Mengenal Mutual Breakup Blues, Perpisahan yang Sudah Disepakati Bersama

Benarkah ada perpisahan yang bisa berjalan baik-baik saja? Kenali apa itu mutual breakup blues ketika Anda dan pasangan memutuskan untuk saling berpisah.

oleh Bella Zoditama diperbarui 01 Jun 2024, 16:03 WIB
Mengenal Mutual Breakup Blues, Perpisahan yang Sudah Disepakati Bersama (Photo by Rémi Walle on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak bisa dipungkiri jika hubungan antarmanusia itu memang sangat rumit. Terlebih jika menyangkut hubungan asmara dengan orang lain.

Walaupun kita sendiri sering menginginkan akhir cerita cinta yang begitu indah bak di negeri dongeng, tapi kenyataannya tidak semua hubungan yang terjalin bisa bertahan dengan lama. Ada kalanya, dua orang yang dulunya mencintai satu sama lain dan merasa tidak bisa dipisahkan, kemudian bersepakat untuk mengakhiri hubungan yang sudah dijalani.

Inilah yang disebut juga dengan mutual breakup blues. Diansir dari Pinkvilla, Rabu (29/5/2024), kita akan mengetahui seperti apa mutual breakup blues itu.

Sebab, ini adalah fase yang menantang dalam jaringan hubungan manusia yang kompleks. Selain itu, fase tersebut juga dapat ditandai dengan kedewasaan, rasa hormat, dan upaya mencapai kebahagiaan individu.

Pengertian Mutual Breakup Blues

Mutual breakup blues, juga dikenal sebagai beneficial breakup, terjadi ketika kedua pasangan dalam hubungan yang berkomitmen membuat keputusan bersama. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan dengan cermat dan komunikasi terbuka, untuk mengakhiri hubungan mereka sebelumnya tanpa kemarahan atau kepahitan.

Hal ini terjadi karena adanya beberapa alasan, seperti semakin terpisahnya hubungan, perubahan tujuan hidup, atau berkurangnya rasa kecocokan dalam hubungan romantis. Namun, yang membedakannya dengan perpisahan biasanya adalah tidak adanya kemarahan atau kebencian.

Sebaliknya, kondisi ini mewakili pendekatan yang matang dan penuh kasih sayang untuk menjalin hubungan romantis. Kemudian, hal ini juga didasarkan pada pemahaman yang memungkinkan kedua individu untuk menjaga rasa hormat dan penghargaan satu sama lain.

Seringkali, mereka yang sedang putus cinta masih peduli satu sama lain dan bahkan mungkin menjadi teman atau sesekali tetap berhubungan. Terutama jika mereka memiliki persahabatan yang solid dan tulus sebagai landasan hubungan mereka.


Tanda-Tanda dari Mutual Breakup Blues Akan Terjadi

Ilustrasi konflik dalam keluarga, pasangan bertengkar. (Photo by RODNAE Productions from Pexels)

Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah hubungan Anda dan pasangan sebenarnya sedang memasuki fase mutual breakup blues? Setidaknya ada beberapa tanda yang akan dirasakan, di antaranya:

1. Menurunnya komunikasi

Jika komunikasi Anda dan pasangan berkurang secara signifikan, menghindari percakapan yang mendalam, atau lebih sedikit berbagi tentang kehidupanmu, hal ini dapat mengindikasikan semakin besarnya jarak emosional.

2. Hilangnya rasa keintiman

Menurunnya keintiman fisik atau kedekatan emosional mungkin menandakan terputusnya hubungan antara Anda dan pasangan.

3. Seringnya berselisih

Meningkatnya konflik dan pertengkaran, terutama mengenai isu-isu mendasar, dapat menunjukkan bahwa kalian semakin terpisah.

4. Tidak memiliki rencana masa depan

Jika diskusi mengenai rencana, seperti hidup bersama atau menikah, terhenti atau menjadi tegang, hal ini mungkin mengindikasikan perbedaan tujuan jangka panjang.

5. Hilangnya kesenangan dan tawa

Jika Anda menemukan bahwa hubungan tersebut telah kehilangan rasa gembira dan tawa bersama, hal ini mungkin menunjukkan menurunnya kecocokan antara kalian berdua.

6. Timbulnya kebencian

Menumpuknya konflik yang belum terselesaikan dan meningkatnya perasaan kebencian terhadap satu sama lain dapat menjadi tanda bahwa hubungan semakin memburuk.

7. Selalu membahas tentang perpisahan

Diskusi terbuka atau penyebutan kemungkinan perpisahan merupakan indikator yang jelas mengenai permasalahan mendasar.

8. Berubahnya prioritas

Jika pasangan Anda atau Anda menilai kembali tujuan hidup Anda dan tidak lagi melihat hubungan tersebut sesuai dengan rencana tersebut, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda semakin menjauh.


Alasan Kenapa Mutual Breakup Blues Begitu Sulit

ilustrasi pasangan bertengkar/photo created by drobotdean - www.freepik.com

Walaupun terlihat kondisi ini begitu ideal, tapi mutual breakup blues pada kenyataannya mungkin akan sulit untuk dijalani. Beberapa alasannya antara lain:

1. Adanya keterikatan emosional

Dalam perpisahan, seringkali terdapat ikatan emosional yang kuat di antara pasangan. Berpisah dengan seseorang yang sangat Anda sayangi bisa sangat melelahkan secara emosional.

2. Rasa kehilangan

Keputusan untuk mengakhiri hubungan diambil setelah melalui pertimbangan yang matang. Artinya kedua pasangan tahu apa kerugiannya. Hal ini dapat menimbulkan rasa kehilangan dan kesedihan.

3. Adanya ketidakpastian

Putusnya hubungan dapat menimbulkan rasa ketidakpastian tentang masa depan. Pasangan mungkin mempertanyakan keputusan mereka, khawatir akan kesendirian, atau takut akan hal yang tidak diketahui.

4. Menyakut perasaan nostalgia

Kenangan positif dan sejarah bersama dapat memperparah beban emosional dari putusnya hubungan. Nostalgia bisa menimbulkan rasa rindu.

5. Tekanan sosial dan keluarga

Putusnya hubungan bisa menjadi rumit karena faktor eksternal. Misalnya karena ada tekanan dari teman atau keluarga yang mungkin tidak memahami keputusan tersebut.

6. Perubahan gaya hidup

Perpisahan seringkali berarti perubahan signifikan dalam kehidupan dan rutinitas sehari-hari, yang mungkin sulit untuk diadaptasi.

7. Perasaan merindukan masa lalu

Pasangan mungkin merindukan aspek-aspek positif dari hubungan tersebut. Meskipun mereka memahami bahwa yang terbaik adalah berpisah.


Tips Mengatasi Mutual Breakup Blues

Ilustrasi kegiatan terapi korban pembullyan pada terapis ahli. (Sumber foto: Pexels.com).

Mengetahui hubungan yang telah berakhir memang tidak mudah, maka dari itu coba ikuti tipsnya supaya Anda bisa move on dari mutual breakup blues ini. Cara yang bisa dilakukan yaitu:

1. Menyadari emosi Anda

Sangat penting untuk mengakui dan menerima emosi yang muncul setelah putus cinta tetapi tetap saling mencintai. Baik itu kesedihan, kemarahan, atau kebingungan, membiarkan diri Anda merasakan emosi tersebut adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk berduka atas berakhirnya suatu hubungan.

2. Memiliki dukungan

Mencari dukungan dari teman dan keluarga sangat penting selama masa yang penuh tantangan ini. Berbagi perasaan Anda dengan orang-orang terkasih dapat memberikan kenyamanan, rasa terhubung, dan pengingat bahwa Anda tidak sendirian dalam perjuangan Anda.

3. Tetapkan batasan

Menetapkan batasan yang jelas dengan mantan pasangan Anda sangatlah penting. Ini termasuk membatasi kontak. Terutama pada tahap awal putusnya hubungan, untuk memberikan ruang dan waktu bagi diri Anda untuk pulih tanpa gangguan.

4. Lakukan self-care

Prioritaskan self-care untuk memelihara kesejahteraan fisik dan emosional Anda. Caranya dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, meditasi, dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

5. Mencari kesibukan

Terlibat dalam aktivitas dan hobi yang Anda sukai bisa menjadi pengalih perhatian yang ampuh. Ini mengalihkan fokus Anda, mengisi waktu Anda dengan pengalaman positif, dan membantu mencegah perenungan berlebihan.

6. Cari bantuan profesional

Jika perpisahan itu sangat menantang atau jika Anda merasa sulit mengendalikan emosi, pertimbangkan untuk mencari terapi atau konseling. Seorang profesional dapat memberikan bimbingan, dukungan, dan strategi untuk penyembuhan.

7. Rayakan kemenangan kecil

Akui dan rayakan kemajuan Anda, bahkan pencapaian terkecil sekalipun. Setiap langkah maju adalah kemenangan dalam perjalanan Anda menuju penyembuhan dan pertumbuhan pribadi.

Infografis Jangan Pakai GPS Saat Berkendara. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya