Kisah Mengerikan saat Syekh Nawawi Sholat di Mulut Ular Raksasa

Syekh Nawawi Al Bantani dikisahkan pernah sholat di mulut ular, berikut kisah karomah ulama Banten ini

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mei 2024, 11:30 WIB
Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun mungkin terdengar luar biasa, dalam tradisi mistisme Islam terdapat kisah-kisah tentang para wali atau orang sholeh yang memiliki karomah yang luar biasa, termasuk di antaranya melakukan sholat di dalam mulut ular.

Kisah seperti ini sering dianggap sebagai tanda keajaiban dan kekuasaan Allah yang melampaui batas alam dan nalar manusia.

Dalam konteks ini, kisah yang disampaikan oleh Syekh Nawawi al-Bantani menjadi bagian dari warisan mistik Islam yang dipercaya oleh sebagian umat Islam.

Bagi mereka yang memahami dan meyakini keajaiban karomah, kisah seperti ini menjadi contoh dari keajaiban yang mungkin terjadi bagi orang-orang yang memiliki kedekatan spiritual yang mendalam dengan Allah SWT.

Namun, seperti halnya dengan banyak kisah mistik lainnya, kisah ini juga bisa dipandang dengan keraguan atau skeptisisme oleh mereka yang melihatnya dari sudut pandang yang lebih rasional atau skeptis.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kisah Sholat dalam Mulut Ular Raksasa

Ilustrasi ular piton raksasa (Sumber: Twitter/susantananda3)

Menyadur islami.co, dikisahkan suatu hari syekh Nawawi al Bantani sedang melakukan perjalanan dan beristirahat di suatu tempat. Suasana sepi tak ada seorang pun.

Tak lama kemudian terdengar azan Ashar menggema. Namun kemudian tidak ada seorangpun yang datang untuk berjamaah. Akhirnya beliau iqomat sendirian dan melakukan sholat.

Setelah itu Syekh Nawawi kembali melanjutkan perjalanan. Beliau berjalan dengan mata lurus ke depan. Setelah beberapa lama Syekh Nawawi menengok ke belakang.

Betapa kagetnya ternyata ada seekor ular raksasa yang mulutnya sedang menganga. Akhirnya beliau sadar bahwa tadi diketahui melakukan sholat di dalam mulut ular yang sangat besar itu.

Kisah Syekh Nawawi sholat di mulut ular ini diceritakan oleh KH Nawawi yang dikutip dari laman nu.or.id.

Menurut ulama asal Subang ini masih banyak karomah syekh Nawawi yang bisa menjadi teladan kita saat ini. Tentu disamping juga keilmuannya yang luar biasa mumpuni.

 


Sekilas Syekh Nawawi dan Perjalanan Keilmuannya

Syekh Nawawi al-Bantani, ulama asal Indonesia yang menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: bantenprov.go.id/Liputan6.com)

Syekh Nawawi al-Bantani lahir di Tanara Banten tahun 1813. Beliau adalah ulama karismatik dan mahaguru ulama Jawa pada abad 19.

Disamping muridnya yang banyak, karya-karyanya juga banyak. Syekh Nawawi bernama Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi. Sejak kecil mempelajari ilmu agama dengan tekun.

Kemudian melanjutkan nyantri kepada Kiai Yusuf seorang ulama besar di Purwakarta. Menginjak usia 15 tahun bersama dua orang saudaranya pergi ke Tanah Suci untuk berhaji. Namun kemudian Nawawi muda tidak pulang tetapi menuntut ilmu.

Syekh Nawawi kemudian berguru kepada Imam Masjid al-Haram Syekh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, dan Syekh Ahmad Dimyati. Selain itu tercatat nama Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Abdul Hamid Daghestani sebagai gurunya.

Tekun dan cerdas menjadikan Nawawi murid yang terpandang di Masjid al-Haram. Tak salah kalau Ahmad Khatib Sambas uzur menunjuk Nawawi sebagai menggantikannya menjadi Imam Masjid al-Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi.

Syekh Nawawi juga dikenal seorang pendidik yang ulung. Banyak muridnya menjadi ulama mumpuni seperti KH Kholil Bangkalan, KH Asnawi Kudus, KH Tubagus Bakri, KH Arsyad Thawil dari Banten, dan KH Hasyim Asy’ari dari Jombang. Muridnya tidak hanya dari Indonesia melainkan dari berbagai belahan dunia.

Kecemerlangan syekn Nawawi bertambah ketika beliau dikenal sebagai penulis yang produktif. Dalam buku Dictionary of Arabic Printed Books disebutkan ada 34 karya. Sedangkan beberapa orang menyebutnya karyanya lebih 100 judul buku. Diantara karyanya yang terkenal adalah Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, dan al-Aqdhu Tsamin.

Syekh Nawawi al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib A’li, pada 25 Syawal 1314 H/1879 M.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya