Gus Baha Ungkap Maksud Sholat Sunnah Qabliyah Subuh Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya

Gus Baha menerangkan maksud sholat sunah qabliyah subuh yang keutamaannya melebihi dunia dan Seisinya

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2024, 09:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)

Liputan6.com, Cilacap - Ulama ahli Al-Qur'an asal Rembang yang merupakan Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau populer dengan sapaan Gus Baha menerangkan maksud keutamaan sholat qabliyah Subuh atau sholat sunnah yang dilaksanakan sebelum waktu Subuh.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sholat sunnah qabliyah Subuh itu keutamaannya lebih baik dari dunia dan seisinya. Berikut ini lafal hadisnya:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).

Lantas apa yang dimaksud dengan lebih baik dari dunia dan seisinya ini? Agar tidak salah faham, simak penjelasan Gus Baha berikut ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Maksudnya

Gus Baha (SS: YT Short @khairazzaadittaqwa)

Gus Baha menerangkan maksud fadhilah atau keutamaan sholat qabliyah Subuh yang diterangan Rasulullah SAW, yakni lebih baik dari dunia dan seisinya.

“Nabi pernah bersabda, kamu harus sholat kalau bisa sholat sebelum subuh,” terangnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube @Sudarnopranoto, Rabu (29/05/2024).

“Fadhilahnya sholat sebelum Subuh itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya,” sambungnya.

Rupanya maksud sabda Rasulullah perihal keutamaan sholat sunah sebelum Subuh ini banyak yang belum memahaminya.

“Itu kalau orang seperti kamu mesti tidak faham, saya jamin tidak faham, maksudnya bagaimana?” kelakarnya.

Gus Baha menjelaskan bahwa yang dimaksud lebih baik dari dunia dan seisinya ini bahwa yang lebih baik dari dunia dan seisinya di akhirat kelak ialah sholat tersebut.

“Sekarang saya fahamkan, maksudnya Nabi itu, kamu kenal Rukhin dan Mustofa tidak ada gunanya,” jelasnya.

“Tapi kalau sujud itu ada gunanya. Besok di akhirat ya itu yanglebih baik dari dunia dan seisinya,” imbuhnya.

Apalagi jika kita hanya membatasi keutamaan qabliyah subuh itu dikaitkan hanya dengan keberuntungan materi semata. Menurut Gus Baha itu sangat keliru.

“Jangan kemudian difahami, aku kalau sudah sholat sebelum Subuh nanti akan punya uang banyak, kapitalis itu,” tandasnya.


Tata Cara Sholat Sunah Qabliyah Subuh

Ilustrasi sholat tasbih (dok.Freepik)

Menukil NU Online, banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum shubuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunnah fajar. Adapula yang menamainya sebagai shalat sunnah subuh karena dilakukan sesebelum shalat subuh. Ada pula yang mengatakan shalat sunnah barad mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin.

Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali. Oleh karena itu dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi memperbolehkan niat shalat dua rakaat subuh ini dengan berbagai macam istilah tersebut. Misalkan ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala. Atau boleh juga ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala sunnatas subhi, dan seterusnya. Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.

Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam shalat, mengingat predikat shalat ini adalah shalat sunnah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya.

Selain itu alasan kebergegasan dua rakaat ini adalah mengikuti Rasulullah saw (liitba’I sunnatir rasul) yang cukup membaca surat al-Kafirun dalam rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan al-Ikhlash (setelah al-fatihah)pada rakaat kedua.

Atau membaca Alam Nasyrakh (surat al-Insyirakh) pada rakaat pertama dan Alam Taro (Surah al-Fiil) pada rakaat ke dua. Secara praktis, tersebut pula dalam Nihayatuz zain anjuran untuk membaca wirid khusus setelah dua rakaat sambil menunggu shalat subuh. Bacaan itu adalah (1) Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa anta, 40 kali. (2) Surat Al-Ikhlas, 11 kali (3) Surat Al-Falaq, 1 kali (4) Surat An-Nas, 1 kali dan (5) Subhanallah wa Bihamdihi, Subhanallahil Adhim, Asytaghfirullah, 100 kali.

Demikianlah keterangan dua rakaat sebelum shalat subuh yang menurut sebagian ulama dikategorikan sebagai rawatib (sebagaimana shalat qabliyah lainnya) yang dilaksanakan sebelum shalat subuh.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya