Serap Banyak Tenaga Kerja, Kemampuan Ekspor UMKM Indonesia Masih Terbatas

Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap perekonomian Indonesia yakni memiliki kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Mei 2024, 20:15 WIB
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap perekonomian Indonesia yakni memiliki kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi.

Namun demikian, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kemampuan ekspor UMKM masih terbatas sekitar 14,37% dari total ekspor serta pemanfaatan e-commerce juga masih rendah yaitu sekitar 21%.

Untuk itu, merambah pasar internasional adalah langkah krusial bagi UKM Indonesia untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pasar domestik. Ekspor membuka peluang untuk menjangkau pelanggan baru, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat daya saing produk Indonesia di kancah global. 

Untuk menjawab tantangan itu, Enablr.ID, penyedia solusi eCommerce terkemuka, berupaya memperluas jangkauan bisnis Indonesia terutama UKM ke pasar global melalui ekspor dan eCommerce.

Kali ini, Enablr.ID memperkuat upayanya dengan mengumumkan sertifikasinya sebagai Alibaba.com Channel Partner di Indonesia. Pencapaian ini menandakan dedikasi Enablr.ID untuk memberdayakan bisnis Indonesia.

Alibaba.com, salah satu wholesale marketplace terbesar di dunia dengan lebih dari 20 tahun pengalaman, telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdagangan business-to-business (B2B).

Sertifikasi Enablr.ID sebagai Alibaba.com Channel Partner menegaskan komitmen perusahaan untuk memanfaatkan platform luas Alibaba.com guna mendukung perusahaan Indonesia dalam mengembangkan bisnis mereka secara internasional.

"Kami merasa terhormat mendapatkan sertifikasi sebagai Alibaba.com Channel Partner. Sertifikasi ini merupakan bukti dari komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk membantu UKM Indonesia memanfaatkan kekuatan e-commerce untuk mencapai pasar baru dan meningkatkan nilai ekspor mereka. Dengan dukungan platform yang kuat dari Alibaba.com, kami siap mendukung klien kami dalam menghadapi kompleksitas perdagangan global," ungkap CEO Enablr.ID Yohan Christian dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/5/2024).

 


Pengembangan Bisnis E-Commerce

Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Country Manager Indonesia Alibaba.com Jessie Lee, menyoroti pentingnya kolaborasi ini. Menurutnya, Enablr.ID telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dalam mengembangkan bisnis eCommerce untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia.

"Dengan menjadi Alibaba.com Channel Partner, Enablr.ID akan memainkan peran penting dalam menurunkan entry barrier bagi perusahaan Indonesia untuk memulai ekspor. Kami sangat bersemangat dengan kemitraan ini dan potensi yang ada untuk meningkatkan nilai ekspor perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui platform kami," jelas dia.

Sertifikasi Alibaba.com Channel Partner ini memungkinkan Enablr.ID untuk menawarkan rangkaian solusi lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan UKM dan perusahaan di Indonesia. Solusi ini mencakup dukungan komprehensif dalam memanfaatkan feature iklan dan subscription yang ada di platform Alibaba.com, yang penting untuk meningkatkan traffic toko dan mendorong penjualan di platform.

Dengan kemitraan ini, Enablr.ID siap membantu perusahaan dan UKM di Indonesia untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang yang tersedia di pasar global, memastikan pertumbuhan dan kesuksesan usaha mereka yang berkelanjutan.

 

 

 


Alibaba Terbitkan Obligasi Konversi Setara Rp 72,4 Triliun, untuk Apa?

Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Sebelumnya, Alibaba Group Holding Ltd., berencana menjual obligasi konversi senilai USD 4,5 miliar atau sekitar Rp 72,4 triliun (kurs Rp 16.089,85 per USD), dalam salah satu penawaran terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Aksi penawaran obligasi konversi seiring dengan rencana perusahaan untuk membeli kembali (buyback) lebih banyak saham dan berinvestasi dalam bisnisnya. Perusahaan yang berbasis di Hangzhou ini menawarkan obligasi tujuh tahun, jatuh tempo pada tahun 2031, dengan kupon 0,5% dan premi konversi 30%.

Pesanan obligasi tersebut mengalami kelebihan permintaan beberapa kali lipat, seiring dengan permintaan dari investor global, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut, namun meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut bersifat pribadi.

Melansir Yahoo Finance, Jumat (24/5/2024), penawaran ini dilakukan ketika Alibaba membutuhkan modal untuk berinvestasi pada bisnis intinya yaitu e-commerce dan cloud, yang keduanya telah kehilangan pangsa pasarnya akibat tindakan keras otoritas Tiongkok terhadap sektor ini dan gejolak internal yang terjadi setelahnya.

Sebagian dari hasil penawaran tersebut akan digunakan untuk membeli kembali 14,8 juta saham American Depositary Shares pada saat harga kesepakatan ditetapkan, serta untuk mendanai pembelian kembali di masa depan.

"Langkah ini merupakan peluang untuk mendapatkan uang tunai di luar negeri dengan persyaratan yang menguntungkan, dengan tingkat bunga 0,5%. Dengan cara ini mereka dapat mulai melakukan pembelian kembali saham segera, yang mana yang menurut perusahaan akan lebih bermanfaat bagi pemegang saham karena pembelian kembali akan lebih besar daripada dilusi.” kata analis di Daiwa Capital Markets Hong Kong Ltd., John Choi.

 


Berupaya Capai Keseimbangan

Kantor Alibaba Group di Distrik Binjiang, Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Alibaba berupaya mencapai keseimbangan antara mengembalikan uang tunai dan berinvestasi pada bisnis lama dan baru, termasuk kecerdasan buatan, kata Chairman Joe Tsai dan Chief Executive Officer Eddie Wu dalam suratnya kepada pemegang saham pada Kamis, 23 Mei.

Tiongkok juga memimpin dalam memangkas harga layanan cloud dan kecerdasan buatan, serta mulai meningkatkan investasi pada AI, yang merupakan pusat aktivitas investasi global. Perusahaan tersebut menyetujui perluasan program pembelian kembali saham awal tahun ini, menambahkan pembelian kembali sebesar USD 25 miliar, salah satu yang terbesar yang pernah ada di Tiongkok.

Perusahaan memasarkan obligasi konversi dengan kupon tahunan sebesar 0,25% hingga 0,75%, dan dengan premi konversi 30% hingga 35%, sesuai dengan ketentuan kesepakatan yang ditinjau oleh Bloomberg News sebelumnya. ADR ditutup turun 2,3% pada $80,80 pada Kamis. Saham sedikit berubah pada awal perdagangan Hong Kong pada Jumat.

Penawaran ini diperkirakan akan ditutup pada 29 Mei, kata perusahaan itu. Pemegang obligasi konversi dapat meminta Alibaba untuk membeli kembali seluruh atau sebagian surat utangnya pada 1 Juni 2029. Citigroup Inc., JPMorgan Chase & Co., Morgan Stanley, Barclays Plc dan HSBC Holdings Plc disebut turut memfasilitasi kesepakatan tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya