Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak stabil setelah melemah pada Rabu, 29 Mei 2024 dengan sentimen investor yang hindari risiko yang lebih luas mengimbangi meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sebelum pertemuan pasokan OPEC+ pada Minggu.
Mengutip Yahoo Finance, Kamis (30/5/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati USD 79 per barel setelah turun 0,8 persen pada sesi sebelumnya. Harga minyak WTI susut 0,15 persen ke posisi USD 79,11. Sementara itu, harga minyak Brent mendekati USD 84. Harga minyak tergelincir 0,19 persen ke posisi USD 83,44 per barel.
Advertisement
Adapun harga komoditas mengikuti penurunan obligasi dan saham Amerika Serikat setelah penjualan imbal hasil yang mengecewakan.
Harga minyak telah meningkat tahun ini karena meningkatnya geopolitik dan pembatasan produksi oleh OPEC+ meski prospek permintaan yang melemah di China telah menekan harga selama sebulan terakhir.
Koalisi tersebut, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia dijadwalkan bertemu secara online pada Minggu untuk meninjau kebijakan pasokan dan diperkirakan memperpanjang pengurangan produksi hingga semester II 2024.
Harga Minyak Menguat
Sebelumnya, harga minyak mentah AS naik hampir 3% pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak ini melambung setelah mencatat kerugian minggu lalu karena pasar fokus pada pertemuan penting OPEC+ yang akan datang.
OPEC+ akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Minggu untuk meninjau kebijakan produksinya. Beberapa anggota OPEC+ secara sukarela menahan 2,2 juta barel per hari dari pasar untuk mendukung harga minyak dunia.
Dikutip dari CNBC, Rabu, 29 Mei 2024, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli mencapai USD 79,83 per barel, naik USD 2,11 atau 2,71%. Sampai saat ini, harga minyak mentah AS ini telah naik 11,4%.
Harga Minyak Brent
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Juli dipatok USD 84,22 per barel, naik USD 1,12 atau 1,35%. Patokan harga minyak global ini telah menguat 9,3%.
Analis Deutsche Bank Michael Hsueh mengatakan negara-negara OPEC+ kemungkinan tidak akan meningkatkan produksi mengingat harga Brent saat ini mendekati USD 80 per barel dibandingkan USD 90 per barel.
Analis Pialang Minyak PVM Tamas Varga memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam produksi minyak karena pertemuan tersebut dilakukan secara virtual.
Perkiraan Harga Minyak Brent
Deutsche Bank mempertahankan perkiraan Brent saat ini sebesar USD 83 per barel untuk kuartal kedua dan USD 88 pada paruh kedua tahun ini, dengan asumsi OPEC+ akan mempertahankan kebijakan produksinya pada hari Minggu.
Namun tekanan akan meningkat pada kelompok tersebut setelah pertemuan bulan Juni untuk meningkatkan produksi, yang dapat mendorong harga Brent di bawah USD 80 per barel, menurut Hsueh.
Arab Saudi memahami bahwa mempertahankan target harga minyak secara signifikan di atas harga impas USD 75 per barel untuk sektor minyak AS secara luas tidak berkelanjutan dalam jangka panjang, kata Hsueh. Sementara itu, stabilisasi produksi AS sejak September telah memberikan ruang bagi OPEC untuk melakukan manuver.
Advertisement
Menengok Arah Harga Minyak Dunia jelang Pertemuan OPEC+
Sebelumnya, harga minyak dunia berada di pola bertahan di awal perdagangan pada hari Senin karena pelaku pasar masih menunggu hasil dari pertemuan organisasi eksportir pengekspor minyak dan sekutunya atau biasa disebut OPEC+.
Rencananya, pertemuan organisasi ini akan berlangsung pada tanggal 2 Juni. Dalam pertemuan ini akan dibahas apakah OPEC+ akan tetep mempetahankan pengurangan produksi secara sukarela atau tidak.
Mengutip CNBC, Selasa (28/5/2024), harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia untuk kontrak bulan Juli naik tipis 11 sen menjadi USD 82,23 per barel pada pukul 00.36 GMT. Sedangkan untuk kontrak Agustus yang lebih aktif naik 13 sen menjadi USD 81,97 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 13 sen menjadi USD 77,85 per barel.
Hari libur umum di AS dan Inggris pada Senin diperkirakan akan membuat perdagangan relatif tipis.
Juru bicara OPEC pada hari Jumat kemarin mengumumkan bahwa pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, diundur satu hari menjadi 2 Juni dan akan diadakan secara online.
Para produsen minyak ini akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini. Sejauh ini tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan kemungkinan perpanjangan tersebut.
Dikombinasikan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari yang berlaku hingga akhir tahun, pengurangan produksi tersebut setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global.
Liburan AS
OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak akan relatif kuat pada tahun berikutnya sebesar 2,25 juta barel per hari, sementara Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan akan jauh lebih lambat sebesar 1,2 juta barel per hari.
Analis ANZ mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka akan memantau penggunaan bensin saat Belahan Bumi Utara memasuki musim panas, yang biasanya merupakan musim ramai untuk liburan mengemudi.
“Meskipun perjalanan liburan ke AS diperkirakan akan mencapai titik tertinggi pasca-COVID, peningkatan efisiensi bahan bakar dan kendaraan listrik dapat menyebabkan permintaan minyak tetap lemah,” kata para analis.
Namun mereka menambahkan hal itu bisa diimbangi dengan meningkatnya perjalanan udara.
Advertisement