Kasus Flu Burung pada Manusia di Australia, Epidemiolog: Sudah Pulih Tapi Sempat Alami Gejala Parah

Epidemiolog Dicky Budiman melaporkan bahwa kini kondisi pasien flu burung di Australia sudah pulih, meski sempat mengalami gejala parah.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Mei 2024, 10:06 WIB
Soal Kasus Pertama Flu Burung pada Manusia di Australia, Epidemiolog: Sekarang Sudah Pulih Tapi Sempat Alami Gejala Parah. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia melaporkan adanya kasus pertama flu burung atau avian influenza pada manusia, Rabu, 22 Mei 2024. Kasus ini menimpa anak yang diduga terinfeksi H5N1 di India.

Hal ini mendapat tanggapan dari ahli kesehatan global Dicky Budiman. Menurutnya, apa yang terjadi di Victoria, Australia memang kasus pertama flu burung pada manusia di negara tersebut.

“Apa yang saat ini terjadi di Victoria, Australia adalah merupakan kasus pertama untuk H5N1 di Australia. Terjadi pada anak yang baru pulang dari India. Diduga kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produknya,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Kamis (23/5/2024).

Dicky pun melaporkan bahwa kini kondisi pasien sudah pulih, tapi sempat mengalami gejala parah.

“Anak ini saat ini sebetulnya sudah dalam kondisi pulih tapi sebelumnya mengalami gejala yang begitu parah,” katanya.

Gejala awal yang ditunjukkan oleh anak tersebut adalah demam dan flu like syndrome atau gejala-gejala seperti sakit flu.

Kasus ini merupakan pesan penting bagi Indonesia, lanjut Dicky. Pasalnya, Indonesia juga merupakan negara yang relatif endemik untuk kasus seperti flu burung.

“Dan Indonesia adalah negara yang melaporkan satu kasus yang diduga ada transmisi flu burung antara manusia meski dalam literatur hal ini sangat jarang,” ucap Dicky.


Alarm untuk Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman Soal Flu Burung. Foto: Dokumentasi Pribadi.

Dicky menyebut, kasus flu burung di Australia dapat menjadi alarm bagi Indonesia untuk memperkuat surveilans. Mengingat, Australia adalah negara tetangga.

“Pembelajaran pentingnya, apa yang sekarang terjadi di Australia yang merupakan tetangga kita, ini merupakan alarm bahwa Indonesia harus meningkatkan surveilansnya,” ucap Dicky.

Artinya, jika ada pelaku perjalanan dari negara yang memiliki risiko kasus flu burung maka perlu dilakukan serangkaian tes untuk memastikan pelancong tersebut tak terinfeksi H5N1.


Literasi dan Mitigasi di Wilayah Peternakan Unggas

Pesan penting lainnya di samping peningkatan surveilans dan diagnostik adalah peningkatan literasi dan mitigasi di wilayah-wilayah yang memiliki peternakan unggas. Salah satunya di Jawa Barat yang memiliki peternakan besar.

“Upaya lain yang sudah dilakukan di berbagai negara maju termasuk Australia adalah meningkatkan vaksinasi influenza.”

Vaksinasi influenza sebetulnya tidak mencegah atau melindungi tubuh dari serangan flu burung. Namun, vaksin ini memiliki manfaat penting dan vital dalam mencegah terjadinya persilangan infeksi.

“Persilangan infeksi dikhawatirkan bisa meningkatkan kemampuan virus avian influenza dalam menginfeksi manusia maupun penularan antar manusia. Oleh karena itu, salah satu yang krusial yang perlu disiapkan adalah peningkatan cakupan vaksinasi influenza.”


Vaksinasi Influenza untuk Pelancong dan Peternak Unggas

Program vaksinasi influenza perlu ditingkatkan khususnya bagi pelancong yang telah mengunjungi negara-negara dengan wabah flu burung, kata Dicky.

Selain pelancong, kelompok yang tak boleh melewatkan vaksinasi influenza satu tahun sekali adalah para peternak unggas.

“Kedua pada peternak unggas, kalau di negara maju mereka satu tahun sekali harus vaksinasi influenza dan ini perlu diterapkan juga di Indonesia,” pungkasnya.

Infografis Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Flu Singapura. (Liputan6.com/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya