Liputan6.com, Seoul - Korea Utara mengirim 90 buah balon yang membawa selebaran propaganda dan sampah. Balon ini dilaporkan sengaja dikirim dan terjatuh di dua provinsi di dekat perbatasan Korea Selatan.
Akibat aksi dari Korea Utara, pihak Korsel langsung memberi peringatan ke penduduknya untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Advertisement
Militer Korea Selatan pada Rabu (29/5/2024) menimbau agar warga tidak menyentuh balon putih dan kantong plastik yang menempel di dalamnya karena mengandung "sampah kotor".
Balon-balon yang ditemukan di Provinsi Gyeonggi dan Gangwon kini sedang dianalisis oleh otoritas terkait.
"Gundukan kertas bekas dan sampah akan segera tersebar di wilayah perbatasan Korea Selatan. Negara ini akan merasakan secara langsung betapa besarnya upaya yang diperlukan untuk mengatasinya," kata Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara Kim Kang Il dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip BBC, Rabu (29/5).
Penggunaan Balon dalam Kampanye Propaganda
Korea Utara dan Selatan sama-sama menggunakan balon dalam kampanye propaganda sejak Perang Korea pada tahun 1950-an.
Insiden baru-baru ini terjadi beberapa hari setelah Korea Utara mengatakan akan melakukan pembalasan terhadap "kegiatan menyebarkan selebaran dan sampah lainnya" di wilayah perbatasan yang kerap dilakukan oleh para aktivis di Korea Selatan.
Sebelumnya pada Selasa (28/5) malam, penduduk yang tinggal di utara ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan di wilayah perbatasan menerima pesan teks dari pemerintah provinsi yang meminta mereka untuk "menahan diri dari aktivitas di luar ruangan". Mereka juga diminta untuk membuat laporan ke pangkalan militer atau kantor polisi terdekat jika mereka melihat benda tak dikenal.
Foto-foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan tas-tas yang diikatkan melalui tali ke balon putih tembus pandang yang membawa tisu toilet, tanah gelap, baterai, dan isi lainnya. Petugas polisi dan militer terlihat di beberapa foto ini.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa "beberapa balon yang jatuh membawa sesuatu yang terlihat seperti kotoran jika dilihat dari bau dan warna yang gelap".
Militer Korea Selatan mengutuk tindakan tersebut sebagai "pelanggaran nyata terhadap hukum internasional".
"Ini sangat mengancam keselamatan rakyat kami. Korea Utara sepenuhnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi akibat balon-balon tersebut dan kami dengan tegas memperingatkan Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan tidak manusiawi dan kasar ini," kata militer.
Selain propaganda anti-Pyongyang, para aktivis di Korea Selatan telah meluncurkan balon yang membawa antara lain uang tunai, konten media yang dilarang, dan bahkan Choco Pies – makanan ringan Korea Selatan yang dilarang di Korea Utara.
Advertisement
Saling Luncurkan Balon
Awal bulan ini, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Korea Selatan mengklaim telah mengirimkan 20 balon yang membawa selebaran anti-Pyongyang dan stik USB berisi musik pop Korea dan video musik melintasi perbatasan.
Parlemen Seoul mengesahkan undang-undang pada bulan Desember 2020 yang mengkriminalisasi peluncuran selebaran anti-Pyongyang, namun para kritikus menyuarakan kekhawatiran terkait kebebasan berbicara dan hak asasi manusia.
Korea Utara juga meluncurkan balon ke arah selatan yang menyerang para pemimpin Seoul. Dalam salah satu peluncurannya pada tahun 2016, balon-balon tersebut dilaporkan membawa tisu toilet, puntung rokok, dan sampah. Polisi Seoul menggambarkannya sebagai "zat biokimia yang berbahaya".