Liputan6.com, Palembang - Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) setiap tanggal 20 Mei. Tahun 2024 ini menjadi peringatan Harkitnas yang ke-116.
Penetapan Harkitnas diambil dari tanggal berdirinya organisasi pergerakan nasional yaitu Boedi Oetomo. Peringatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Advertisement
Semangat perjuangan kebangsaan pun direfleksikan dalam berbagai bentuk, termasuk industri energi nasional yang punya sejarah panjang. Sebagai perusahaan energi, Kilang Pertamina Plaju turut mengambil peran dalam momen kebangkitan nasional.
Di Palembang, jika merujuk pada sejarah pada buku Pertamina: Indonesian National Oil yang ditulis Anderson G. Barlett, ada kilang minyak yang didirikan perusahaan asal Belanda, Shell, di Kota Palembang sekitar 1904, empat tahun sebelum berdirinya Organisasi Boedi Oetomo.
Setelahnya, perusahaan Stanvac asal Amerika, juga mendirikan kilang minyak di Sungai Gerong pada 1926. Dua kilang ini bertugas menampung minyak mentah dari sumur minyak dari daerah Prabumulih, Pendopo, dan sekitarnya untuk diolah menjadi bahan bakar bagi kendaraan-kendaraan militer Belanda saat itu.
Ketika Perang Dunia II berkecamuk, kehadiran kilang Plaju dan Sungai Gerong menjadi amat penting. Bahkan, tentara sekutu memanfaatkan kilang ini untuk menggerakkan alat tempur mereka melawan Jepang. Meskipun pada akhirnya, tahun 1942, pasukan penerjun Jepang menyerbu kilang Plaju dan berhasil membumihanguskan sebagian kilang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fachriansyah (2023), setelah Jepang kalah, dua kilang ini kembali dikuasai oleh Belanda, dan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui PN (Perusahaan Nasional) Pertamin yang membeli kilang Plaju pada 1965.
PN Pertamina kemudian merger dengan PN Permina menjadi PN Pertamina, yang kemudian membeli kilang milik Stanvac di Sungai Gerong pada 1970.
Kilang ini awalnya didirikan pada masa kolonial Belanda dan telah mengalami berbagai perubahan dan modernisasi selama bertahun-tahun.
Dalam sejarahnya, Kilang Pertamina Plaju terus berkontribusi mendukung pasokan minyak dan produk-produk turunannya bagi masyarakat Indonesia, khususnya wilayah Sumatera Bagian Selatan.
Kalau saja, pendiri bangsa kita tidak memiliki semangat revolusi yang visioner, mungkin saja kilang yang berdiri tangguh di pinggir Sungai Musi ini tidak pernah dinasionalisasi sebagai aset bangsa. Semangat nasionalismelah, yang kemudian mengantarkan Kilang Plaju, dan Kilang Sungai Gerong, hari ini menjadi salah satu garda terdepan dalam menjaga kedaulatan energi bangsa Indonesia.
Kilang Pertamina Plaju saat ini beroperasi dengan kapasitas produksi lebih dari 126 Milles/Thousand Barrels per Stream Day (MBSD). Berbagai produk BBM, BBK dan produk turunan lainnya diolah di kilang ini, dan memenuhi 60% kebutuhan energi di Sumbagsel.
Saat ini kilang memproduksi Pertalite, Solar, Biosolar, Avtur, Dexlite, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur. Selain produk BBM, Kilang Pertamina Plaju juga memproduksi LPG, dan beberapa produk lain seperti SBPX, LAWS, Vacuum Residue, Polytam serta produk Refrigerant Musicool MC-22.
Khidmat Dalam Penghormatan Bendera
Manajemen dan pekerja PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju pagi Senin (20/05/2024) menggelar upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Lapangan CRGM Perkantoran Plaju.
Upacara itu digelar dalam rangka memperingati dan merefleksikan nilai-nilai nasionalisme serta perjuangan para pendiri bangsa. Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sendiri merupakan sebuah peringatan bersejarah untuk mengenang berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Bendera Merah Putih dikibarkan dengan penuh penghormatan, lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan lantang dinyanyikan, dan teks pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang bersejarah juga dibacakan. Seluruh rangkaian acara tersebut berhasil membangkitkan rasa patriotisme dan memperkuat semangat kebangsaan di hati setiap individu yang hadir.
Upacara tersebut dihadiri oleh tim manajemen dan para pekerja yang dipimpin oleh GM Yulianto Triwibowo sebagai pembina upacara. Dalam teks sambutan yang dibacakan, Yulianto memaknai bahwa kebangkitan nasional telah masuk fase kedua, dengan menekankan pada aspek kemajuan teknologi, namun tetap harus merefleksikan nilai-nilai perjuangan bersama seluruh elemen bangsa dengan saling berkolaborasi untuk menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan kebangkitan bangsa.
"Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa," kata General Manager RU III PT Kilang Pertamina Internasional, Yulianto Triwobowo saat membacakan teks sambutan dari Menteri Kominfo RI.
Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban.
"Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong Indonesia Emas," jelasnya.
Sebagaimana telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi.
Presiden juga menekankan bagaimana di dalam sejarah peradaban negara-negara dan bangsa-bangsa, kesempatan itu hanya datang satu kali, oleh karenanya kita sama sekali tidak boleh keliru dalam memilih langkah.
Upacara Harkitnas ini menunjukkan komitmen Kilang Pertamina Plaju dalam memperkuat semangat kebangsaan dan memupuk rasa cinta tanah air di kalangan pekerja.
"Kami berharap bahwa semangat kebangkitan nasional dapat terus menginspirasi setiap pekerja Kilang Pertamina Plaju untuk terus berperan dalam pembangunan bangsa dengan menghadirkan energi terbaik untuk negeri," ia menambahkan.
Advertisement