70% Gen Z Ingin Jadi Pekerja Lepas, Ini Alasannya!

Bagi banyak orang terutama Gen Z, terjun ke dunia freelance adalah tentang memegang kendali.

oleh Muhammad Jibril Razky Kamal diperbarui 30 Mei 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Wanita Sedang Melamun di Tempat Kerja / Freepik by drobotdean

Liputan6.com, Jakarta Gen Z, yang didefinisikan sebagai orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan memasuki dunia kerja. Menurut survei Fiverr pada Februari 2024 terhadap 10.033 Gen Z dari seluruh dunia, 70% dari mereka saat ini bekerja secara freelance atau berencana untuk melakukannya di masa depan.

Freelance atau pekerja lepas merupakan salah satu jenis pekerjaan yang tidak terikat dengan perusahaan manapun.

Menurut survei Upwork pada Mei 2024 terhadap 1.070 Gen Z, lebih dari separuh (53%) Gen Z bekerja paruh waktu untuk proyek-proyek lepas.

Alasan mereka untuk bekerja secara freelance beragam: 44% ingin merasa nyaman secara finansial, 30% ingin bekerja sambil bepergian dan bekerja dari mana saja, 25% ingin memiliki bisnis sendiri, dan 20% ingin pensiun dini.

“Saya rasa banyak orang seusia saya atau yang baru lulus kuliah akan memasuki dunia pasca pandemi, di mana rasanya ada lebih banyak ketidakpastian daripada sebelumnya,” kata penulis lepas dan produser musik yang berbasis di New York, Kate Brunotts.

Bagi kelompok freelancer, terjun ke dunia freelance adalah tentang memegang kendali.

'Passion Bisa Menjadi Pekerjaan dengan Sangat Mudah'

Sophie Riegel (23) yang lulus dari Duke University pada Mei 2023 dengan gelar sarjana psikologi, menghasilkan uang dari internet dengan menjual pakaian bekas. Ia juga bekerja sebagai pelatih pribadi dan pembicara di depan umum tentang kesehatan mental dan Gen Z.


Bisa Hasilkan Miliaran Rupiah per Tahun

Ilustrasi bekerja setelah libur panjang. (Image by freepik)

Riegal menghasilkan ratusan ribu dolar atau miliaran rupiah per tahun hanya dari bisnis pakaian online-nya saja.

Ketika ia lulus, “Saya tidak berminat untuk melamar pekerjaan,” katanya.

“Rasanya seperti sebuah pemikiran yang asing bagi saya. Saya bahkan tidak memiliki CV.”

Ia percaya bahwa bagi banyak Gen Z, daya tarik bekerja lepas adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai.  

“Saya rasa orang-orang mulai menyadari bahwa mereka bisa mengendalikan hidup mereka dengan cara yang tidak mereka duga sebelumnya,” katanya. “Dan bahwa passion dapat berubah menjadi pekerjaan dengan sangat mudah.”


'Saya Mulai Lebih Menghargai Waktu Saya'

Ilustrasi surat lamaran kerja. (Photo Copyright by Freepik)

Bagi Harlan Rappaport, ini adalah tentang kemampuan untuk membangun jadwalnya sendiri.

Pria berusia 25 tahun yang tinggal di New York ini mulai melakukan pemasaran email untuk perusahaan penyedia perlengkapan tato milik tetangganya pada tahun 2016 dan menyadari bahwa ia mungkin dapat memperluas basis kliennya.

Pada tahun 2020, tepat sebelum lulus dari University of Michigan dengan gelar di bidang administrasi bisnis, ia mulai mendapatkan klien di Fiverr. Pada tahun itu ia juga memulai pekerjaan penuh waktu di bidang manajemen aset, tetapi tetap bekerja di Fiverr di waktu luangnya. Pada bulan Mei 2023, dia berhenti dari pekerjaannya dan menjadi pekerja lepas penuh waktu.

Dia sekarang bekerja lepas di Fiverr dan Upwork. Karyanya di Fiverr sendiri menghasilkan sekitar $15.000 (Rp240 juta) pada bulan April.

“Secara pribadi, saya sangat menghargai waktu saya dan memiliki kendali atas waktu saya,” katanya. Dia akan bekerja selama beberapa jam di pagi hari lalu beristirahat di siang hari. Beberapa hari dia akan bekerja hingga malam dan di hari lain dia akan mengambil cuti. Terutama pasca pandemi, “orang-orang mulai mempertanyakan status quo untuk datang ke kantor lima hari seminggu selama delapan jam sehari,” katanya.


''Hal Ini Juga Dibarengi dengan Kebebasan yang Besar''

Ilustrasi kerja, semangat, karyawan. (Image by lifeforstock on Freepik)

Brunotts sendiri memiliki sekitar delapan klien yang berbeda yang ia kerjakan untuk berbagai macam pembuatan konten, mulai dari produksi audio hingga penulisan. Secara keseluruhan, pekerjaan lepasnya menghasilkan sekitar $57.000 (Rp914 juta) pada tahun 2023. Memiliki berbagai macam klien inilah yang menjadi daya tariknya.  

“Saya tidak sepenuhnya bergantung pada satu klien untuk mata pencaharian saya,” katanya, “yang tentunya memiliki beberapa hambatan, tetapi juga memberikan banyak kebebasan.”

Itulah inti dari kendali yang diberikan oleh pekerja lepas. “Saya rasa konsep mendesain pekerjaan yang sesuai dengan kehidupan Anda, dan bukan sebaliknya, sangat menarik bagi banyak orang,” ujarnya, “termasuk saya sendiri.”

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya