Pasar Kripto Diramal Redup Pekan Ini

Bitcoin harus bertahan di atas level support utama di USD 66.000 untuk menjaga momentum bullish

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 29 Mei 2024, 16:15 WIB
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto mencatat kenaikan signifikan minggu lalu di tengah sentimen bullish. Persetujuan ETF Ethereum spot AS membuat Bitcoin bersama dengan sebagian besar altcoin menguat minggu lalu di tengah meningkatnya optimisme. 

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan terdapat beberapa volatilitas, terutama karena investor mengambil jeda dan mencari kejelasan lebih lanjut. 

Di awal pekan ini, harga Bitcoin bahkan sempat mendapatkan kembali level USD 70.000 karena kabar Bursa Eropa menguat yang dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga European Central Bank (ECB). 

“Namun, kenaikan tersebut tidak berlangsung lama, dan BTC kembali ditekan oleh tren penurunan sehingga kembali diperdagangkan di bawah level USD 70.000,” kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Rabu (29/5/2024).

Ia menambahkan, Bitcoin harus bertahan di atas level support utama di USD 66.000 untuk menjaga momentum bullish, namun hambatan seperti data inflasi PCE AS dan banyaknya pidato pejabat The Fed dapat menghilangkan sentimen positif dari pasar. 

Pidato Pejabat AS

Fyqieh menuturkan pekan ini, semua perhatian masih tertuju pada serangkaian pidato pejabat The Fed, yang diantisipasi untuk mendapatkan wawasan mengenai kebijakan suku bunga AS di masa depan. 

Sementara itu, para pelaku pasar sangat menantikan sinyal di tengah indikasi menurunnya inflasi AS. Pidato yang dijadwalkan meliputi Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, Gubernur Fed Lisa Cook, dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly pada 28 Mei.

“Pelaku pasar kripto juga akan terus memantau perkembangan dampak potensial terhadap harga aset di tengah berkembangnya sentimen ekonomi dan pertimbangan kebijakan,” jelasnya.

 


Indikator Inflasi AS

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Indikator inflasi AS, seperti data Personal Consumption Expenditures (PCE), diperkirakan akan dirilis pada tanggal 31 Mei mendatang. Meskipun data ekonomi AS terbaru lainnya menandakan penurunan inflasi, katalis negatif yang muncul dapat mengurangi sentimen investor. 

Di sisi lain, hal positif yang dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin adalah pencapaian ETF BTC. ETF Bitcoin Spot di AS mencapai tonggak sejarah 1 juta BTC, memegang 5% dari total pasokan. Tiga pemegang ETF Bitcoin teratas adalah Grayscale, BlackRock, dan Fidelity. 

Momentum diperdagangkannya Bitcoin dan Ethereum ETP di Bursa Efek London pada 28 Mei 2024, juga menjadi langkah signifikan yang menunjukkan semakin matangnya adopsi aset kripto oleh institusi keuangan tradisional. Banyak yang berspekulasi Bitcoin mungkin akan mengalami reli setelah pencapaian tersebut. 

 


Bitcoin dan Ethereum

Ilustrasi tambang Kripto. (Foto By AI)

Momen disetujuinya Bitcoin dan Ethereum ETP untuk diperdagangkan di Bursa Efek London memiliki dampak yang signifikan bagi pasar kripto, baik secara global maupun dalam negeri. 

Di level global, ini menandakan semakin diterimanya aset kripto oleh institusi keuangan besar dan regulator. Untuk pasar domestik, khususnya di Indonesia, momentum ini dapat mendorong pertumbuhan minat terhadap aset kripto. 

Pemilu AS yang akan datang mungkin berdampak pada harga Bitcoin menyusul komentar pro-kripto terbaru dari Donald Trump. Trump melanjutkan upayanya untuk mendapatkan dukungan dari komunitas kripto. Upaya Trump ini bisa sedikit memberi efek positif pada pasar kripto.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya