BFI Finance Tebar Dividen Rp 27 per Saham, Cek Jadwalnya

PT BFI Finance Indonesia Tbk membagikan dividen tunai sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Mei 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Mei 2024, 16:21 WIB
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 406,06 miliar. (Foto: BFI Finance).

Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 406,06 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa(28/5/2024), PT BFI Finance Indonesia Tbk membagikan dividen tunai sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Mei 2024.Dividen yang dibagikan Perseroan setara Rp 27 per saham.

Perseroan membagikan dividen tersebut mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2023. Hal itu antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,64 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 8,53 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 9,49 triliun.

Jadwal Dividen

Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2023:

  • Tanggal efektif pada 22 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 3 Juni 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 4 Juni 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 5 Juni 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 6 Juni 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 5 Juni 2024, waktu 16:00
  • Tanggal pembayaran dividen pada 21 Juni 2024

Pada penutupan perdagangan Selasa,28 Mei 2024, harga saham BFIN merosot 1,83 persen ke posisi Rp 1.070 per saham. Saham BFIN dibuka stagnan di posisi Rp 1.090 per saham. Harga saham BFIN berada di level tertinggi Rp 1.105 dan terendah Rp 1.070 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.501 kali dengan volume perdagangan 47.644 saham. Nilai transaksi Rp 5,2 miliar.


Presiden Direktur BFI Finance Indonesia Lepas 200 Ribu Saham BFIN

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Francis Lay Sioe Ho melepas 200.000 saham BFIN pada pertengahan Maret 2024.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024), Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk Francis Lay Sioe Ho menjual 200.000 saham BFIF dengan harga Rp 1.315 per saham pada 13 Maret 2024. Dengan demikian, nilai penjualan saham tersebut sekitar Rp 263 juta.

“Tujuan dari transaksi pelepasan investasi. Status kepemilikan langsung,” tulis Direktur BFI Finance Indonesia Andrew Adiwijanto.

Setelah penjualan saham itu, Francis Lay Sioe Ho mengenggam 343.908.180 saham BFIN atau 2,15 persen dari sebelumnya 344.108.180 atau setara 2,16 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 18 Maret 2024, saham BFIN ditutup naik 0,78 persen ke posisi Rp 1.300 per saham. Nilai transaksi saham BFIN sebesar Rp 20,57 miliar dan volume perdagangan 15,76 juta saham. Total frekuensi perdagangan 2.195 kali.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak pada perdagangan saham Senin, 18 Maret 2024. Pergerakan IHSG tersebut terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,35 persen ke posisi 7.302,44. Indeks LQ45 turun 0,39 persen ke posisi 993,60. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG bergerak di level tertinggi 7.358,55 dan level terendah 7.300,94. Sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 266 saham menguat sehingga tahan koreksi IHSG. 252 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.196.201 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.675.

Investor asing membeli saham Rp 97,74 miliar pada awal pekan ini. Dengan demikian, sepanjang 2024, investor asing membeli saham Rp 26,20 triliun.


BFI Finance Indonesia Prediksi Pembiayaan Kembali Normal pada Kuartal IV 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) prediksi penyaluran pembiayaan akan kembali normal pada kuartal IV 2023. Selain itu, perseroan akan fokus utama pembiayaan pada kendaraan bekas dan alat berat.

Selain itu, Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk, Sudjono menuturkan, pihaknya membidik pembiayaan baru dapat mencapai Rp 20 triliun-Rp 21 triliun pada 2023. Pembiayaan baru perseroan tercatat Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Pembiayaan baru itu naik 20,8 persen year on year (YoY) dibandingkan periode sama 2022.

Pada kuartal III 2023, kinerja BFI Finance Indonesia cenderung mendatar, salah satunya dipicu oleh serangan siber yang sempat terjadi pada jaringan information technology (IT) Perseroan.

“Kurang lebih flat. Karena, kami kena sedikit problem di akhir semester I 2023, kena serangan siber. Itu memengaruhi sedikit, kami mesti ngerem sedikit. Tapi, di kuartal IV 2023 akan normal kembali. Sementara ini, kami lagi berbenah, jadi waktu berbenah kami enggak berani agresif dulu,” tutur dia seperti dikutip dari Antara, ditulis Minggu (10/9/2023).

Sedangkan mengenai strategi pembiayaan, Sudjono menuturkan, perseroan akan tetap fokus pada valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar.


Fokus 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Ia mengatakan, fokus utama pembiayaan perseroan tetap pada kendaraan bekas dan alat-alat berat, seiring dengan peningkatan kinerja pada segmen itu pada 2023.

"Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel. Pada alat berat tumbuh sekitar 40-an persen tahun ini dari sisi penyauran pembiayaan, sedangkan di ritel lebih di bawahnya,” kata dia.

Adapun BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) neto terjaga pada 0,79 persen selama semester I 2023.

Laba bersih perseroan tercatat Rp 848,4 miliar pada periode tersebut. Sedangkan total pendapatan Rp 3,2 triliun atau bertambah 30,3 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya