Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak delapan warga negara Indonesia sekaligus relawan lembaga kemanusiaan MER-C masih bertahan di Jalur Gaza, di tengah meningkatnya eskalasi konflik di kawasan tersebut. Seluruhnya masih mengemban tugas kemanusiaan pasca serangan Israel ke wilayah tersebut semakin intens.
"Sesuai dengan kebijakan MER-C, mereka tetap bertugas di sana sambil menunggu proses rotasi berikutnya," kata Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Judha Nugraha dalam konferensi pers bersama media, Rabu (29/5/2024).
Advertisement
MER-C sebenarnya telah mengirimkan tiga relawan lagi untuk bertugas di Gaza dan melakukan rotasi dengan rekannya. Namun, proses rotasi tersebut terhambat pasca serangan Israel terhadap Rafah.
"Jadi selama ini proses rotasi, entry dan exit itu menggunakan border dari Gaza menuju ke Mesir," lanjut Judha.
Judha menyebut bahwa Kementerian Luar Negeri RI telah menjalin koordinasi dengan MER-C, WHO dan emergency medical team WHO di lapangan.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan MER-C terkait dengan penetapan relawan MER-C yang ada di Gaza. Yang penting adalah para relawan tersebut memahami risiko yang ada di dalam," ungkap Judha.
Sementara itu, MER-C sendiri telah memiliki rencana kontinjensi terhadap relawannya apabila situasi semakin tidak kondusif.
Pemerintah RI Juga Siapkan Rencana Kontinjensi
Di sisi lain, Judha mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri RI juga telah menyiapkan rencana kontinjensi atas kemungkinan eskalasi di beberapa titik.
"Rencana kontijensi ini sudah dibangun oleh masing-masing perwakilan yang ada di Timur Tengah untuk mengantisipasi jika ada eskalasi yang lebih lanjut yang membahayakan posisi atau keselamatan keluarga negara kita yang ada di sana," jelas dia.
Sesuai dengan rencana kontijensi, KBRI Amman sudah menetapkan wilayah Israel dan Palestina siaga 1, KBRI Teheran menetapkan wilayah Teheran siaga 2, KBRI Beirut menetapkan wilayah Lebanon Selatan siaga 1 dan wilayah Lebanon lainnya, termasuk Beirut siaga 2.
Judha menyebut bahwa saat ini terdapat 130 WNI di Israel, 8 WNI di Gaza, 2.361 WNI di Suriah, 217 WNI di Lebanon, 387 WNI di Iran dan 553 WNI di Irak.
"Perlu kami sampaikan bahwa jumlah tersebut dalah warga negara kita yang tercatat dan aktif melakukan pelaporan, jadi ada kemungkinan ada warga negara yang tinggal di negara tersebut dan tidak melakukan pelaporan, tidak tercatat," ungkap Judha.
Advertisement