Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka merosot dalam sesi keempat berturut-turut pada perdagangan Kamis, 23 Mei 2024 menjelang perayaan Memorial Day.
Mengutip CNBC, Jumat (24/5/2024), harga minyak mentah Amerika Serikat turun 3 persen pada pekan ini. Harga minyak Brent, patokan global tergelincir 4 persen. Berikut harga energi pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini:
Advertisement
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli ke posisi USD 76,87 per barel, merosot 70 sen atau 0,9 persen. Harga minyak WTI naik 7,2 persen secara year to date.
- Harga minyak Brent melemah 54 sen atau 0,66 persen menjadi USD 81,36 per barel. Secara year to date, harga minyak Brent menguat 56 persen.
- Harga bensin RBOB gasonline untuk pengiriman Juni tercatat USD 2,46 per galon, atau bertambah 0,06 persen. Year to date, harga bensin naik 17,4 persen.
- Harga gas alam untuk pengiriman Juni mencapai USD 2,65 per thousand cubic feet atau per seribu kaki kubik, turun sekitar 6 persen. Harga gas alam telah menguat 5,6 persen secara year to date (ytd).
Harga minyak telah terjebak sejak harga tertingginya pada April 2024 karena kekhawatiran perang yang lebih luas di Timur Tengah mereda dan pelaku pasar mengalihkan fokusnya kembali ke pasokan dan permintaan.
Analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo menuturkan, harga minyak sulit untuk ditembus bulan ini karena investor tetap berhati-hati seiring suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama dapat memperlambat ekonomi Amerika Serikat (AS) dan bebani permintaan minyak.
Selain itu, pelaku pasar juga khawatir mengenai penumpukan persediaan minyak global setelah musim dingin.
Namun demikian, UBS melihat pasar minyak mengalami defisit dan prediksi harga minyak Brent akan naik menjadi USD 91 per barel dalam beberapa bulan mendatang. Bank juga melihat pertumbuhan permintaan yang sehat sebesar 1,5 juta barel per hari pada 2024, di atas tingkat pertumbuhan jangka panjang sebesar 1,2 juta barel per hari.
Harga Minyak Mentah Anjlok Jelang Pertemuan OPEC
Sebelumnya, harga minyak mentah jatuh untuk sesi ketiga pada hari Rabu, memperpanjang penurunan minggu ini karena harga minyak melemah menjelang pertemuan penting OPEC pada bulan Juni.
Minyak mentah AS dan patokan global Brent turun lebih dari 2% sepanjang minggu ini.
Berikut adalah harga energi penutupan hari Rabu, dikutip dari CNBC, Kamis (23/5/2024):
Kontrak Juli West Texas Intermediate: USD 77,57 per barel, turun USD 1,09, atau 1,39%. Sejak awal tahun, minyak mentah AS telah naik 8,2%.
Kontrak Juli Brent: USD 81,90 per barel, turun 98 sen, atau 1,18%. Sejak awal tahun, patokan global ini naik 6,3%
Kontrak Juni RBOB Gasoline: USD 2,47 per galon, turun 1,68%. Sejak awal tahun, futures bensin naik 17,37%.
Kontrak Juni Gas Alam: USD 2,84 per seribu kaki kubik, naik 6,4%. Sejak awal tahun, gas alam naik sekitar 13,05%.
Stok Minyak AS
Stok minyak mentah komersial AS secara mengejutkan meningkat sebesar 1,8 juta barel minggu lalu, menurut data dari Administrasi Informasi Energi. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok akan turun sebesar 2,5 juta barel.
Stok bensin turun sebesar 910.000 barel, lebih tinggi dari perkiraan penurunan sebesar 729.000 barel. Tingkat di mana kilang memproses minyak mentah menjadi produk mencapai 91,7%, naik 1,3%.
Harga minyak mentah lebih rendah karena tidak ada perkembangan besar yang membimbing pasar saat para pedagang telah beralih dari ketegangan geopolitik.
Advertisement
Pertemuan OPEC
OPEC dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, akan mengadakan pertemuan penting untuk meninjau kebijakan produksi akhir pekan depan.
Koalisi negara-negara dalam kelompok OPEC+ yang lebih luas sedang memotong produksi sebesar 2,2 juta barel per hari, yang telah mendukung harga minyak tahun ini.
Kelompok ini kemungkinan akan memperpanjang pemotongan produksi tersebut karena harga melemah, menurut para analis.
Minim Sentimen, Harga Minyak Mentah Dunia Turun Tipis
Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka melemah pada hari Selasa karena tidak adanya katalis pasar utama yang mendukung harga.
Harga minyak mentah AS dan patokan global Brent telah diperdagangkan dalam kisaran USD 3 bulan ini sejak aksi jual dari level tertingginya di bulan April. Ini terjadi setelah para pedagang menurunkan premi risiko geopolitik karena kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas mereda.
“Saya hanya berpikir saat ini tidak ada banyak keyakinan di pasar,” Helima Croft, kepala strategi komoditas di RBC Capital Markets, mengatakan kepada “Squawk Box” CNBC pada hari Selasa.
“Pada dasarnya kita telah kehilangan seluruh premi risiko geopolitik yang telah mendorong harga lebih tinggi.”
Berikut adalah harga energi penutupan hari Selasa dikutip dari CNBC, Rabu (22/5/2024):
- Kontrak West Texas Intermediate bulan Juni: USD 79,26 per barel, turun 54 sen, atau 0,68%. Sampai saat ini, minyak mentah AS naik 10,62%.
- Kontrak Brent Juli: USD 82,88 per barel, turun 83 sen, atau 0,99%. Sampai saat ini, acuan global naik 7,58%.
Faktor FundamentalInvestor sekarang lebih fokus pada fundamental namun kurangnya katalis jangka pendek kemungkinan akan membuat harga terikat pada kisaran untuk saat ini, kata Croft kepada kliennya dalam catatan hari Selasa. RBC memperkirakan minyak mentah AS akan rata-rata USD 79,50 per barel dan Brent USD 84 per barel untuk sisa tahun ini
Advertisement