Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Auto Digital atau SEVA, hadir mendukung acara FIFGROUP 35th Localicious yang diselenggarakan di Plaza Parkir Timur Senayan, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada 23-26 Mei 2024.
Penawaran promo yang diberikan, adalah berupa cashback hingga Rp 2,5 juta untuk setiap pembelian mobil baru dari merek Toyota, Daihatsu, Isuzu dan BMW.
Advertisement
Handoko Liem, CEO SEVA menyampaikan, pihaknya merupakan platform pencarian mobil yang menyesuaikan dengan kemampuan finansial konsumen.
"Melalui keterlibatan SEVA dalam FIFGROUP 35th Localicious, kami berharap dapat memberikan pengalaman kemudahan pencarian mobil yang #JelasDariAwal kepada pengunjung," jelas Handoko, dalam keterangan resmi, Jumat (24/5/2024).
Mengusung tema Legendary Culinary, Exhibition and Entertainment, FIFGROUP 35th Localicious menghadirkan lebih dari 50 sajian andalan khas daerah di Indonesia yang diiringi dengan berbagai pameran dan hiburan untuk pengunjung.
Promo ini menjadi bagian dari kampanye yang diusung SEVA, dan bertujuan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya memiliki mobil, baik untuk kebutuhan keluarga, usaha, maupun perjalanan jarak jauh.
Pengunjung dapat merasakan berbagai fitur unggulan yang memudahkan dalam mencari mobil, yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialnya.
Diserbu Merek Cina, Ini Strategi untuk Indonesia Perkuat Basis Manufaktur EV di ASEAN
Industri otomotif Indonesia, masih terlihat cukup seksi di mata produsen dunia. Terbukti, banyak merek roda empat baru yang mencoba peruntungannya di Tanah Air, termasuk untuk mendirikan fasilitas perakitan kendaraan.
Seperti halnya BYD, dan produsen kendaraan listrik Tiongkok lainnya belakangan gencar melakukan ekspor ke sejumlah pasar di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Langkah ini dilakukan produsen mobil listrik China untuk menyalurkan kelebihan kapasitas produksi di pasar domestik China.
Guna memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur EV Asia Tenggara, Howard Yu, Direktur IMD Center for Future Readiness menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan.
"Mengembangkan kebijakan, aturan, dan insentif, untuk mendukung adopsi dan manufaktur kendaraan listrik, misal berupa pembebasan pajak, subsidi, infrastruktur pengisian daya, dan persyaratan kandungan lokal," ujar Yu, dalam keterangan resmi, Rabu (22/5/2024).
Kemudian, hal yang bisa dilakukan lainnya, adalah fokus pada penyediaan listrik pada angkutan umum (bus, kendaraan roda 2, roda 3) dan armada komersial, sebab lebih hemat biaya tertinggi.
Lalu, menarik investasi asing dan kolaborasi untuk manufaktur mobil listrik, produksi baterai, dan pengolahan mineral.
Selain itu, bisa juga melakukan pemanfaatan cadangan nikel Indonesia yang besar dengan menawarkan insentif.
Dengan memberikan keringanan pajak dan subsidi kepada pembuat kendaraan listrik dan baterai, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan pemrosesan dan manufaktur hilir untuk baterai dan kendaraan listrik. Sehingga, bisa bersaing dengan China, Korea Selatan, dan Jepang, yang memiliki teknologi dan manufaktur baterai yang lebih unggul.
"Bekerja sama dengan negara Asia Tenggara lain untuk menyelaraskan standar kendaraan listrik, insentif, dan infrastruktur untuk menciptakan pasar dan rantai pasokan regional," pungkasnya.
Advertisement