Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian keluarga Bakrie, salah satu keluarga konglomerat di Indonesia, kehidupan Nia Ramadhani dipandang selalu mudah. Bahkan sebelumnya aktris yang pertama kali terkenal lewat sinetron Bidadari itu viral karena tidak bisa membuka kulit salak dan tidak tahu istilah renceng.
Namun ternyata tidak semua hal, Nia bahkan tetap harus pergi wawancara untuk mengurus sendiri visa liburannya ke Amerika. Sambil membawa dokumen penting, Nia pergi mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk bisa mendapatkan visa, artinya tidak ada bantuan orang dalam.
Advertisement
Hal itu tampak dalam rekaman video yang diungkap akun @miss_jvb di TikTok. "Warga negara yang baik dan patuh pada peraturan yang berlaku seperti Mama Nia," tulisnya pada 21 Mei 2024.
Terlihat dalam pakaian rapi, Nia tengah turun dari mobilnya sambil direkam seorang koleganya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat. "Semangat Mama Nia interview di Kedutaan Amerika," tulisnya di dalam video singkat tersebut.
Nia pun menemui satpam yang menjaga di pintu gerbang sambil menunjukkan dokumen yang ia bawa. Lalu wanita 34 tahun tersebut dipersilahkan masuk dan berjalan masuk ke dalam area gedung.
Tak diketahui, hal yang terjadi di dalam saat Nia menjalani sesi wawancara. Video yang disukai oleh lebih dari 77 ribu pengguna TikTok itu pun menuai reaksi warganet.
"Bukannya Nia sudah sering bolak-balik Amerika ya?" tanya seorang warganet.
"Visa kan juga ada masa expired say," yang lain mencoba menjawab,"
"Visa US bisa perpanjang kok kalau expired-nya udah maksimal 4 tahun masih bisa," warganet memberi informasi.
"Iya ya pernah liat di YouTube apa ya Nia Ramadhani dan suami udah punya rumah di US, kenapa ga ngajuin Green Card aja ya? Secara udah invest di sana?" warganet lain bertanya-tanya.
100 Ribu Visa Telah Diberikan untuk Warga Indonesia pada 2023
Kedutaan Besar Amerika Serikat menyambut positif total 100 ribu visa yang telah diberikan kepada warga Indonesia sepanjang 2023. Angka 100 ribu itu berhasil ditembus pada bulan November 2023 ini.
Mengutip dari Tim Global Liputan6.com, 25 November 2024, ini menandakan peningkatan drastis pemberian visa Amerika Serikat setelah pandemi COVID-19 dinyatakan telah lewat. Menurut rilis resmi Kedubes AS, jumlah penerbitan yang meningkat lebih dari 40 persen dibandingkan periode sebelum pandemi.
Tahun 2022, Kedubes AS di Jakarta mengeluarkan lebih dari 57.000 visa kunjungan. "Jumlah permohonan dan persetujuan visa ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat terus menjadi pilihan populer bagi wisatawan Indonesia dengan jumlah permintaan visa yang tinggi," ungkap Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael D. Quinlan.
"Kami dengan senang hati memfasilitasi perjalanan dan melihat lebih banyak orang Indonesia mengunjungi Amerika Serikat," sambungnya.
Dalam sebuah acara di awal bulan ini, Kedubes AS memberikan apresiasi kepada penerima visa ke-100.000, Sururoh Tullah Ade Doin Uthman, koordinator hubungan internasional di Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU). Sururoh bakal melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam program Community Engagement Exchange (CEE) yang disponsori pemerintah AS.
Advertisement
Kampanye Travel USA
"Saya senang sekali permohonan visa saya disetujui. Kabar yang sangat baik sekali, apalagi menjadi penerima visa ke-100 ribu dan saya bisa berangkat ke Amerika Serikat," ucap Sururoh.
Awal 2023, Duta Besar AS Sung Y. Kim meluncurkan kampanye "TravelUSA: American Destinations and Culture” untuk mempromosikan perjalanan wisata dari Indonesia ke AS. Sebelumnya dilaporkan, pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri (Pusdiklat Kemlu) menggelar kegiatan Training of Trainers (ToT) yang berfokus pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor perikanan.
Acara diklat ini berlangsung di Yogyakarta pada 15--16 November 2023 dan memiliki tujuan utama yakni meningkatkan kesadaran K3 antara pemerintah dan asosiasi nelayan atau pemilik kapal.
"Merupakan tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjamin keselamatan para nelayan yang menjadi tulang punggung sektor perikanan Indonesia," tutur Kepala Pusdiklat Kemlu, Mohammad K. Koba dalam sambutan pertemuan perdana salam kegiatan tersebut, dikutip dari pernyataan tertulis Sesdilu Kemlu, Selasa, 21 November 2023.
Program Kolaborasi
Kegiatan ToT ini merupakan hasil kolaborasi antara peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan 75, Pusdiklat Kemlu, Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Addressing Labor Exploitation in Fishing in ASEAN (ALFA) Project dari Departemen Ketenagakerjaan Amerika Serikat.
Tak hanya itu, sekitar 35 peserta dari berbagai instansi turut hadir dalam acara ini, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Pemda DIY, dan perwakilan asosiasi nelayan.
Sejumlah narasumber turut dihadirkan dalam kegiatan diklat ini diantaranya Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Greenpeace Indonesia, dan International Organization for Migration (IOM). Mohammad K. Koba juga menekankan peran dari program tersebut.
"Program ToT K3 ini merupakan komitmen Kemlu, khususnya Pusdiklat, untuk menghubungkan antara pemerintah daerah dengan mitra asing, dalam hal ini, ALFA Project," ungkapnya.
Advertisement