Aljazair Ajukan Proposal ke DK PBB Desak Israel Hentikan Serangan di Rafah

Rancangan resolusi Aljazair menyatakan bahwa situasi bencana di Jalur Gaza merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Mei 2024, 14:02 WIB
Suasana Debat Terbuka Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk Palestina pada Selasa (23/1/2024). (Dok. Kemlu RI)

Liputan6.com, New York City - Aljazair telah mengedarkan proposal resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

Negara yang terletak di Afrika Utara itu juga mengajukan penghentian serangan militer Israel di Rafah, dikutip dari laman middleeastmonitor, Kamis (30/5/2024).

Menurut kantor berita Associated Press, rancangan resolusi Aljazair menyatakan bahwa situasi bencana di Jalur Gaza merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

Aljazair mengungkapkan keprihatinan serius mengenai kelaparan yang menyebar ke seluruh wilayah. Terutama di Jalur Gaza dan penderitaan warga Palestina yang mengungsi di wilayah selatan Rafah.

Rancangan resolusi tersebut menuntut agar Israel segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lainnya di Rafah.

Negara itu juga mengutuk penargetan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta infrastruktur sipil yang dilakukan Tel Aviv.

Gencatan senjata segera di Gaza harus dihormati oleh semua pihak, kata Aljazair seraya menegaskan kembali kepatuhan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya yang menyerukan Israel untuk membuka semua penyeberangan perbatasan.

Usulan Aljazair muncul terutama setelah serangan udara mematikan Israel yang melanda Rafah pada Minggu malam dan menyebabkan kebakaran di sebuah kamp pengungsi Palestina.

Sejak saat itu, banyak aksi mogok yang terjadi. Bahkan Tel Aviv secara terang-terangan mengabaikan dan secara langsung menolak seruan komunitas internasional untuk menghentikan tindakan tersebut.


China Desak Israel Dengarkan Seruan Internasional: Hentikan Serangan ke Rafah

Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina mengatakan pada 9 Mei 2024 sekitar 80.000 orang meninggalkan Rafah dalam tiga hari sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan. (Foto: AFP)

China pada Selasa (28/5/2024) menyatakan keprihatinan besar atas operasi militer Israel di Rafah, Jalur Gaza, di mana serangan mereka menewaskan 45 warga Palestina di kamp pengungsi Tel al-Sultan.

"Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, seperti dilansir CNA, Rabu (29/5).

 China juga menyatakan pihaknya sangat mendesak Israel untuk mendengarkan seruan masyarakat internasional dan menghentikan serangannya terhadap Rafah.

Sejak dimulainya perang Israel Vs Hamas pada Oktober 2023, China telah menyerukan gencatan senjata segera.

Secara historis, China bersimpati pada perjuangan Palestina dan mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Dan Presiden Xi Jinping menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Perang di Jalur Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan, yang diklaim mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang.

Hamas juga menyandera 252 orang, 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang diyakini tewas.

Sementara itu, serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.050 orang di Jalur Gaza, di mana sebagian besar warga sipil.

Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya