Liputan6.com, Beijing - China melontarkan kecaman terhadap sosok yang mereka anggap telah memicu latihan militer Tiongkok di Selat Taiwan. Ia adalah William Lai, presiden baru pulau tersebut.
Mulai dari stasiun televisi pemerintah CCTV dan halaman editorial Global Times, hingga juru bicara kementerian luar negeri China menyampaikan kecaman terhadap Presiden Lai.
Advertisement
Global Times telah menyebutnya sebagai orang yang sombong dan sembrono. Sementara, CCTV menulis bahwa Lai akan melakukan hal memalukan dalam sejarah, dikutip dari BBC, Jumat (24/5/2024).
Laporan CCTV juga memperingatkan bahwa jika Lai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang dipimpinnya tetap mempertahankan jalur menuju kemerdekaan Taiwan, mereka pada akhirnya akan hancur.
Polemik ini muncul ketika William Lai mengungkapkan pemikirannya bahwa Taiwan bukanlah bagian dari Tiongkok, dan mereka adalah dua negara yang berbeda.
Di mata China, ini adalah pengakuan atas ideologi “separatis” yang dianutnya.
Selama beberapa dekade, Taipei telah mengaburkan definisi mereka tentang Tiongkok. Bahkan mantan presiden Tsai berhati-hati dalam menyebut Tiongkok dengan istilah halus seperti pihak lain atau pihak berwenang Beijing.
Beberapa pakar di Taiwan mengatakan bahwa bahasa seperti itu penting, dan menyebut Lai telah melewati batas dan sangat berbahaya.
Ketika DPP yang dipimpin Lai memenangkan pemilihan presiden ketiga berturut-turut, banyak yang bertanya-tanya bagaimana dan kapan Beijing akan meresponsnya.
Asumsi yang jelas adalah bahwa hal itu akan terjadi setelah masa jabatan Lai dilantik dengan pidato presiden pertamanya.
Kemudian,tiga hari setelah pelantikan Presiden Lai, Beijing telah mengeluarkan tanggapannya.
Latihan Militer di Sejumlah Lokasi
Latihan militer digelar oleh China di sejumlah lokasi. Ini merupakan wilayah cakupan Latihan terbesar yang pernah terlihat.
Lokasinya mencakup sebagian besar Selat Taiwan, Selat Bashi dan sebagian besar wilayah Pasifik di sepanjang pantai timur Taiwan.
Hal yang juga terlihat adalah masuknya pulau-pulau terpencil Taiwan yang tersebar di dekat pantai Tiongkok untuk pertama kalinya.
Latihan tersebut tampak seperti simulasi serangan skala penuh di pulau itu, tanpa pendaratan pasukan yang sebenarnya, kata pakar militer Taiwan Chieh Chung.
Menurutnya, hal ini menunjukkan rencana Tiongkok untuk menghilangkan fasilitas yang dapat melancarkan serangan balik terhadap tantara China.
Advertisement