika daging kambing dimakan dalam batasan tertentu tidak menimbulkan efek samping. Dampak dari sikap masyarakat tersebut tidak biasa, banyak masyarakat yang awalnya kurban kambing sendirian berubah kurban sapi dengan cara iuran bersama temannya.

Padahal sebelumnya kurban kambing. Banyak juga masyarakat yang tidak mau menerima daging kambing karena alasan kesehatan.

"Semenjak ada gaya-gayaan, di daerah kami semenjak banyak pegawai negeri, orang mapan atau orang kelas menengah, itu menganggap kambing sebuah problem, karena darah tinggi. Ini membuat daging kambing itu susah dibagikan. Semenjak itu mulai ada tren iuran sapi, jadi yang terus menjadi ragu itu ya itu," tutur Gus Baha.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya