Turbulensi Pesawat Hantui Masyarakat, Ini Saran Menhub

Sejumlah kasus turbulensi para menghantui beberapa maskapai dunia hingga menimbulkan korban jiwa

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mei 2024, 17:15 WIB
Ilustrasi pasang sabuk pengaman. (dok. Cathal Mac an Bheatha/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kasus turbulensi para menghantui beberapa maskapai dunia hingga menimbulkan korban jiwa. Perubahan iklim disebut sebagai salah satu penyebab meningkatnya turbulensi pesawat.

Hal itu diamini oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Menurut dia, pola cuaca yang tak teratur saat ini membuat industri aviasi wajib beradaptasi.

"Turbulensi ini kan bisa jadi satu anomali cuaca yang kita juga alami sekarang. Bukan musim hujan, sekarang hujan, itu anomali cuaca," ujar Menhub saat ditemui di Jakarta Convention Center, Selasa (28/5/2024).

"Sehingga apa yang terjadi di dunia yang urusannya angin, cuaca dan sebagainya itu ada perubahan-perubahan yang terjadi," imbuh dia.

Optimalkan BMKG

Menindaklanjuti fenomena ini, Kementerian Perhubungan bakal memaksimalkan fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk bisa mengontrol perubahan cuaca di Indonesia.

Lalu, Kemenhub juga bekerjasama dengan sejumlah otoritas penerbangan internasional semisal FAA dan ICAO, agar segala risiko kecelakaan terhadap penumpang pesawat bisa terhindari.

"Tentu kita akan memaksimalkan fungsi BMKG untuk merespon itu. Insya Allah kita di Indonesia kontrol dengan baik," tegas Menhub.

"Turbulensi pasti memberikan suatu dampak yang tidak baik bagi dunia aviasi. Oleh karenanya, kita bekerjasama dengan beberapa lembaga internasional, akan membahas apa saja yang harus ditambahkan dalam rangka memastikan safety itu diperoleh dengan baik oleh masyarakat pada jasa industri aviasi," tuturnya.

 

 

 


Pesawat Qatar Airways Terkena Turbulensi, 6 Penumpang dan 6 Awak Terluka

Ilustrasi Qatar Airways (dok.unsplash)

Sebanyak 12 orang terluka dalam penerbangan Qatar Airways dari Doha ke Dublin akibat turbulensi parah yang terjadi pada Minggu (26/5/2024). Beruntung, pesawat itu berhasil mendarat di Dublin sesaat sebelum pukul 1 siang, waktu setempat.

Mengutip CNN, pesawat itu langsung disambut layanan darurat, termasuk polisi bandara serta departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan. Menurut pernyataan dari Bandara Dublin, enam penumpang dan enam awak terluka dalam insiden tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa penerbangan Qatar Airways QR107 mengalami turbulensi saat terbang di atas Turki.

Bandara Dublin mengatakan pihaknya membantu penumpang dan staf dan operasinya tidak terpengaruh. Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, Qatar Airways mengatakan bahwa penerbangan tersebut mendarat dengan selamat di Dublin, namun 'sejumlah kecil penumpang dan awak pesawat mengalami luka ringan dalam penerbangan dan sekarang menerima perawatan medis'.

"Masalah ini sekarang sedang dalam penyelidikan internal," lanjut pernyataan maskapai. "Keselamatan dan keamanan penumpang dan awak kami adalah prioritas utama kami."

Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah 104 penumpang terluka dan seorang pria dengan penyakit jantung tewas dalam penerbangan Singapore Airlines yang dilanda turbulensi parah.

Penerbangan SQ321 dari London ke Singapura terbang pada ketinggian 37.000 kaki pada Selasa, 21 Mei 2024, ketika pesawat turun tajam sebelum naik beberapa ratus kaki, menurut data pelacakan penerbangan. Kasus turbulensi bisa semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya