Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian.
Untuk mencegah penyebaran kasus, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit termasuk di kerumunan. Selain itu, masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Advertisement
“Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi Covid-19 lengkap dan booster, terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan komorbiditas (penyakit penyerta),” kata Syahril.
“Lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk atau bersin. Jika merasa sakit, untuk dapat segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, menggunakan masker, dan hindari untuk berkontak dengan banyak orang.”
Bagi masyarakat yang hendak bepergian keluar daerah atau keluar negeri diimbau dapat mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah yang dituju.
"Covid-19 belum hilang. Ditambah varian yang bersirkulasi saat ini KP.1 dan KP.2, tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga.”
Bisa Menembus Vaksinasi
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan Covid-19 subvarian JN.1 beserta turunannya KP.1 dan KP.2 memang tidak menimbulkan gejala yang lebih berat. Tapi baik JN.1, KP.1 dan KP.2 semua memiliki kemampuan menembus perlindungan vaksinasi.
"Itu sudah semakin baik kemampuannya. Lebih cepat, mudah menginfeksi. Apalagi kalau belum divaksinasi bisa fatal, bahkan ketika menimpa orang komorbid atau orang lanjut usia atau bahkan pada anak," kata Dicky.
Dia mengatakan, dampak dari Covid-19 saat ini bukan lagi bersifat akut. Tapi bisa menimbulkan dampak kronis yang berkepanjangan seperti komplikasi pada kelompok orang berisiko.
Kondisi saat ini masyarakat belakangan sangat jarang memakai masker. Belum lagi kualitas udara yang masih buruk, sehingga orang-orang jauh lebih mudah terinfeksi.
"Oleh karena itu, saya mengimbau pada masyarakat untuk tetap menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Cuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker di luar ruangan, tempat ramai, dan menjaga jarak," ujar Dicky.
Advertisement