PDIP Targetkan Jadi Partai Pelopor, Megawati: Kader Tak Bekerja untuk Rakyat Out!

Megawati menegaskan, elektoral dan perhitungan suara adalah omong kosong jika rakyat tidak terlayani dengan baik.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Mei 2024, 17:35 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik pada penutupan Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Utara, Minggu 26 Mei 2024. (Foto: Tim Humas DPP PDIP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, target partainya adalah menjadi pelopor bagi rakyat Indonesia. Maka dari itu, Megawati mewanti kepada para kader PDIP yang tidak mau bekerja untuk rakyat agar angkat kaki.

“Partai ini mau saya jadikan partai pelopor, kamu yang tidak bekerja untuk rakyat, out!," kata Megawati saat berpidato di penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Minggu, (26/5/2024). 

Megawati mengaku, banyak menerima laporan dari anak cabang dan anak ranting yang menyebut kader-kader PDIP yang sudah terpilih tidak lagi memperhatikan kondisi akar rumput. Dia pun meminta mereka tidak takut bersuara melaporkan hal tersebut langsung kepada dirinya.

“Mereka ini yang kayak bos-bos ini sudah jadi dan tidak mau turun ke bawah, ke tempatmu bilang sama ibu! Ya, janji ya, enggak usah takut,” ujar Megawati.

Megawati menegaskan, elektoral dan perhitungan suara adalah omong kosong jika rakyat tidak terlayani dengan baik.

"Tidak ada elektoral, hanya perhitungan suara, tidak!. Yang ada adalah harus dilayani rakyatmu itu," ucap Megawati.

Presiden ke-5 RI ini mengingatkan, seluruh kader PDIP harus memiliki skill yang apik sebagai pelayan rakyat. Oleh sebab itu, menjadi penting setiap kader terus turun ke akar rumput dan meningkatkan kemampuannya untuk membersamai rakyat.

“Seluruh kader PDI Perjuangan harus memiliki sifat progresif, revolusioner, pantang menyerah, tahan banting dan meningkatkan kecakapannya sebagai kader partai," kata Megawati Soekarnoputri memungkasi.

    


Jangan Pakai Saranghaeyo

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik pada penutupan Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu 26 Mei 2024. (Youtube: PDI Perjuangan)

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri merasa jengkel karena saat ini banyak pemimpin dan petinggi nasional yang menggunakan simbol-simbol negara lain seperti saranghaeyo dari Korea Selatan.

Menurut Megawati, para pemimpin dan petinggi nasional yang seperti itu terlau mudah terpengaruh dan mengikuti segala hal yang sedang menjadi tren, sehingga melupakan bahasa sendiri.

“Pemimpin itu harus merasa dia itu bagian anak bangsa loh, jadi jangan deh tidak percaya diri, bermental pengikut, dan mudah silau oleh kemajuan bangsa lain, maka sama artinya dengan mengubur mental merdeka bangsa,” kata Megawati saat berpidato pada penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Minggu, (26/5/2024). 

“Kalau tadi ada yang mejeng terus gini saranghaeyo, loh orang ini itu bahasanya Korea?,” imbuh Megawati heran.

 


Bilang Saja Aku Cinta Padamu

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik pada penutupan Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu 26 Mei 2024. (Youtube: PDI Perjuangan)

Megawati mengatakan, seharusnya pemimpin Indonesia bisa lebih bangga menggunakan simbol dari bahasa sendiri, seperti mengganti simbol sarangheo dengan ‘aku cinta padamu’.

“Lebih baik kalau memang mau ngomong gini (kiss bye) aku cinta padamu, ngono wae kok susah?,” tutur Megawati.

Megawati menegaskan, the founding father yaitu Soekarno sudah meletakkan Pancasila dengan segala hal yang ada di dalamnya untuk diamalkan rakyat Indonesia.

“Bung Karno berbicara soal sosial soal itukan berdialognya itu tidak langsung tapi sangat membawa peran yang membuat kenapa sih kok akhirnya dipilihnya Pancasila yang dapat menyatukan seluruh komponen bangsa!,” kata Ketum PDIP ini menandaskan.   

Infografis Rakernas V PDIP dan Pidato Politik Megawati. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya