Liputan6.com, Jakarta - Berbagai sebab bisa membuat orang gagal berhaji, meskipun sudah berada di Makkah. Tapi bukan juga semata-mata karena menggunakan visa non-haji saja, yang kini tengah menjadi perbincangan.
Sebuah cerita disampaikan tentang jemaah haji yang gagal menyempurnakan rukun hajinya, lantaran ketiduran di hotel tempatnya menginap. Cerita itu disampaikan oleh akun @semuabisaumroh_ di TikTok tentang beberapa hal yang membuat jemaah gagal berhaji pada Selasa, 28 Mei 2024.
Advertisement
"Tahun lalu teman-teman, ada jemaah haji asal Indonesia yang gagal berhaji, beliau gagal wukuf di Arafah karena ketiduran," cerita pemilik akun tersebut.
Lebih disayangkannya lagi, jemaah haji tersebut berangkat menggunakan visa haji furoda yang harganya sangat mahal. Visa furoda merupakan visa resmi dari Kerajaan Arab Saudi ini bahkan harganya mencapai ratusan juta hingga Rp1 miliar.
"Tapi Allah mentakdirkan beliau untuk ketiduran sehingga tidak wukuf di Arafah, padahal haji itu wukuf di Arafah," sambungnya lagi.
Ia pun menjelaskan pentingnya wukuf di Arafah. Biasanya jemaah haji yang misalnya sakit dan di rawat di rumah sakit, akan dibawa menggunakan ambulans untuk bisa wukuf di Arafah walaupun keadaannya kritis dan tidak kuat berjalan juga akan memakai kursi roda.
Konten yang disukai oleh lebih dari 25,3 ribu pengguna TikTok itu pun mendapat beragam komentar. Di antaranya juga mengungkap pengalaman pribadinya saat bisa haji dan umrah.
Komentar Warganet
"Masa teman-teman tidak ada yang cari dan bangunkan, kasihan," komentar seorang warganet.
"Kalau Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi," yang lain menimpali.
"Setuju, semua itu kehendak Allah SWT," balas warganet.
"Itu kuasa Allah. Bisa jadi teman-temannya dibuat lupa atau apapun itu hingga dia terlupakan," kata warganet lagi.
"Ga sempat ya kak, kita di sana akan sibuk dengan urusan masing-masing," sambung warganet.
"Mungkin penglihatan mereka ditutup untuk yang ketiduran," seloroh warganet.
"Kan ada pendamping travel, memang tidak diabsen dulu saat mau ke Mina. Kan sebelum ke Arafah ke Mina dulu, aneh kalau ketiduran di hotel," yang lain menanyakan.
"Kalau Allah dah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Keajaiban Allah itu suka di luar logika manusia, gatau perbuatan dia gimana sampai Allah gak bangunkan dia," balas warganet lagi.
"Namanya juga kehendak Allah buuu, siapa yang bisa mengubah," kata warganet.
Advertisement
Kemenag Luncurkan Aplikasi Kawal Haji
Mengutip dari Tim Hot Liputan6.com, baru-baru ini Kementerian Agama baru saja meluncurkan aplikasi Kawal Haji, sebuah inovasi digital untuk meningkatkan pelayanan dan transparansi bagi calon jamaah haji Indonesia. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah akses informasi terkait haji, mulai dari pendaftaran hingga pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.
Dengan fitur-fitur yang lengkap dan user-friendly, Kawal Haji diharapkan menjadi solusi efektif dalam mendukung kelancaran perjalanan ibadah haji. Aplikasi Kawal Haji menawarkan berbagai fitur seperti status pendaftaran, jadwal keberangkatan, serta informasi penting lainnya yang dapat diakses secara real-time oleh calon jamaah.
Melalui aplikasi ini, jamaah dapat memantau perkembangan proses haji mereka dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan layanan bantuan dan panduan lengkap tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.
Dilansir dari situs Kemenag RI, Kawal Haji adalah aplikasi terbaru yang dirilis Kementerian Agama RI terkait penyelenggaraan ibadah haji. Aplikasi Kawal haji menjadi kanal penghubung antarjemaah haji, petugas, keluarga, dan publik, serta stakeholder lainnya.
Membantu Penyelenggaraan Ibadah Haji
Selain itu, jemaah juga dapat melapor, saling bantu, berbagi info dan mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji. "Ini juga menjadi bagian dari komitmen Kemenag terhadap proses keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan ibadah haji," kata Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, yang dikutip oleh Liputan6.com pada Selasa, 28 Mei 2024.
Aplikasi ini didesain agar setiap jemaah, keluarga, dan juga petugas bisa saling bantu jika ada persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan haji, khususnya yang dialami jemaah. Menurut Wibowo, aplikasi ini hadir dengan dua fitur utama. Pertama, pelaporan jemaah, khususnya berkenaan dengan layanan konsumsi, akomodasi, transportasi, termasuk jika ada jemaah terpisah dari rombongan, atau lupa arah pulang ke penginapan.
Kedua, deteksi lokasi dan pergerakan jemaah untuk memudahkan proses pencarian jika ada jemaah yang tersesat. "Saat ini Kawal Haji fokus ke penyelesaian masalah utama, yaitu kanal komunikasi pelaporan. Halaman beranda dari Kawal Haji akan melampirkan daftar laporan, dengan prioritas berdasarkan keterbaruan dan dukungan," kata Wibowo.
Advertisement