Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia pekan lalu sempat menguat ke level tertinggi baru, tetapi tak bertahan lama dan kembali alami penurunan. Pada perdagangan Minggu, 26 Mei 2024 pukul 11.00 WIB, harga emas dunia melemah 0,64 persen dan diperdagangkan di kisaran USD 2.334,20 per troy ons.
Lantas bagaimana potensinya pada pekan depan? Melansir, survei Emas Mingguan Kitco News yang terbaru menunjukkan lebih dari tiga perempat pakar industri dan analis wall street percaya harga emas telah stabil atau akan menurun dalam waktu dekat, sementara separuh pedagang ritel masih percaya logam mulia dapat naik lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang.
Advertisement
Analis Pasar Senior di Barchart.com, Darin Newson mengatakan emas pada Juni memiliki lebih banyak ruang untuk turun untuk menyelesaikan tren turun 3 gelombang minggu depan.
“Ini berarti kontrak tersebut diperkirakan akan mencapai titik terendah pada Jumat atau berada dikisaran USD 2.326,30,” kata Newson, dikutip dari Kitco, Senin (27/5/2024).
Kemudian James Stanley, ahli strategi pasar senior di Forex.com, percaya bahwa penurunan harga minggu ini lebih merupakan hambatan.
“Minggu ini merupakan kemunduran yang kuat tetapi masih ada cukup banyak struktur dukungan di sekitar area USD 2.300 baik di pasar spot maupun berjangka,” jelas Stanley.
Minggu ini, 14 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dan sentimen terhadap logam mulia sebagian besar telah memburuk dalam waktu dekat.
Hanya tiga ahli, yang mewakili 21%, memperkirakan harga emas akan naik lebih tinggi pada minggu depan, sementara delapan analis, yang seluruhnya 57%, memperkirakan akan terjadi penurunan harga. Tiga ahli lainnya, mewakili 21% dari total, melihat tren emas
Sentimen Pekan Depan
Pada pekan depan akan menjadi pekan yang lambat untuk rilis berita ekonomi AS, dengan pasar AS juga tutup pada hari Senin untuk libur panjang akhir pekan Memorial Day.
Sorotan akan mencakup laporan Keyakinan Konsumen Conference Board AS pada Selasa, rilis awal PDB AS kuartal I, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan rumah tertunda pada Kamis, dan PCE AS serta laporan pendapatan dan belanja pribadi pada Jumat.
Harga Emas Menguat Terbatas Usai Dolar AS Melemah
Sebelumnya, harga emas menguat pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024 seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah. Akan tetapi, harga emas menuju kinerja mingguan terburuk dalam 5,5 bulan. Hal itu seiring harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) melemah.
Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 2.332,77 per ounce seiring indeks dolar AS tergelincir 0,4 persen. Hal itu membuat emas relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 0,1 persen menjadi USD 2.334,50. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi di USD 2.449,89 pada perdagangan Senin, 20 Mei 2024. Namun, harga emas itu telah merosot lebih dari USD 100 sejak saat itu dan berada di jalur penurunan 3 persen pada pekan ini, penurunan mingguan terburuk sejak awal Desember.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 30,25. Ini mencapai level tertinggi dalam 11 tahun pada perdagangan Senin pekan ini.
Harga platinum bertambah 0,8 persen menjadi USD 1.027,25. Harga palladium susut 0,7 persen menjadi USD 962,50. Tiga logam tersebut menuju koreksi mingguan.
"Apa yang selalu kita alami adalah kurangnya minat investor Barat terhadap ketidakpastian mengenai kapan the Fed akan menurunkan suku bunga. Begitu the Fed menurunkan suku bunga, mereka akan meningkatkan eksposurnya lagi,” ujar Head of Metals Research Bank of America, Michael Widmer.
Sementara itu, risalah pertemuan terakhir the Federal Reserve (the Fed) yang diterbitkan pekan ini menunjukkan jalur bank sentral menuju inflasi 2 persen dapat memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Advertisement
Sentimen Suku Bunga The Fed
Taruhan pelaku pasar menandakan meningkatnya keraguan the Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari satu kali pada 2024. Saat ini pelaku pasar prediksi peluang penurunan suku bunga sebesar 63 persen pada November menurut CME FedWatchTool.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi investasi yang kurang menarik.
Meski ada ketidakpastian seputar prospek suku bunga Amerika Serikat (AS), harga emas berhasil naik 13 persen sepanjang 2024, sebagian besar didukung oleh kuatnya permintaan China dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung, demikian menurut analis.
“Namun, ada risiko saat ini Anda mungkin melihat pembelian emas dari investor ritel China akan lebih rendah pada semester kedua 2024 karena pemerintah berupaya lebih keras untuk meningkatkan perekonomian,” ujar Widmer.
Ia menambahkan, jika hal itu terjadi, Anda akan kembali pada permintaan investor Barat dan membawa kembali ke diskusi mengenai penurunan suku bunga.