Liputan6.com, Jakarta Setelah hampir sepuluh tahun mengarungi dunia akting, Bryan Domani memberanikan diri ambil sisi yang berbeda. Yakni, membintangi film horor berjudul Temurun.
Film ini diproduseri oleh Umay Shahab dan Prilly Latuconsina. Ini juga merupakan produksi horor pertama Sinemaku Pictures yang sebelumnya juga sukses membuat film Kukira Kau Rumah dan Ketika Berhenti Di sini.
Advertisement
Mulanya, Bryan mengaku belum kepikiran debut akting horor. Tapi, salah satu hal yang bikin ia tertarik, film Temurun diwarnai banyak talenta muda. Sepeti Inarah Syarafina didapuk sutradara dan Vonti Suwandi sebagai penulis naskah.
Bryan sendiri memerankan Sena, kakak dari karakter Dewi (Yasamin Jasem). Sepasang kakak-adik ini dihadapkan pada warisan turun menurun yang mengubah hidup mereka. Film Temurun bakal tayang di Bioskop mulai 30 Mei 2024.
Trust Mengakar
Bryan adalah salah seorang yang menemani Umay dan Prilly merintis Sinemaku Pictures. Hampir semua film yang diproduksi, ia ikut andil sebagai aktor. Karena rasa percaya itulah, ia tak ragu memilih Temurun, debut horor pertamanya.
"Aku mikir karena udah percaya sama Sinemaku. Dan tahun ini, Sinemaku memproduksi film horor. Berarti mereka serius," tutur Bryam, dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 27 Mei 2024.
Advertisement
Bersama Talenta Muda
Selain debut Bryan dan Sinemaku, Temurun adalah karya pertama Vondi Suwandi beserta Inarah Syarafina sebagai sutradara. "Karena ini film panjang pertama Inarah dan juga untuk Vonti artinya mereka pasti serius," terangnya.
Bagi Bryan, kerja sama dengan mereka seperti punya ambisi tersendiri. Terasa ada api semangat yang membakar. "Mungkin sempat padam di aku. Akhirnya muncul lagi, karena Temurun, Sinemaku, Inarah, Umay, dan lainnya," sambungnya
Horor Tapi Beda
Bryan lantas mengungkapkan, film Temurun punya plot cerita yang menarik. Bukan hanya sekedar horor, tapi terselip drama di dalamnya yang relatable dengan kehidupan sehari-hari. Ini yang jadi pembeda film Temurun dari film horor lainnya.
"Horornya tuh bukan horor hantu-hantu saja," ungkapnya. "Tapi horor dysfunctional family, kayak komunikasi yang kurang baik, nggak bisa saling mengerti, banyak rahasia satu sama lain dalam keluarga," pungkasnya.
Advertisement