Kripto Sering Disebut Tak Punya Nilai Intrinsik, Ini Penjelasan LUNO Indonesia

Meskipun mengalami pertumbuhan signifikan ternyata masih terdapat beberapa sentimen negatif yang mengelilingi aset kripto, salah satunya adalah aset kripto sering dianggap tidak memiliki nilai intrinsik.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 29 Mei 2024, 19:54 WIB
Interim Country Manager Luno Indonesia, Aditya Wirawan (Foto: Liputan6.com/Gagas YP)

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi aset kripto di Indonesia masih terus bertumbuh, data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Per April 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 20,16 juta orang. 

Meskipun mengalami pertumbuhan signifikan ternyata masih terdapat beberapa sentimen negatif yang mengelilingi aset kripto, salah satunya adalah aset kripto sering dianggap tidak memiliki nilai intrinsik karena tidak memiliki bentuk fisik. Lantas apa benar aset kripto tidak memiliki intrinsik? 

Terkait hal ini, Interim Country Manager Luno Indonesia, Aditya Wirawan menuturkan, anggapan aset kripto tidak memiliki nilai intrinsik adalah mitos. Dia menuturkan, aset kripto memiliki nilai intrinsik yang bisa dilihat dari whitepaper aset kripto. 

"Jika di saham sebelum investasi saya bisa dicek dulu laporan keuangannya begitu juga dengan kripto bisa kita lihat semacam hal intrinsik fundamental yang bisa kita lihat dari aset kripto tersebut di whitepaper,” kata Aditya Media Visit dan Edukasi Perihal Aset Kripto Bersama LUNO bertema Mengupas Tuntas Mitos-mitos Seputar Bitcoin dan Aset Kripto, Rabu (29/5/2024). 

Aditya menambahkan nilai intrinsik aset kripto bisa dilihat dari dua hal yaitu proyek dan token economics (tokenomics). Dalam proyek aset kripto, investor bisa melihat apakah koin atau token tersebut bisa menyelesaikan sebuah masalah penting dan bisa diselesaikan oleh teknologi blockchain.

"Contohnya aset kripto XRP Coin milik Ripple yang bisa mengirimkan hingga 1.500 transaksi/detik, lebih cepat dari SWIFT (bank transfer antar negara),” ujar Aditya. 

Sedangkan dari segi tokenomics, investor bisa melihat supply dan demand dari aset kripto tersebut. Aditya menyebut hal ini penting agar investor dapat melihat berapa banyak suplai aset kripto tersebut apakah terlalu banyak dan dapat menyebabkan harga turun drastis.

"Bitcoin misalnya memiliki supply yang terbatas. Saat ini sekitar 19,5 juta Bitcoin beredar dari total 21 juta koin,” ujar Aditya. 

 


Mitos Lain yang Beredar

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Selain sering dianggap sebagai aset yang tidak memiliki nilai intrinsik, Aditya menjelaskan aset kripto juga sering dianggap terlalu volatile sehingga tidak layak sebagai aset investasi. 

Aditya membenarkan aset kripto seperti Bitcoin memang memiliki volatilitas tinggi, tetapi untuk aset investasi, Bitcoin masih cocok sebagai investasi jangka panjang. 

"Meskipun jika melihat grafik, jangka pendek Bitcoin volatile, tetapi secara jangka panjang cenderung bergerak naik,” kata dia. 

Aditya menuturkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi gerak harga Bitcoin yaitu pasokan dan permintaan dari masyarakat serta institusi, Regulasi pemerintah, peristiwa global seperti perang, dan pemberitaan atau opini figur berpengaruh. 

Belum Terlambat Investasi Bitcoin

Harga Bitcoin sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa di level USD 73.737 atau setara Rp 1,19 miliar (asumsi kurs Rp 16.181 per dolar AS) pada Maret lalu. Aditya mengungkapkan masih belum telat untuk berinvestasi Bitcoin karena saat ini pengembangan aset kripto masih berada pada tahap awal adopsi. 

"Jika dibandingkan aset lain, Bitcoin dan aset kripto tergolong masih dalam tahap awal pengembangan. Seiring perkembangan teknologi, nilai dari Bitcoin dan aset kripto akan semakin nyata dengan solusi-solusi yang ditawarkan, antara lain sebagai penyimpan nilai, sebagai alat transfer, dan sebagai super-computer,” pungkas Aditya. 

Selain itu, saat ini aset kripto mulai diminati investor institusional. Hal ini terlihat dari persetujuan ETF Bitcoin Spot pada Januari 2024 oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Ini membuat kepercayaan akan Bitcoin sebagai sebuah aset investasi institusional akan terus meningkat.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Luno Indonesia Ingatkan Volatilitas Aset Kripto

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Sebelumnya, dalam sepekan terakhir, Bitcoin telah menembus USD 68.000 atau sekitar Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.575 per dolar AS). Bitcoin telah menembus harga tertingginya terhadap Rupiah, yang didorong oleh pertumbuhan pesat pasar Bitcoin secara global.

Country Manager Interim Luno Indonesia Aditya Wirawan mengatakan, momentum bullish di pasar Bitcoin ini sebagian besar didukung oleh sentimen positif setelah persetujuan spot ETF Bitcoin oleh SEC di AS, serta aliran dana yang masuk ke dalam ETF Bitcoin tersebut.

“Penting untuk diperhatikan juga meskipun halving Bitcoin yang akan terjadi di bulan April ini biasanya diikuti pergerakan harga yang positif, namun riwayat kinerja sebelumnya bukanlah indikator kinerja di masa depan,” kata Aditya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/3/2024).

Aditya menambahkan, perusahaan pemilik bitcoin (BTC) terbesar saat ini, MicroStrategy, telah menambah 3.000 token bitcoin yang bernilai setara dengan USD 155 juta atau setara Rp 2,4 triliun. Ini meningkatkan kepemilikan bitcoin mereka menjadi 193.000 koin. Pembelian ini dilakukan di antara 15-25 Februari lalu.

 

 


Prediksi Harga Bitcoin

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Terkait pergerakan Bitcoin ke depannya, para analis memprediksi terjadinya koreksi harga usai tren naik tersebut. Meskipun demikian, prediksi terkait koreksi ini pun cukup sulit dilakukan akibat sifat dinamika pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Faktor-faktor yang mempengaruhi harga dan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa dibilang hanya baru-baru ini terjadi, sehingga kepastian bahwa tren pergerakan naik ini akan berlangsung selama jangka waktu panjang sangat sulit diprediksi,” ujar dia.

Aditya mengingatkan, juga momentum ini merupakan momen positif yang harus diiringi dengan edukasi karena sifat volatil dari aset kripto.

“Kami selalu mendorong investor untuk selalu mempelajari dan menerapkan pengambilan keputusan yang bijak sebelum berinvestasi. Karena sifat volatil dari aset kripto, kami menyarankan para investor untuk tidak menginvestasikan uang lebih dari kemampuan mereka,” pungkas Aditya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya