China Desak Israel Dengarkan Seruan Internasional: Hentikan Serangan ke Rafah

Bukannya berhenti, serangan Israel makin menggila di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Mei 2024, 08:02 WIB
Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina mengatakan pada 9 Mei 2024 sekitar 80.000 orang meninggalkan Rafah dalam tiga hari sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Beijing - China pada Selasa (28/5/2024) menyatakan keprihatinan besar atas operasi militer Israel di Rafah, Jalur Gaza, di mana serangan mereka menewaskan 45 warga Palestina di kamp pengungsi Tel al-Sultan.

"Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, seperti dilansir CNA, Rabu (29/5).

China juga menyatakan pihaknya sangat mendesak Israel untuk mendengarkan seruan masyarakat internasional dan menghentikan serangannya terhadap Rafah.

Sejak dimulainya perang Israel Vs Hamas pada Oktober 2023, China telah menyerukan gencatan senjata segera.

Secara historis, China bersimpati pada perjuangan Palestina dan mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Dan Presiden Xi Jinping menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Perang di Jalur Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan, yang diklaim mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang.

Hamas juga menyandera 252 orang, 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang diyakini tewas.

Sementara itu, serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.050 orang di Jalur Gaza, di mana sebagian besar warga sipil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya