Cerita Orang Gagal Berhaji karena Ketiduran hingga Tertinggal Rombongan Wukuf di Arafah

Pentingnya wukuf di Arafah, bahkan jemaah haji yang sakit diantar menggunakan ambulans agar bisa melaksanakan wukuf sebagai salah satu rukun wajib haji.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 29 Mei 2024, 10:00 WIB
Jemaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Kota Makkah. Mereka disambut dengan cuaca panas yang mencapai suhu 30-45 derajat Celsius. (FOTO; MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai sebab bisa membuat orang gagal berhaji, meskipun sudah berada di Makkah. Tapi bukan juga semata-mata karena menggunakan visa non-haji saja, yang kini tengah menjadi perbincangan.

Sebuah cerita disampaikan tentang jemaah haji yang gagal menyempurnakan rukun hajinya, lantaran ketiduran di hotel tempatnya menginap. Cerita itu disampaikan oleh akun @semuabisaumroh_ di TikTok tentang beberapa hal yang membuat jemaah gagal berhaji pada Selasa, 28 Mei 2024.

"Tahun lalu teman-teman, ada jemaah haji asal Indonesia yang gagal berhaji, beliau gagal wukuf di Arafah karena ketiduran," cerita pemilik akun tersebut. 

Lebih disayangkannya lagi, jemaah haji tersebut berangkat menggunakan visa haji furoda yang harganya sangat mahal. Visa furoda merupakan visa resmi dari Kerajaan Arab Saudi ini bahkan harganya mencapai ratusan juta hingga Rp1 miliar.

"Tapi Allah mentakdirkan beliau untuk ketiduran sehingga tidak wukuf di Arafah, padahal haji itu wukuf di Arafah," sambungnya lagi.

Ia pun menjelaskan pentingnya wukuf di Arafah. Biasanya jemaah haji yang misalnya sakit dan di rawat di rumah sakit, akan dibawa menggunakan ambulans untuk bisa wukuf di Arafah walaupun keadaannya kritis dan tidak kuat berjalan juga akan memakai kursi roda.

Konten yang disukai oleh lebih dari 25,3 ribu pengguna TikTok itu pun mendapat beragam komentar. Di antaranya juga mengungkap pengalaman pribadinya saat bisa haji dan umrah.


Komentar Warganet

Jemaah haji Indonesia yang berangkat dari Madinah mengambil miqat makani di Masjid Dzulhulaifah atau Bir Ali sebelum ke Makkah untuk umrah. (Foto: MCH PPIH Arab Saudi)

"Masa teman-teman tidak ada yang cari dan bangunkan, kasihan," komentar seorang warganet.

"Kalau Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi," yang lain menimpali.

"Setuju, semua itu kehendak Allah SWT," balas warganet.

"Itu kuasa Allah. Bisa jadi teman-temannya dibuat lupa atau apapun itu hingga dia terlupakan," kata warganet lagi.

"Ga sempat ya kak, kita di sana akan sibuk dengan urusan masing-masing," sambung warganet.

"Mungkin penglihatan mereka ditutup untuk yang ketiduran," seloroh warganet.

"Kan ada pendamping travel, memang tidak diabsen dulu saat mau ke Mina. Kan sebelum ke Arafah ke Mina dulu, aneh kalau ketiduran di hotel," yang lain menanyakan.

"Kalau Allah dah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Keajaiban Allah itu suka di luar logika manusia, gatau perbuatan dia gimana sampai Allah gak bangunkan dia," balas warganet lagi.

"Namanya juga kehendak Allah buuu, siapa yang bisa mengubah," kata warganet. 


Kemenag Luncurkan Aplikasi Kawal Haji

Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan aplikasi Kawal Haji. Aplikasi ini dihadirkan untuk memudahkan masyarakat menyampaikan beragam persoalan penyelenggaraan ibadah haji. (Foto: Humas Kemenag)

Mengutip dari Tim Hot Liputan6.com, baru-baru ini Kementerian Agama baru saja meluncurkan aplikasi Kawal Haji, sebuah inovasi digital untuk meningkatkan pelayanan dan transparansi bagi calon jamaah haji Indonesia. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah akses informasi terkait haji, mulai dari pendaftaran hingga pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.

Dengan fitur-fitur yang lengkap dan user-friendly, Kawal Haji diharapkan menjadi solusi efektif dalam mendukung kelancaran perjalanan ibadah haji. Aplikasi Kawal Haji menawarkan berbagai fitur seperti status pendaftaran, jadwal keberangkatan, serta informasi penting lainnya yang dapat diakses secara real-time oleh calon jamaah.

Melalui aplikasi ini, jamaah dapat memantau perkembangan proses haji mereka dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan layanan bantuan dan panduan lengkap tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

Dilansir dari situs Kemenag RI, Kawal Haji adalah aplikasi terbaru yang dirilis Kementerian Agama RI terkait penyelenggaraan ibadah haji. Aplikasi Kawal haji menjadi kanal penghubung antarjemaah haji, petugas, keluarga, dan publik, serta stakeholder lainnya.


Membantu Penyelenggaraan Ibadah Haji

Suasana di Pemakaman Baqi sebelah Masjid Nabawi, Madinah. Jemaah haji Indonesia yang wafat di Madinah akan dimakamkan di Pemakaman Baqi. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Selain itu, jemaah juga dapat melapor, saling bantu, berbagi info dan mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji. "Ini juga menjadi bagian dari komitmen Kemenag terhadap proses keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan ibadah haji," kata Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, yang dikutip oleh Liputan6.com pada Selasa, 28 Mei 2024. 

Aplikasi ini didesain agar setiap jemaah, keluarga, dan juga petugas bisa saling bantu jika ada persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan haji, khususnya yang dialami jemaah. Menurut Wibowo, aplikasi ini hadir dengan dua fitur utama. Pertama, pelaporan jemaah, khususnya berkenaan dengan layanan konsumsi, akomodasi, transportasi, termasuk jika ada jemaah terpisah dari rombongan, atau lupa arah pulang ke penginapan.

Kedua, deteksi lokasi dan pergerakan jemaah untuk memudahkan proses pencarian jika ada jemaah yang tersesat. "Saat ini Kawal Haji fokus ke penyelesaian masalah utama, yaitu kanal komunikasi pelaporan. Halaman beranda dari Kawal Haji akan melampirkan daftar laporan, dengan prioritas berdasarkan keterbaruan dan dukungan," kata Wibowo.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya