PM Sunak Berjanji akan Berlakukan Kembali Aturan Wajib Militer di Inggris

Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji mengembalikan wajib militer untuk mengembalikan bentuk pengabdian warga pada negara.

oleh Tim Global diperbarui 30 Mei 2024, 18:35 WIB
Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak tiba di Downing Street setelah kembali dari Istana Buckingham di London, Selasa (25/10/2022). Rishi Sunak secara resmi ditunjuk oleh Raja Inggris Charles III menjadi PM Inggris yang termuda. (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, London - Semua orang yang berusia 18 tahun di Inggris harus melakukan wajib militer atau pengabdian pada negara selama satu tahun.

Hal ini akan terjadi jika Partai Konservatif yang berkuasa memenangkan pemilu nasional pada 4 Juli mendatang, ungkap partai itu pada Minggu (26/5/2024).

Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji untuk mengembalikan bentuk pengabdian pada negara untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun.

Inggris memperkenalkan wajib militer untuk pria dan sebagian perempuan selama Perang Dunia II, dan memberlakukan wajib militer selama 18 bulan untuk pria antara tahun 1947 hingga 1960.

Sejak saat itu, Inggris memiliki militer yang semuanya sukarelawan dan jumlahnya terus menyusut, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (30/5).

Berdasarkan rencana tersebut, hanya sebagian kecil dari yang berusia 18 tahun dan bekerja di berbagai bidang seperti logistik atau pertahanan siber.

Sisanya akan menghabiskan satu akhir pekan dalam sebulan untuk bekerja di badan amal, kelompok masyarakat, atau organisasi seperti rumah sakit, polisi, dan pemadam kebakaran.

 


Ciptakan Rasa Kebanggaan pada Bangsa

Ilustrasi bendera Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)

Sunak mengatakan bahwa program tersebut akan membantu Inggris menciptakan rasa kebersamaan di antara para pemuda dan rasa kebanggaan yang baru terhadap bangsa.

Masih belum jelas bagaimana program tersebut akan diwajibkan.

Menteri Dalam Negeri James Cleverly mengatakan, tidak ada yang akan dipaksa untuk bertugas di militer.

Cleverly mengatakan, tujuan utama dari program tersebut bukan untuk meningkatkan jumlah pasukan militer.

Namun untuk membangun sebuah masyarakat di mana orang-orang berkumpul dengan orang dari luar komunitas mereka, bertemu dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, agama yang berbeda, dan pendapatan yang berbeda.

Infografis Sederet Simbol Kerajaan Inggris di Penobatan Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya