Liputan6.com, Jakarta - Menarik sekali untuk diketahui, KH Wahab Chasbullah begitu adem saat dimintai pendapat oleh salah satu warga mengenai rencana qurban sapi yang hendak dilakukannya.
Orang ini ngotot jika dirinya hendak berkurban sapi besar dan disesuaikan dengan jumlah keluarganya yang berjumlah 8 orang. Karena tak punya dasar orang ini mencari jawaban ke tokoh agama, salah satunya Kiai Wahab Chasbullah. Dan begini jawaban sang kiai yang begitu adem.
Untuk diketahui Kiai Wahab Chasbullah dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang, adalah salah satu figur penting dalam dunia pesantren di Indonesia. Dengan keilmuannya yang luas dan kepemimpinan yang visioner, ia telah memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan pendidikan Islam di tanah air.
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas, Kiai Wahab Chasbullah telah membimbing dan menginspirasi generasi pesantren dalam mengejar ilmu agama dan pengembangan diri. Pesantren Tambakberas yang dipimpinnya menjadi pusat pendidikan Islam yang terkenal, menarik ribuan santri dari berbagai penjuru untuk belajar dan mengasah potensi mereka.
Kiai Wahab Chasbullah juga dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Beliau sering kali memberikan ceramah, khutbah, dan nasihat-nasihat yang menginspirasi dalam berbagai forum, baik di pesantren maupun di luar pesantren.
Selain itu, peran Kiai Wahab Chasbullah dalam memperjuangkan toleransi antar umat beragama juga patut diapresiasi. Beliau sering kali menjadi penggerak dialog antaragama dan mempromosikan perdamaian serta kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Sapi Boleh untuk Patungan 7 Orang Saja
Dengan karismanya dan kepemimpinannya yang tegas namun penuh kasih sayang, Kiai Wahab Chasbullah telah menjadi panutan bagi banyak orang, baik di kalangan pesantren maupun masyarakat luas. Dedikasinya dalam memajukan pendidikan dan nilai-nilai keagamaan telah menjadikannya sebagai sosok yang dihormati dan diapresiasi oleh banyak kalangan.
Seperti diketahui, bahwa sapi dapat dikurbankan untuk tujuh orang. Artinya jika seseorang tidak mampu untuk membeli seekor sapi, maka biaya pembelian hewan kurban bisa dilakukan dengan cara patungan yang maksimal tujuh orang.
Ibnu Qudamah dalam kitabnya al-Mughni mengatakan bahwa mayoritas ulama memperbolehkan patungan kurban. Adapun syaratnya adalah, menggunakan hewan kurban sapi, kerbau atau unta yang layak, sehat segar dan tidak penyakitan.
Berdasarkan syarat ini, tentu hewan kurban bentuk kambing tidak diperbolehkan. Sedangkan untuk kurban sapi juga demikian, tidak boleh lebih dari tujuh orang.
وتجزئ البدنة عن سبعة وكذلك البقرة وهذا قول أكثر أهل العلم
”Kurban seekor unta atas nama tujuh orang, begitu juga dengan seekor sapi diperbolehkan oleh mayoritas ulama.’’
Ibnu Qudamah mengutip, menurut Imam Ahmad bin Hanbal, hanya Ibnu Umar yang tidak membolehkannya.
Pendapat Ibnu Qudamah ini, sebenarnya tidak jauh beda dengan An-Nawawi. Menurut Imam An- Nawawi, patungan kurban sapi atau unta yang dilakukan oleh tujuh orang itu diperbolehkan, baik yang patungan merupakan bagian dari keluarganya maupun orang lain.
Advertisement
Boleh Qurban Sapi untuk 8 orang, Begini Syaratnya
Mengutip Alif.id, alkisah, pada suatu hari menjelang hari raya Idul Adha, seorang yang kaya dari sebuah kampung di Jombang ingin berkurban untuk keluarganya berupa seekor sapi. Menurut ilmu fikih seekor sapi hanya boleh dibuat berkorban untuk tujuh orang, sementara bapak tersebut memiliki enam anak ditambah dia dan istrinya, total delapan orang.
Lalu orang kampung itu memutuskan untuk mendapatkan fatwa dari kiai. Lalu dia memutuskan untuk sowan kepada Mbah Wahab Chasbullah di Desa Tambakberas.
Setelah sampai di ndalem Mbah Wahab, orang kampung tersebut menyampaikan keinginannya berkurban seekor sapi untuk delapan orang anggota keluarganya.
“Nuwun sewu Kiai, apakah boleh saya berkurban satu ekor sapi untuk delapan orang anggota keluarga saya?” tanya orang kampung tersebut.
Kiai Wahab tidak langsung menjawab, tapi malah bertanya, ”Sapi kamu gemuk tidak?”
Orang kampung tersebut meyakinkan Sang Kiai, ”Gemuk Kiai, jangankan dinaiki delapan orang, sepuluh orang pun juga kuat.”
Dalam kepercayaan masyarakat Islam, mereka yakin bahwa binatang yang dikurbankan akan menjadi kendaraan mereka untuk menyeberangi jembatan Sirotol Mustaqim di akhirat kelak.
Lalu, Mbah Wahab bertanya, “Anak sampean yang paling kecil usia berapa tahun?”“Satu tahun Kiai, jadi bisa kan Kiai, kalau satu ekor sapi untuk delapan orang, lah wong anak ragil saya masih umur satu tahun,” jawab orang kampung itu sambil terus berusaha memengaruhi pendapat Mbah Wahab.
Ancik-Ancik Kambing
Sambil terlihat berpikir keras, kemudian Mbah Wahab menyampaikan,”Sampean boleh berkorban satu ekor sapi untuk delapan orang keluargamu. Tapi ada syaratnya…”
“Alhamdulillaah. Syaratnya apa Kiai?” sambut orang kampung dengan wajah sumringah.
“Begini, sapi yang kamu korbankan kan besar sekali, nah anak kamu yang paling kecil harus kamu sediakan tangga untuk ancik-ancik (panjatan) agar dia bisa naik ke punggung sapi yang akan kamu korbankan, karena sapi adalah kendaraan korban, maka tangganya juga harus binatang yang bisa dikorbankan, yaitu seekor kambing,” jawab Mbah Wahab.
Dengan antusias, orang kampung tersebut menyambut gembira fatwa sang kiai, ”Baik Kiai, jangankan seekor kambing, tiga ekor kambing pun juga saya siapkan.”
Orang kampung tersebut kemudian mencium tangan Mbah Wahab dan berpamitan pulang untuk membeli sapi dan kambing kurban.
Mbah Wahab Chasbullah memang terkenal sikap beliau yang lentur dan akomodatif terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat meskipun tetap berpegang teguh pada syariat dan kaidah fikih yang berlaku.
Itulah bagian dari strategi dakwah yang dilakukan oleh Kiai Wahab Chasbullah untuk menanamkan ajaran Islam di semua kalangan. Kemampuan berkomunikasi Mbah Wahab dengan berbagai tingkat kelompok masyarakat, membuat beliau sangat dihormati dan diterima di berbagai kalangan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement