Liputan6.com, Jakarta - Aksi tentara Israel makin mendapat sorotan karena semain gencar menyerang warga sipil di Gaza dan yang terbaru di Kota Rafah. Kota di Palestina itu tengah berduka, karena banyak korban yang tewas secara mengenaskan akibat serangan yang datang dari Israel.
Serangan Israel terhadap para pengungsi Palestina telah menewaskan puluhan korban jiwa. Jumlah korban di Kota Rafah, sebelah selatan Jalur Gaza Palestina pun semakin terus bertambah sejak Selasa, 28 Mei 2024.
Advertisement
Dilansir dari laman Aljazeera, Selasa, serangan udara tentara Israel tepatnya menyebabkan 45 orang tewas. Sebagian besar dari mereka yang menjadi korban tewas didominasi oleh wanita dan anak-anak.
Situasi mengerikan yang tengah terjadi di Rafah, langsung membuat sejumlah masyarakat maupun warganet di dunia membuat seruan 'All Eyes on Rafah'. Seruan tersebut jadi pemuncak trending topic di plaform X atau Twitter, bersamaan dengan banyaknya kecaman warganet dunia terhadap aksi biadab yang dilakukan Israel.
Dari seruan 'All Eyes on Rafah' yang menggema di X, beredar banyak ilustrasi maupun video menyayat hati terkait serangan Israel pada para pengungsi Palestina viral di media sosial (medsos). Salah satunya sangat menyayat hati dan banyak disebut jadi simbol kekejaman tentara Israel terhadap anak-anak. Ilustrasi itu berupa gambar seorang anak balita tanpa kepala yang digendong oleh seorang pria.
Ilustrasi itu salah satunya dibagikan olej akun X @REVMAXXING pada Selasa. ilustrasi mengerikan itu menggambarkan betapa kejam dan tragisnya serangan Israel pada para pengungsi Palestina. Tak heran lustrasi tersebut juga membuat #RafahOnFire dan 'All Eyes on Rafah' menempati trending topic global sejak Senin 27 Mei 2024 hingga hari ini, Rabu (28/5/2024).
Tagar All Eyes on Rafah Jadi Trending Topic
Tagar 'All Eyes on Rafah' sampai berita ini ditulis terlihat sudah dibagikan sebanyak 960 ribu kali. Unggahan ilustrasi yang menyayat hati tentang serangan Israel ke Rafah itu pun mendapat banyak komentar dari warganet.
"Saya tidak kuat melihat videonya. Itu adalah pemandangan mengerikan menyaksikan anak tanpa kepala," komentar seorang warganet.
"Anda sadar, jika Hamas tidak pernah memasuki Israel dan melakukan kekejaman terhadap warga Israel yang tidak bersalah.. Hal ini bahkan tidak akan terjadi saat ini. Ingatlah itu," kata warganet lain.
"Ini adalah Genosida. Pengeboman di kamp pengungsi adalah pembersihan etnis #AllEyesOnRafah #FreePalestine," ujar warganet yang lain.
"Sumpah kesel banget sama israel ini semoga aja Allah segera turunkan azab ke israel gw dah muak #AllEyesOnRafah," timapl warganet lainnya.
Di sisi lain, militer Israel pada hari Selasa, membantah bertanggung jawab atas pembunuhan sedikitnya 21 warga Palestina di kamp pengungsi di barat Rafah.
Advertisement
Klaim Israel
Sebelumnya, Komite Darurat Rafah menyebutkan bahwa setidaknya 21 orang tewas pada hari Selasa dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi di daerah al-Mawasi. Itu merupakan serangan ketiga di daerah yang ditetapkan oleh Israel sebagai "zona aman" dalam 48 jam terakhir.
"Bertentangan dengan laporan beberapa jam terakhir, IDF (militer Israel) tidak menyerang di area kemanusiaan di al-Mawasi," klaim juru bicara IDF Daniel Hagari, seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (29/5/2024)., mengutip kanal Global Liputan6.com
Sementara itu, meskipun mendapat kecaman internasional, militer Israel kembali melancarkan serangannya ke kamp pengungsi Tel al-Sultan di Rafah pada Selasa pagi, mengakibatkan sejumlah kematian warga Palestina dan korban luka. Sebelumnya, serangan Israel ke wilayah yang sama pada hari Minggu, 26 Mei 2024, menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina.
Israel memperluas serangan daratnya di Rafah pada hari Selasa, di mana tank-tanknya dilaporkan telah mencapai pusat kota. Perluasan serangan Israel ke Rafah membuat mereka hampir sepenuhnya menguasai wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia, sebuah zona penyangga demiliterisasi yang membentang di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Mesir.
Resolusi untuk Hentikan Pembunuhan di Rafah
Tentara Israel sejauh ini telah menguasai hampir dua pertiga wilayah koridor saat mereka terus melakukan pengeboman dan penembakan besar-besaran. Melansir CNA, setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa mengenai perkembangan terakhir di Rafah, Duta Besar Aljazair untuk PBB Amar Bendjama mengatakan negaranya akan mengusulkan rancangan resolusi untuk "menghentikan pembunuhan di Rafah".
Otoritas Kesehatan Jalur Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 36.000 orang tewas dalam serangan membabi buta Israel sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim pihaknya ingin membasmi batalion terakhir Hamas yang bersembunyi di Rafah dan menyelamatkan sandera yang diculik dalam serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober.
Sementara itu, pemerintahan Joe Biden mengatakan pada hari Selasa, pihaknya memantau dengan cermat penyelidikan atas serangan udara mematikan Israel ke kamp pengungsi Palestina Tel al-Sultan di Rafah.Namun, Amerika Serikat (AS) menyatakan serangan Israel tersebut bukanlah operasi darat besar-besaran yang melanggar toleransinya.
"Israel sudah mengatakan itu adalah kesalahan tragis," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih seperti dilansir CNA pada Rabu ketika ditanya apakah serangan Israel itu termasuk dalam jenis 'kematian dan kehancuran' yang telah diperingatkan oleh para pejabat AS dapat mengakibatkan tertahannya lebih banyak bantuan ke Israel.
Advertisement