Mengenalkan Table Manner Tradisional ala Indonesia ke Gen Z, Cukup Pakai Tangan Kanan yang Bersih

Table manner tradisional ala Indonesia dinilai berpotensi jadi atraksi wisata. Kuncinya, generasi penerus, termasuk Gen Z, harus mempelajari dan mempraktikannya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Mei 2024, 16:09 WIB
Tradisi Bajamba, table manner ala warga Sumatera Barat. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Table manner yang dikenal selama ini identik dengan duduk di meja makan dan peralatan makan yang beragam. Nyatanya, table manner pada dasarnya adalah sebutan untuk tata cara makan. Karena itu, Indonesia pun memiliki tata cara makan tradisional yang perlu diajarkan kepada generasi penerus, khususnya Gen Z, agar terus lestari.

Masing-masing daerah memiliki tata cara makan berbeda. Mempelajari table manner tradisional penting agar bisa berbaur dengan masyarakat setempat. Itu pula yang melatari Fakultas Pariwisata Universitas Pelita Harapan (UPH) memperkenalkannya kepada para mahasiswa lewat acara hospitour bertajuk Wonderful Story of Indonesian Gastronomy.

"Ini adalah karya mahasiswa mata kuliah Food and Beverage (FnB) Service. Kita mempelajari tata cara hidangan ala tradisional Indonesia, which is, tidak ada fakultas pariwisata lain di Indonesia yang benar-benar mau meng-explore, menggali potensi kekayaan heritage Indonesia untuk dijadikan atraksi wisata," tutur Amelda Pramezwary, Ketua Program Studi Pengelolaan Perhotelan UPH, Jumat, 24 Mei 2024.

Menurut Amelda, table manner tradisional Indonesia jarang dipelajari khusus di kampus. Padahal, itu merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Dalam kesempatan itu, diperkenalkan tata cara makan dari tiga daerah, yakni Sumatera Barat, Bali, dan Jawa Barat. "Bali itu ada Megibung, Ngaliwet dari Jawa Barat dan Bajamba dari Sumatera Barat," ujarnya.

"Kita ini enggak pernah showcasing Indonesian service itu kaya apa dari sisi tata cara makannya. Nah, ini mahasiswa kita akan mendemonstrasikan cara makannya di sini. Jadi selama tiga hari ini, kami akan tunjukan berbagai kekayaan pariwisata kuliner Indonesia," ujarnya.

 


Membuat Teh Talua Sembari Bajamba

Ragam kue tradisional yang biasa jadi jajanan pasar di Indonesia. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Dalam showcase pertama, para mahasiswa memperkenalkan tradisi teh talua dan Bajamba. Rony Susanto, mahasiswa juruan Pengelolaan Perhotelan angkatan 2022 memperkenalkan tradisi tata caranya sembari mengenakan adat pakaian dari Sumatera Barat.

"Kami menghidangkan teh talua atau teh telur. Ini minuman manis yang dapat dijumpai di restoran di Sumatra Barat, kami menunjukan cara membuatnya, sembari gimana sih cara makan lesehan ala Bajamba," kata Ronny.

Bajamba adalah tradisi makan bersama dalam satu ruangan sambil duduk lesehan di lantai. Biasanya dilakukan pada saat adanya acara besar atau penting, acara adat, dengan lauk dan nasinya dihidangkan di atas tampah.

Meskipun dalam satu ruangan, biasanya tamu akan berkumpul dibagi kelompok menghadap ke tampah yang berisi nasi dan aneka lauk pauk yang sudah disusun. Tanpa memandang status sosial, mereka akan makan bersama sembari bercengkrama.

Ada aturan yang tak tertulis dalam tata cara makan Bajamba ini, yakni tangan kanan menyuap ke mulut, tangah kiri berada di bawahnya. Hal ini karena untuk menghindari adanya ceceran nasi yang terjatuh. Jika terjatuh ke tangan kiri, pindahkan ke tangan kanan, lalu suap lagi ke mulut secara perlahan.


Meriung ala Megibung dan Ngaliwet

Wakil Bupati Helmi Budiman, nampak memimpin jalannya makan bareng lewat acara ngaliwet bersama menjelang Ramadan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Berpindah dari Sumatera Barat ke Bali, ada tata cara makan bersama disebut Megibung. Konsepnya mirip dengan bajamba, yakni makan bersama dengan duduk di lantai dalam formasi melingkar. Biasanya, mereka akan makan bersama dalam satu tampah berisi lauk dan nasi khas Bali.

"Nasi putih diletakan di satu wadah beralas daun pisang. mereka akan duduk ngeriung begitu, membentuk lingkaran, mengelilingi wadah," sambung Amelda.

Begitu juga dengan tradisi ngaliwet. Lagi-lagi menggunakan daun pisang sebagai alas nasi dan lauk-pauk yang ditata apik memanjang dan dibagi-bagi agar semua peserta bisa kebagian makan. Penyantapnya akan duduk saling berhadapan menyantap hidangan yang ada di depannya.

Seperti kebiasaan makan orang Indonesia yang langsung dengan tangan tanpa sendok dan garpu, begitu pula sat ngaliwet. Cara makannya pun mengenakan tangan kanan agar sopan, dengan tangan kiri yang menjaga agar nasi yang masuk ke mulut tidak jatuh lagi ke wadah asal.


Promosikan Potensi Wisata Indonesia

Ragam makanan nusantara. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang mengadakan Hospitour 2024 dengan tema THRIVE – Tourism & Hospitality: Reimagining Innovation, Vision and Experience. Tema tersebut dipilih untuk mendorong inovasi, visi, dan pengalaman baru dalam industri pariwisata dan perhotelan untuk mendorong pertumbuhan di pasar global yang terus berkembang dan perubahan zaman.

Dekan Fakultas Pariwisata UPH, Prof. Diena Mutiara Lemy mengatakan, Hospitour 2024 tersebut melibatkan para mahasiswa Fakultas Pariwisata yang pada tahun ini tidak lagi digelar di area kampus, melainkan di pusat perbelanjaan. "Kami harap dengan ini pun, mahasiswa sudah siap terjun di dunia kerja, karena dengan di area publik ini, mahasiswa akan bertemu dengan banyak orang," katanya.

Hospitour ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta menggerakkan ekonomi berkelanjutan dengan mendukung seluruh usaha mikro di industri pariwisata di Indonesia.

"Pariwisata itu jangan lagi dipandang sebelah mata, karena pariwisata itu banyak segmennya bukan hanya soal masak, tapi ada manajemennya juga, bagaimana cara kita meningkatkan potensi wisata dan budaya di satu kawasan agar menjadi ekonomi berkelanjutan," ia menambahkan.

Infografis Tradisi Makan Bersama dari Berbagai Daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya