Israel Gempur Rafah Palestina, Apa Dampak ke Indonesia?

Sri Mulyani Indrawati menyadari dampak memanasnya geopolitik global turut berpengaruh ke ekonomi nasional. Salah satunya adalah masuknya tentara Israel ke wilayah Rafah

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Mei 2024, 19:44 WIB
Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina mengatakan pada 9 Mei 2024 sekitar 80.000 orang meninggalkan Rafah dalam tiga hari sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyadari dampak memanasnya geopolitik global turut berpengaruh ke ekonomi nasional. Salah satunya adalah masuknya tentara Israel ke wilayah Rafah, dalam perang dengan Palestina.

Dia mengatakan, aspek ekonomi tak bisa lepas dari kondisi tersebut. Dampaknya, mulai dari perekonomian global, regional, bahkan ke Tanah Air.

"Kita lihat berbagai pekrembangan geopolitik dan itu tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan perekonomian dan indikator ekonomi baik pada level global, regional dan juga nasional," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (27/5/2024).

Dia mencontohkan adanya eskalasi pasukan Israel yang masuk wilayah Rafah. Dampaknya bukan hanya terlihat bagi Israel dan Palestina, tapi juga beberapa negara lain yang berusaha untuk menengahi konflik antara keduanya.

"Kita semua lihat perang yang ada di Gaza Palestina, masih meningkat bahkan terjadi eskalasi dengan masuknya pasukan Israel di Rafah dan ini menimbulkan dinamika yang luar biasa," kata dia.

"Seperti yang kita lihat baik dari sisi israle dan dari sisi palestina dan negara-negara yang mencoba untuk menengahi atau yang mencoba menjadi penjembatan bagi perang ini untuk segera bisa diakhiri," sambungnya.

Dampak Ekonomi

Beberapa dampak ekonomi dari geopolitik diantaranya adalah rantai pasok global yang semakin rentan, naiknya harga komoditas, naiknya inflasi, likuiditas global masih akan ketat, hingga depresiasi nilai tukar dan arus keluar dana (capital outflow).


Jelang Idul Adha, Sri Mulyani Wanti-Wanti Hal Ini

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers: PDB Kuartal III 2023 serta Stimulus Fiskal , Senin (6/11/2023). Tasha/Liputan6.com)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat adanya kenaikan harga pangan menjelang peringatan Idul Adha. Ini menjadi salah satu yang perlu diwaspadai terhadap meningkatnya inflasi.

"Dari sisi domestik kita mewaspadai karena harga-harga pangan menjingkat yang menyumbang kepada inflasi," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (27/5/2024).

Dia menjelaskan ada sejumlah harga komoditas pangan yang naik sejak Idul Fitri. Misalnya, bawang merah yang naik 29,9 persen, telur ayam naik 8,1 persen, daging ayam naik 6,5 persen, dan bawang putih mengalami kenaikan 12,9 persen.

"Gula pasir naik 6,1 persen, minyak goreng 5,4 persen dan daging sapi 0,2 persen," kata dia.

Harga Cabai hingga Beras

Sementara itu, harga cabai rawit mengalami penurunan 43,6 persen dan cabai merah turun 15,2 persen. Selanjutnya, kenaikan harga beras juga disebut lebih rendah dari sebelumnya.

"Kalau kita lihat harga beras yang kemarin sempat menjadi sorotan sudah cenderung mengalami penurunan kalau dilihat year to date-nya adalah kenaikannya 2,6 persen," tuturnya.

"Ini adalah upaya pemerimtah untuk si satu sisi mencoba menjaga daya beli dari sisi stabilitas harga namun tekanan dari beberapa bahan makanan perlu kita waspadai. Dan ini tentu akan mempengaruhi dari sisi konsumsi rumah tangga," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya