Liputan6.com, Jakarta Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah dikuntit oknum Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Peristiwa itu terjadi ketika Jampidsus Febrie Adriansyah sedang makan di sebuah restoran Perancis di Kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Minggu, 19 Mei 2024.
Advertisement
Aksi penguntitan dua oknum Densus 88 itu diketahui pengawal Jampidsus dari Polisi Militer (PM). Salah satu oknum Densus 88 itu tertangkap basah dan langsung diamankan personel PM. Sementara, satu oknum Densus 88 lainnya berhasil melarikan diri.
Kejadian itu dibenarkan oleh seorang pengelola restoran. Dia menyebut peristiwa penguntitan itu terjadi di lantai dua ruang VIP restoran.
"Kalau benar, benar ada (peristiwanya). Saya pun menyaksikan sebenarnya, kalau itu di lantai 2. VIP di atas," katanya saat ditemui merdeka.com, Minggu, 26 Mei 2024.
Dia pun menyebut peristiwa penguntitan itu terjadi saat kondisi restoran terbilang sepi. Termasuk saat personel PM mengamankan salah seorang penguntit, menurutnya sangat senyap, tidak menimbulkan kegaduhan.
"Kebetulan sepi waktu itu, tamu cuma satu, kebetulan di bawah. Benar (tiba-tiba pelaku penguntit ketahuan)," ucapnya.
"Aman (tidak gaduh), penangkapan juga enggak ada di dalam sini, di luar. Kita kan menjaga juga supaya customer tidak terganggu atau tahu gimana," tambahnya.
Meski begitu, dia tidak hafal secara pasti wajah para penguntit yang belakangan diketahui merupakan anggota Densus 88 Antiteror Polri. Sebab, saat kejadian para penguntit ada yang diamankan di dalam restoran.
Saat disinggung apakah benar orang yang dikuntit itu merupakan Jampidsus Febrie Adriansyah, dia membenarkan. Sebab, Febrie Adriansyah sudah dikenal sebagai pelanggan yang sering datang ke restoran tersebut.
"Iya (benar Jampidsus)," katanya.
Lebih lanjut, dia mengaku tidak tahu menahu terkait alasan penguntitan yang dilakukan anggota Densus 88 tersebut. Kejadian itu hanya kebetulan terjadi di lokasi restorannya.
"Kalau ditangkap, dari pihak ininya (pengawal Jampidsus). Kita pokoknya dari resto enggak (ikut-ikutan). Kita kan cuma menyediakan tempat aja, dan kebetulan TKP aja di sini," tuturnya.
Baca juga: Jampidsus Kejagung Dikuntit Oknum Anggota Densus 88, IPW Duga Terkait 2 Isu Ini
Polisi Konvoi Geber-geber Motor dan Mobil di Gedung Kejagung
Usai peristiwa pengintaian itu terkuak ke publik, beredar video aksi konvoi personel Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin malam, 20 Mei 2024.
Dikonfirmasi, salah seorang pedagang di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, membenarkan adanya aksi konvoi para polisi itu. Dia menceritakan dengan detail terkait peristiwa yang terjadi.
"Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) pintunya ketutup. Enggak perhatiin, cuma ya motornya doang. Rame-rame," kata saat ditemui merdeka.com, Minggu, 26 Mei 2024.
Rombongan polisi berkendara itu melintas sebanyak tiga kali pada malam itu. Awalnya, dia sempat tidak curiga. Namun ketika rombongan itu Kembali untuk ketiga kalinya, barulah kecurigaan muncul.
"Kira-kira 8 sampai 9 motor, malah lebih kayaknya. Ada mobilnya juga sih. Kalau enggak salah waktu itu ada yang geber-geber di depan pintu," ucapnya.
"Tadinya sih enggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif," tambahnya.
Setelah kejadian itu, si pedagang yang sempat curiga dengan kondisi tersebut pun mengakui kalau beberapa kali melihat gedung Kejagung turut terparkir kendaraan Polisi Militer (PM) TNI.
Kondisi itu menurutnya tampak tidak wajar, sebab dia sudah cukup lama berjualan di sekitar pintu masuk gedung Kejagung. Dia mengaku tidak pernah melihat suasana seperti itu. Ditambah kendaraan PM TNI yang intens berjaga di depan gedung.
"Iya, pokoknya setelah berapa kali, di sini dijagain PM terus. Sebelumnya enggak. Terus PM juga sempet muter," sebutnya.
Sementara itu, dari dokumentasi yang didapat, rombongan konvoi tampak dilakukan oleh personel Brimob Polri lengkap dengan kendaraan taktis motor dan mobil.
Mereka sambil menyalakan sirene, tepat berhenti di gerbang belakang gedung Kejagung. Seperti memberikan sebuah tanda hendak masuk ke gedung, namun gerbangnya tetap tertutup.
Advertisement
Puspom TNI Tingkatkan Keamanan Kejagung
Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI melakukan peningkatan eskalasi pengamanan di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) usai peristiwa dugaan penguntitan anggota Densus 88 Antiteror Polri terhadap Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Febrie Adriansyah.
"Personel Puspom TNI lakukan pengamanan di Kejaksaan Agung RI. Situasi keamanan di Kejaksaan Agung Republik Indonesia mengalami peningkatan pengawasan setelah adanya dugaan peristiwa penguntitan terhadap Jampidsus oleh anggota Densus 88," tulis Puspom TNI dalam akun Instagramnya yang dikutip Liputan6.com, Minggu, 26 Mei 2024.
Upaya tersebut dilakukan demi memastikan keamanan dan ketertiban di lingkungan Kejagung. Adapun personel Polisi Militer TNI yang dikerahkan untuk melakukan pengamanan khusus itu dipimpin oleh Lettu Pom Andri.
"Langkah ini diambil sebagai respons atas kekhawatiran dan ancaman yang dirasakan setelah kejadian tersebut. Personel Puspom TNI bekerja sama dengan pihak keamanan internal Kejaksaan Agung serta aparat penegak hukum lainnya untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi potensi ancaman," tulis Puspom TNI.
Pengamanan Puspom TNI itu mencakup patroli rutin, pemeriksaan kendaraan, serta pengawasan terhadap individu yang keluar masuk area Kejagung.
"Langkah pengamanan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam menjaga stabilitas dan ketertiban di institusi hukum tertinggi di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan situasi keamanan di Kejaksaan Agung dapat terjaga dengan baik, sehingga para penegak hukum dapat menjalankan tugasnya tanpa gangguan," tutup unggahan Puspom TNI.
Jaksa Agung dan Kapolri Tampil Mesra di Tengah Isu Penguntitan Densus 88
Usai peristiwa penguntitan Jampidsus Febrie Adriansyah oleh oknum Densus 88 Antiteror Polri menyeruak ke publik dan menjadi isu besar, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin tampak terlihat mesra. Kedua pucuk pimpinan dua lembaga penegak hukum itu saling bersalaman dan berangkulan.
Momen itu terjadi saat Kapolri dan Jaksa Agung menghadiri acara Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Summit 2024 dan Peluncuran GovTech Indonesia di Istana Negara Jakarta, Senin, 27 Mei 2024.
Jenderal Listyo dan Burhanuddin duduk di barisan paling depan, berhadapan dengan Presiden Jokowi.
Usai acara, Listyo dan Burhanuddin kembali menunjukkan keakraban. Keduanya berfoto bersama sebelum meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Tampak pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto ikut berfoto bersama.
"Ingat ya, (Kapolri dan Jaksa Agung) sudah gandengan loh," ucap Hadi kepada wartawan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo enggan menanggapi soal isu yang beredar. "Tanya yang beredar. Tanya sama yang nanya," kata Listyo saat dicecar wartawan.
Dalam kesempatan yang sama, Jaksa Agung mengatakan, "enggak ada masalah apa-apa kok."
Kemudian, Kapolri dan Jaksa Agung bersama Hadi Tjahjanto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meninggalkan Istana Negara dengan menggunakan mobil boogy.
Dipanggil Jokowi
Presiden Jokowi angkat bicara soal isu Jampidsus Febrie Adriansyah dikuntit oknum Densus 88 Antiteror Polri.
Jokowi mengaku telah memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk meminta penjelasan terkait isu tersebut.
"Sudah saya panggil tadi (Kapolri dan Jaksa Agung)," kata Jokowi kepada wartawan di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Senin, 27 Mei 2024.
Jokowi enggan mengungkapkan arahannya kepada Kapolri dan Jaksa Agung terkait isu tersebut. Dia meminta agar isu penguntitan Jampidsus oleh Densus 88 ditanya langsung kepada Kapolri.
"Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke Kapolri langsung," ujar Jokowi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi singkat soal dugaan oknum Densus 88 menguntit Jampidsus. Listyo mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dan Jaksa Agung.
"Kan dengan Pak JA (Jaksa Agung) kan sudah sama-sama enggak ada masalah. Sudah enggak ada masalah. Memang enggak ada masalah apa-apa," ucap Kapolri.
Baca juga: Melihat Makna Salaman Kapolri-Jaksa Agung di Tengah Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus
Advertisement
Kasus Jampidsus Dikuntit Densus 88 Masuk Penyelidikan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyampaikan kasus dugaan penguntitan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Febrie Adriansyah oleh Densus 88 Antiteror Polri telah masuk penyelidikan.
Menurut Hadi, proses penyelidikan terhadap kasus yang telah menyita perhatian masyarakat sedang dilakukan penyelidikan untuk memastikan kejadian yang sebenarnya.
"Dengan isu yang tadi disampaikan bahwa saat ini terus dilakukan pendalaman, dilakukan penyelidikan apa yang terjadi, yang sebetulnya," kata Hadi saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 28 Mei 2024.
Hadi mengatakan proses penyelidikan dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah masing-masing institusi selaku aparat penegak hukum.
"Dan kedua pimpinan juga terus menjaga marwah masing-masing dan tetap saling menguatkan, saling mengisi antara kedua institusi tersebut. Karena tugasnya adalah criminal justice system, itu tetap harus terjaga," tuturnya.
"Sehingga pendalaman ini terus kita lakukan karena marwahnya ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan kriminal," tambah Hadi.
Selain itu, Hadi mengaku telah berbicara kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin agar tetap fokus dalam menjalankan tugas masing-masing lembaga, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Polemik Isu Jampidsus Dikuntit Densus Polri, Disebut Harus Diselesaikan
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com